Warga yang bermukim di Cilegon, Banten, merasakan cuaca pagi hari lebih dingin dari biasanya dalam 2 hari terakhir. BMKG menyebut hawa dingin itu terjadi akibat embusan angin dari Indonesia bagian tengah.
Beberapa warga merasakan hawa dingin tak biasa ini saat pagi hari. Beberapa orang bahkan mengungkapkan dinginnya Cilegon layaknya di Puncak, Bogor, dan Dieng, Wonosobo.
Warganet juga ada yang menyebut suhu di Cilegon mencapai sekitar 20 derajat Celsius pada malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjelasan BMKG
Dikonfirmasi terpisah, Kasi Data dan Informasi Stasiun BMKG Serang, Tarjono, mengatakan hasil pengamatan BMKG, suhu udara minimum 23Β°C dan maksimum 32Β°C dengan kondisi perawanan lebih dominan awan menengah dan tinggi.
"Kondisi perawanan terpantau lebih dominan awan menengah dan tinggi sebenarnya hal ini masih kategori wajar dan normal," kata Tarjono, Kamis (30/6/2022).
Tarjono menjelaskan hawa dingin yang dirasakan 2 hari ini diperkirakan akibat berlangsungnya gangguan siklonik di atmosfer berupa gelombang Rossby ekuator. Gangguan siklonik ini menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Hawa dingin yang dirasakan oleh masyarakat satu atau dua hari kemarin bisa jadi karena adanya embusan angin dari Indonesia tengah tepatnya di NTT. Saat ini di wilayah NTT tengah berlangsung ada gangguan siklonik di atmosfer berupa gelombang Rossby ekuator yang bisa menyebabkan turunnya curah hujan kategori sedang hingga lebat," ujarnya.
Pihaknya memprediksi cuaca dingin tak biasa ini dapat terjadi hingga beberapa hari ke depan. Hal ini mengacu pada gangguan siklonik di Indonesia tengah.
"Jika mengacu pada fenomena gelombang Rossby yang terjadi di NTT, bisa jadi kita akan merasakan hawa dingin untuk beberapa hari ke depan," ujarnya.
Meski musim kemarau, cuaca dingin dapat dirasakan dan tak melulu tak ada hujan. Kondisi ini dipengaruhi oleh cuaca skala regional hingga global.
"Pada saat musim kemarau bukan berarti sudah tidak ada hujan sama sekali atau tidak adanya hawa dingin, hal demikian (hujan di musim kemarau) masih mungkin terjadi, dikarenakan cuaca yang terjadi di wilayah kita dipengaruhi juga oleh cuaca skala regional, bahkan cuaca global," ujarnya.
Simak Video 'Penampakan Embun Es Selimuti Dataran Tinggi Dieng':