Sebanyak 23 warga Kampung Kebon Kepala, Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar, Lebak, Banten, yang rumahnya terdampak fenomena tanah bergerak, mengungsi. Puluhan warga rela meninggalkan rumah mereka usai diimbau status rumah tersebut sudah tak layak huni.
"23 jiwa dari 6 rumah, (mereka) mengungsi ke rumah orang tua," kata Jaro Cilangkap Ahmad Roni kepada awak media di lokasi, Senin (13/6/2022).
Dia mengatakan warga yang terdampak diberi bantuan stimulan oleh Pemerintah Kabupaten Lebak. Bantuan itu diperuntukkan buat menyewa rumah kontrakan.
"Iya, semua diungsikan. Bantuan untuk bayar ngontraknya diberikan," tuturnya.
Selain bantuan stimulan, kata Roni, logistik warga dibantu pemerintah atau kelompok masyarakat. "Logistik dibantu oleh pihak terkait. Kayak kemarin ada dari klinik, BPBD, dan pihak lainnya yang membantu," sambungnya.
Hingga saat ini, rumah yang terdampak tercatat berjumlah enam unit. Empat rumah dalam kondisi rusak berat dan dua rumah dalam kondisi menggantung akibat tanah di bawahnya turun.
Dia pun mengimbau warga yang rumahnya berada di sekitar lokasi selalu waspada. Sebab, pergerakan tanah bisa kembali terjadi.
"Kami selalu mengimbau kepada warga apabila terjadi hujan untuk selalu waspada dan jika memungkinkan untuk segera mengungsi," pungkasnya.
Di lokasi yang sama, salah satu warga bernama Kadavi mengaku harus mengungsi lantaran rumahnya terdampak bencana tanah bergerak. Ia berencana menyewa rumah kontrakan untuk sementara waktu.
"Instruksi dari Jaro iya harus mengungsi. Ngungsinya selama enam bulan. Saat ini rencana mengungsi ke rumah saudara atau nanti cari rumah kontrakan," kata Kadavi.
Saat ini, dia hanya berharap pemerintah Lebak bisa meratakan jalan yang sebelumnya amblas. Sebab, jalan tersebut merupakan akses bagi warga.
"Untuk sekarang mungkin berharapnya akses jalannya dulu ya. Biar bisa dilalui lagi," pungkasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
(aud/aud)