Sepenggal Cinta Ridwan Kamil Sekeluarga Melepas Eril ke Pusara

Sepenggal Cinta Ridwan Kamil Sekeluarga Melepas Eril ke Pusara

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 14 Jun 2022 05:30 WIB
Jakarta -

Emmeril Kahn Muntadz atau Eril, anak dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meninggal dunia usai tenggelam di Sungai Aare, Swiss. Jenazah Eril sempat hilang hingga akhirnya ditemukan pada Rabu (8/6).

Jenazah Eril kemudian diterbangkan dari Swiss dan tiba di Indonesia pada Minggu (12/6). Nenazah Eril kemudian dibawa ke Gedung Pakuan Bandung untuk disemayamkan sebelum dikebumikan di Cimaung.

Ayahanda Eril, Ridwan Kamil, menyampaikan sepenggal cinta yang dibacakan melalui surat tentang sosok Eril dan hikmah dari kepergian Eril. Tulisan itu dibacakan Ridwan Kamil usai prosesi pemakaman Eril di Cimaung, Bandung, Senin (13/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kematian Eril merupakan kehilangan yang sungguh dahsyat dalam momentum waktu yang nyaris sejajar, kami merasakan kehilangan yang paling besar tapi seketika itu juga kami merasa dilimpahi kasih yang akbar," bunyi tulisan Ridwan Kamil yang dibaca setelah Eril dimakamkan.

Pemakaman putra Ridwan Kamil Eril di BandungPemakaman putra Ridwan Kamil Eril di Bandung Foto: YouTube Humas Jabar

Kematian Eril Kehilangan yang telak

Ridwan Kamil mencurahkan isi hati kehilangan anak pertamanya, itu. Ridwan Kamil mengatakan kepergian Eril adalah pengalaman yang dahsyat.

ADVERTISEMENT

"Kematian Eril merupakan kehilangan yang sangat telak, juga pengalaman yang sungguh dahsyat," ujarnya.

Ridwan Kamil mengatakan, dalam kehilangan Eril ini, dia dan keluarga merasakan duka mendalam. Tetapi dia juga merasakan keluarganya sedang dilimpahi kasih dari Allah SWT.

"Dalam momentum waktu yang nyaris sejajar kami merasakan kehilangan yang paling besar, tapi seketika itu juga kami merasa dilimpahi kasih yang akbar," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, mantan Wali Kota Bandung tersebut juga mengucapkan syukur. Ridwan Kamil bersyukur dianugerahi sosok Eril yang mendatangkan banyak cinta.

"Terakhir, kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putra yang dalam hidupnya, bahkan dalam pulangnya, masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua," pungkasnya.

Pemakaman putra Ridwan Kamil Eril di BandungPemakaman putra Ridwan Kamil Eril di Bandung Foto: YouTube Humas Jabar

Minta Dibukakan Pintu Maaf

Dia meminta agar dibukakan pintu maaf untuk Eril agar tenang di sisiNya. Ridwan Kamil juga meminta agar jika ada pihak yang memiliki sangkut paut dengan Eril agar segera menghubungi keluarga.

"Kami memohon dibukakan pintu maaf kepada almarhum Ananda Emmeril jika selama hidupnya ada ucapan, ada tindakan, ada hal yang kurang berkenan. Kami mohon dibukakan pintu maaf atas kekhilafan dan dosanya," ucapnya.

Ridwan Kamil juga berpesan agar pihak yang masih memiliki urusan piutang dengan Eril bisa menghubungi keluarga. Semata-mata agar Eril bisa lepas dari tanggungjawab dunia.

"Jika ada hal-hal yang tersangkut paut dengan urusan dunia, urusan utang piutang, janji dan komitmen lain yang belum tunai, kami mohon segera untuk menghubungi keluarga kami untuk kami selesaikan agar almarhum bisa lepas dari tanggung jawab dunianya dengan sempurna," ujarnya.

Keluarga Ikhlaskan Kepergian Eril

Keluarga juga sudah mengikhlaskan kepergian Eril. Ridwan Kamil percaya bahwa Allah SWT telah mencukupkan amal-amal Eril selama hidup.

"Kami mengikhlaskan Eril pergi karena kami menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya," ungkapnya.

Baca tulisan lengkap Ridwan Kamil tentang Eril di halaman selanjutnya

Berikut tulisan lengkap Ridwan Kamil tentang putra sulungnya Eril:

Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta, siapa itu Eril dan apa hikmah dari kepergian Eril.

14 hari bisa terasa pendek dalam hidup rutin yang sehari-hari, tapi 14 hari ini menjadi begitu panjang dalam kehidupan kami. Kami bertanya-tanya mengapa harus selama ini ya Allah, mengapa tidak lebih cepat agar semua lekas berlalu, supaya kami yang hidup tidak terlalu lama mengharu biru, tapi waktu adalah rahasia Allah yang mustahil bisa dipecahkan apalagi menyangkut tentang kelahiran dan kematian.

Waktu adalah relatif, begitulah kata orang orang yang arif, dan akhirnya kami menerimanya dengan hati yang lapang, sebab kami bisa menemukan banyak sekali petunjuk yang terang.

Dalam rentang 14 hari yang sejujurnya sangat melelahkan, namun kami pun mendapat banyak pelajaran dan menerima kearifan. Tentang hidup Eril yang secara kasat mata rasanya terlalu singkat, tapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat padat penuh manfaat.

23 tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar, namun terbukti ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar. Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari, tapi tentang tiap hela napas yang dipakai berbuat baik walau kecil dalam sehari-hari.

Kami mengikhlaskan Eril pergi karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya. Mungkin akan berat, tapi kami sebenarnya sudah menyiapkan hati kalau kami tak akan pernah lagi melihat lagi jasadnya untuk terakhir kali, bukankah Eril lahir di New York yang berada jauh diseberang, mengapa tidak jika iya wafat di Swiss yang jauhnya juga tidak berbilang.

Bukankah tiap sejengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang.

Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup bagi kami untuk yakin barangkali Allah memang yang menghendaki agar kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi.

Bagaimana mungkin kami tidak merasa dilimpahi oleh rahmat dan kurnia saat jenazah yang terbaring ini, berada di air berhari-hari masih utuh lagi sempurna, itulah salah satu keyakinan kami bukti adanya mukjizat yang akhirnya Alhamdulillah kami diberi sempat untuk melihat tanda kekuasaan Allah sang pemberi berkat, pelajaran bagi kita yang beriman, dan yang pandai membaca isyarat.

Kematian Eril, merupakan kehilangan yang sangat telak juga pengalaman yang sungguh dahsyat dalam momentum waktu yang nyaris sejajar, kami merasakan kehilangan yang paling besar, tapi seketika itu juga kami merasa dilimpahi kasih yang akbar.

Terakhir kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putra yang dalam hidupnya, bahkan dalam pulangnya masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua.

Terima kasih, hatur nuhun, jazakallah khairun katsiran, atas segala cinta doa yang dipanjatkan untuk ananda Eril almarhum, semoga Allah membalas berlipat-lipat kebaikan Anda semuanya.

Halaman 3 dari 2
(dek/dek)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads