Khatib PBNU KH Abu Yazid Al-Busthami berbicara mengenai cara meraup suara warga NU di pemilu. Abu Yazid mengatakan butuh kreativitas tinggi untuk dapat meraup suara warga Nahdliyin dalam pemilu.
Pernyataan itu disampaikan Abu Yazid dalam seminar kebangsaan di Rakernas Partai NasDem, yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (16/6/2022). Abu Yazid hadir sebagai pembicara.
"Kami tegaskan, warga NU banyak, dan mereka ada di mana-mana sehingga, ketika kita bicara meraup suara warga NU, mestinya partai mana pun, bahkan partai yang mengaku sebagai anak NU, itu harus kreatif dan inovatif," kata Abu Yazid di JCC, Jakpus, Kamis (16/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam paparannya, Abu Yazid juga menyinggung PKB. Dia menekankan bahwa warga NU tak hanya ada di PKB.
"Walaupun PKB adalah mungkin menjadi saluran warga NU, tapi ingat, warga NU bukan hanya di PKB," jelasnya.
"Bahkan, ketika kami ditanya, 'apakah PKB saluran Nahdliyin?' Tapi, kalau kemudian katakanlah mereka (PKB) pol-polan hanya mendapat 10%, terus yang 40% itu siapa yang mengayomi," sambung Abu Yazid.
Baca juga: Jalan Strategis dalam Ketegangan NU-PKB |
Abu Yazid menekankan semua partai berhak mendapatkan suara warga NU. Namun dia meminta agar kompetisi dalam mendapat suara warga NU dilakukan secara sehat dan kreatif.
"Karena, untuk mendapatkan warga Nahdliyin, suara mereka ini untuk menjadi pemenang, itu memang butuh kreativitas tingkat tinggi. Karena kita ini adalah bagian dari warga Negara Kesatuan Republik Indonesia," tuturnya.
Abu Yazid juga berpesan bahwa dalam bernegara, identitas apa pun diperbolehkan. Asalkan, sebut dia, tetap dalam koridor persatuan dan persaudaraan.
"Dan yang paling utama lagi bahwa NU sudah betul-betul menggarisbawahi dalam prinsip dasar bahwa, ketika kita berbangsa, bernegara, identitas apa pun boleh, asalkan tetap dalam persatuan, karena sebagai warga negara harus memiliki persaudaraan," jelasnya.
(zak/zak)