Juru bicara (Jubir) Partai Bharatiya Janata (BJP) Nupur Sharma melontarkan komentar yang menghina Nabi Muhammad SAW. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahruf Rozi menyayangkan pernyataan Jubir partai dari Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi itu.
"Kita sangat menyayangkan kejadian tersebut dan berharap ke depannya demokrasi berjalan sehat tanpa kebencian terhadap suku atau agama tertentu," kata Fahrur kepada wartawan, Senin (6/6/2022).
Fahrur menyebut menjelang pemilu di India kerap terjadi peningkatan suhu politik dan memunculkan kasus penistaan agama. Diketahui India akan menggelar pemilu tahun 2024 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang biasanya setiap menjelang pemilu di India terjadi peningkatan suhu politik dan kasus penistaan agama yang sensitif, karena mereka menggunakan isu agama untuk keperluan kampanye. Ini terjadi berulang kali," jelasnya.
"Saya melihat tren seperti itu sejak lama di India, dan kadang ada kekerasan terjadi di beberapa daerah pinggiran. Meskipun secara umumnya situasi keagamaan di sana sudah semakin membaik," lanjutnya.
Fahrur berharap tak ada lagi komentar yang kontroversial terhadap Nabi Muhammad di seluruh dunia. Dia menyebut komentar itu sangat sensitif terhadap umat Islam.
"Kita berharap tidak ada komentar kontroversial terhadap Nabi Muhammad SAW yang sangat sensitif bagi seluruh umat Islam sedunia. Kita harus saling menghargai dan menghormati keyakinan agama masing-masing," katanya.
Simak berita selengkapnya pada halaman berikut.
Simak Video 'Hina Nabi Muhammad, Muslim India Tuntut Jubir Partai BJP Ditangkap':
Komentar Kontroversial Jubir Partai PM Modi
BJP merupakan partai berkuasa di India yang juga merupakan partai dari Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi. Seperti dilansir Times of India dan India Today, Senin (6/6), komentar bernada menghina Nabi Muhammad yang dilontarkan Nupur Sharma, yang juga menjabat juru bicara BJP ini, telah memicu kerusuhan sarat kekerasan di Kanpur, Uttar Pradesh. Tidak dijelaskan lebih lanjut soal komentar kontroversial yang dilontarkan Sharma itu.
Dalam pernyataannya, BJP mengumumkan Sharma telah diperiksa oleh komisi disiplin partai dan hasilnya dia dinonaktifkan dari BJP. Ditegaskan juga oleh BJP bahwa Sharma telah menyampaikan pandangan yang bertentangan dengan posisi partai dalam berbagai hal, yang jelas melanggar konstitusi partai.
"Anda telah menyampaikan pandangan yang bertentangan dengan posisi partai dalam berbagai hal, yang merupakan pelanggaran jelas terhadap aturan nomor 10 (a) pada konstitusi BJP," demikian pernyataan Sekretaris Komisi Disiplin Pusat BJP, Om Pathak, dalam surat kepada Sharma.
"Saya telah diarahkan untuk menyampaikan kepada Anda bahwa selama penyelidikan lebih lanjut berlangsung, Anda dinonaktifkan dari partai dan dari tanggung jawab/tugas Anda jika ada, dengan segera," tegas surat tersebut.