Ancaman PA 212 Usir Dubes India Gegara Ulah Nupur Sharma

Ancaman PA 212 Usir Dubes India Gegara Ulah Nupur Sharma

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 18 Jun 2022 05:14 WIB
Massa dari Front Persaudaraan Islam (FPI), Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan GNPF-Ulama menggelar demonstrasi di depan Kedubes India, Jakarta Selatan, Jumat (17/6/2022). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes buntut penghinaan terhadap Nabi Muhammad oleh politisi India.
Foto:Massa dari Front Persaudaraan Islam (FPI), Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan GNPF-Ulama menggelar demonstrasi di depan Kedubes India, Jakarta Selatan, Jumat (17/6/2022) (Agung Pambudhy)
Jakarta -

Massa aksi yang tergabung dalam Front Persaudaraan Islam (FPI), Persaudaraan Alumni (PA) 212, dan GNPF-Ulama menggelar aksi mengecam pernyataan politikus India Nupur Sharma yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW di depan Kantor Kedutaan Besar India di Jakarta. Mereka mengancam akan mengusir Duta Besar India gegara ulah Nupur Sharma tersebut.

Aksi PA 212 tersebut dilakukan di depan Kedubes India, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat (17/6/2022). Polisi menyiagakan mobil Rantis, hingga Baracuda, serta 600 personel polisi untuk berjaga.

Masa aksi datang ke depan Kedubes India pada pukul 13.35 WIB. Mayoritas terlihat menggunakan pakaian berwarna hitam. Ada juga satu mobil komando yang dibawa ke lokasi aksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Massa aksi terlihat membawa beberapa atribut, seperti bendera Indonesia dan PA 212. Ada juga spanduk yang berisi tuntutan mereka.

Selain itu, terlihat massa yang membawa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid. Mereka terdengar meneriakkan takbir.

ADVERTISEMENT

Ancam Usir Dubes India

Tak hanya membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid, massa aksi pun membawa poster berisi tuntutan dan protes terhadap pernyataan politikus India Nupur Sharma yang dianggap menghina Nabi Muhammad.

"Stop Indian Moslem Genocide," tulis spanduk tersebut.

"Tidak ada toleransi untuk penghina Nabi Muhammad SAW," tulisnya.

Sekretaris Dewan Syuro PA 212 Slamet Maarif menyampaikan orasi di atas mobil komando. Dia mengancam mengusir Dubes India dari RI.

"Saya minta Dubes India tinggalkan Indonesia mulai besok. Silakan, bye bye, tinggalkan Indonesia sebelum kami semua yang memaksa Anda pulang ke India dengan tangan kami," ucap Slamet Maarif saat orasi di atas mobil komando.

Dia menyeru dengan bertanya apakah massa aksi siap mengusir Dubes India dari Indonesia. Slamet juga mengancam akan menurunkan bendera India.

"Saya pikir kantor Dubes India nggak ngontrak. Saya mau paksa turun benderanya eh ngontrak! Ngontrak aja belagu!" katanya.

"Siap usir Dubes India?" teriak Slamet.

"Siap," jawab massa aksi.

5 tuntutan demonstran. Simak di halaman selanjutnya.

Tonton juga: Bakso Semox Racikan Wanita Modis

[Gambas:Video 20detik]




5 Tuntutan Demonstran

Perwakilan demonstran diterima oleh Kedubes India di Jakarta. Terlihat, hanya tiga orang yang diperbolehkan masuk. Mereka membawa satu buah amplop ke dalam gedung.

Ketiganya adalah Ketua Bidang Advokasi DPP FPI Azis Yanuar, Korlap Aksi Ust Fery Kustanto, dan satu lainnya adalah Awid Mahsyuri.

Usai keluar dari Kantor Kedubes India, Korlap aksi Fery Kustanto menyebut bahwa mereka tidak bertemu langsung dengan Duta Besar India untuk Indonesia. Namun, surat berisi lima tuntutan sudah disampaikan.

"Tadi sudah disampaikan oleh pihak penyewa gedung bahwa pengelola Kedubes India ini pengecut. Tidak mau menerima kita. Namun minimal surat pernyataan kita sudah sampai ke sana," ujar korlap aksi Fery Kustanto dari atas mobil komando, Jumat (17/6/2022).

Fery mengatakan ada islamofobia di India. Hal itu, katanya, terlihat dari penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

"Kemudian penghinaan, pelecehan, bahkan pembunuhan serta tindakan diskriminatif lainnya terhadap muslim India," ucapnya.

Berikut lima tuntutan aksi 1706 bela Nabi Muhammad SAW:

1. Mengutuk dan mengecam keras sikap Islamofobia yang ditunjukkan oleh rezim berkuasa di India, serta menuntut rezim berkuasa di India untuk menghentikan tindakan diskriminatif terhadap muslim India dan menegakkan hukum terhadap pelaku penghinaan kepada Rasulullah SAW

2. Menuntut Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk konsisten sesuai resolusi anti-Islamofobia dengan bersikap tegas terhadap rezim berkuasa di India yang terus menerus melakukan pelanggaran HAM dan diskriminatif terhadap muslim India, serta tidak berhenti menunjukkan sikap kebencian yang tidak bisa dibenarkan terhadap Islam

3. Menuntut Mahkamah Pidana Internasional untuk secara serius sesuai standar Hukum Internasional, mengusut untuk kemudian mengadili rezim Narendra Modi atas genosida dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh aktor negara India terhadap kaum muslimin India

4. Menuntut pemerintah Indonesia untuk bersikap lebih tegas lagi atas sikap abai rezim berkuasa di India terhadap protes pihak Indonesia dengan mengusir Duta Besar India dan menghentikan hubungan diplomatik serta perdagangan

5. Mengajak umat Islam untuk terus bahu membahu membantu umat Islam India dengan salah satunya melakukan boikot terhadap produk-produk dari India.

Tonton juga: Bakso Semox Racikan Wanita Modis

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads