Muncul Dukungan Eks HTI-Napi Teroris tapi Dituding Ingin Coreng Anies

Muncul Dukungan Eks HTI-Napi Teroris tapi Dituding Ingin Coreng Anies

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 09 Jun 2022 06:01 WIB
Jakarta -

Majelis Sang Presiden Kami menggelar deklarasi dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. Namun, dukungan kelompok yang mengklaim beranggotakan mantan HTI dan napi teroris ini dianggap ingin mencoreng Anies.

Deklarasi itu digelar di salah satu hotel di Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2022). Sebelum acara dimulai, sejumlah peserta sempat terlibat adu mulut dengan panitia gara-gara ada bendera dengan kalimat tauhid dipasang di panggung bersamaan dengan bendera Merah Putih.

Bendera dengan kalimat tauhid itu berwarna hitam dan putih. Panitia sempat meminta agar bendera yang dipasang peserta itu diturunkan karena dianggap mirip dengan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dilarang di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan pemasangan bendera tersebut akan mencoreng Anies Baswedan. Selain itu, pemasangan bendera itu ditakutkan akan membuat persepsi yang keliru.

"Antum sayang Pak Anies? Kita nggak mau Pak Anies kejebak," teriaknya.

ADVERTISEMENT

"Jangan sangkut pautin bendera tauhid itu bendera HTI," balasnya.

"Saya bilang, kami nggak mau Pak Anies terjebak gegara bendera itu!" sambungnya. Keempat bendera bertulisan tauhid itu kemudian diturunkan panitia.

Klaim Terdiri dari Eks HTI

Salah satu peserta deklarasi, Alif Akbar, mengatakan massa yang menjadi anggota kelompok itu ada yang merupakan mantan anggota HTI. Dia juga menyebut ada anggota kelompok tersebut yang merupakan mantan narapidana terorisme.

"Ini kumpulan dari komunitas apa ya, ini bisa dikatakan seperti yang tadi. Bapak ini dari eks napiter, saya sendiri dari eks HTI ada juga sebagian dari simpatisan FPI, bukan mewakili ya, mereka perseorangan," ujar Alif yang mengaku sebagai eks anggota FPI.

"Berkat rahmat Allah SWT deklarasi ini berjalan dengan baik. Insyaallah dengan deklarasi ini kami memberikan landasan pada bapak Anies untuk maju ke pilpres 2024-2029 nanti. Dan kami berhadap umat Islam mengusung bapak Anies di periode 2024-2029 nanti untuk menjadi presiden berikutnya bangsa Indonesia," sambungnya.

Dia mengaku tak masalah dengan masa lalunya yang pernah tersandung masalah terorisme. Menurutnya, setiap orang punya hak untuk menyampaikan sikap politik.

Peserta deklarasi lainnya, Zainal Abidin, mengaku sebagai mantan anggota kelompok HTI. Dia menyebut deklarasi tersebut sebagai wujud panggilan hati.

"Dikarenakan figur beliau ini sangat dibutuhkan oleh bangsa ini, dari segi amanah, dari segi, ya banyak faktor. Istilahnya bapak Anies Baswedan ini sudah layak dan sangat amat layak dan dibutuhkan oleh bangsa ini, untuk memimpin sehingga di ke depannya bangsa Indonesia akan menjadi lebih baik, jadi lebih sejahtera dan terutama membanggakan di mata dunia," jelas Zainal.

Ada pula peserta yang mengaku sebagai mantan narapidana teroris (napiter). Pria bernama Kartono itu mengatakan dukungan kepada Anies Baswedan dipicu keinginannya terhadap perubahan untuk bangsa dan negeri ini.

"Kita ingin nilai-nilai universal dari anak-anak islam itu bisa dialokasikan di dalam kehidupan dalam bernegara. Kita sebagai seorang DAI, seorang aktivis juga segala upaya yang bisa mendukung untuk kebaikan akan kita dukung," ucap Kartono.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dianggap Coreng Anies

Anggota DPRD DKI Jakarta M Taufik berang dengan deklarasi dari Majelis Sang Presiden Kami. Dia menilai kemunculan kelompok itu bagian dari upaya menjatuhkan Anies.

"Saya kira ini cara menjatuhkan Pak Anies. Tadi saya bilang, sudahlah, pakai akal yang lebih sehat kalau mau bersaing," kata Taufik.

Taufik pun mengaku ragu jika mereka datang dari kalangan ulama jika dilihat dari pola pertemuan yang diadakan di hotel. Dia berharap tak ada kelompok yang menggunakan cara kotor hanya untuk menjatuhkan Anies.

"Ini di Bidakara, kan? Saya sih nggak yakin juga. Setahu saya, jarang ulama mau deklarasikan dukungan di hotel," ujarnya.

Taufik juga meminta polisi turun tangan memberantas kelompok-kelompok tersebut. Apalagi jika kelompok itu mencatut nama organisasi lain.

"Harusnya polisi bertindak kalau ada pemalsuan itu kan itu menimbulkan benih-benih pemecahan, masa sekotor itu. Jangan sekotor itu, adu gagasan saja," ujarnya.

(haf/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads