Fahri 'Bintara Gagal' Gegara Buta Warna, Polda Metro Tegaskan Tes Transparan

Fahri 'Bintara Gagal' Gegara Buta Warna, Polda Metro Tegaskan Tes Transparan

Mei Amelia R - detikNews
Rabu, 01 Jun 2022 15:10 WIB
Gedung Densus 88 Polda Metro Jaya
Gedung Kepolisian Daerah Metro Jaya (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Fahrifadillah Nur Rizky (21) dinyatakan tidak memenuhi syarat mengikuti pendidikan Bintara setelah lolos seleksi tahap I. Fahri gagal mengikuti pendidikan Bintara Polri TA 2021 setelah dinyatakan mengalami buta warna parsial saat disupervisi oleh panitia pusat. Polda Metro Jaya menegaskan proses seleksi dilakukan secara transparan.

Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polri Kombes Langgeng Purnomo mengatakan proses seleksi mengedepankan prinsip bersih, transparan, akuntabel, dan humanis (BETAH). Tim penguji tidak hanya dari internal, tetapi juga melibatkan ahli dan outsourcing.

"Polri dalam menerapkan prinsip yang bersih, transparan, akuntabel, dan humanis, kita tidak bekerja sendiri. Contohnya (tes) kesehatan, tidak bekerja sendiri. Jadi, operasionalnya menggunakan tenaga ahli, outsourcing kerja sama dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia)," ujar Langgeng saat dihubungi detikcom, Selasa (31/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langgeng mengatakan panitia seleksi dalam pelaksanaannya diawasi oleh pengawas internal dari Inspektorat Pengawasan Daerah (Itwasda) dan juga eksternal. Langgeng menepis isu sogokan dalam seleksi calon Bintara.

"Itu untuk mengawal prinsip penerimaan (calon anggota Polri) yang bersih. Buat dugaan (sogokan) itu kalau memang ditemukan, nggak ada ampun itu, pasti ditindak," tegas Langgeng.

ADVERTISEMENT

Langgeng mengatakan seleksi penerimaan Bintara Polri dilakukan sangat transparan mulai dari pemberkasan hingga hasil tes pada setiap tahapannya yang langsung diumumkan seketika itu. Langgeng memastikan panitia seleksi tidak dapat meluluskan peserta yang memang tidak memenuhi syarat.

"Transparan sekali, sangat transparan. Saya bisa tidak bisa menjamin seseorang (panitia) bisa meluluskan itu saya nggak bisa menjamin itu," katanya.


Transparansi dalam Setiap Tahapan Tes

Langgeng kemudian menjelaskan tahapan-tahapan pada seleksi pendaftaran Bintara Polri. Pendaftaran bisa dilakukan melalui online.

"Setelah itu kita melakukan verifikasi awal, berdasarkan syarat-syarat administrasi yang diberikan panitia. Kemudian langsung dilakukan pemeriksaan administrasi, ini kualifikasi awal," tuturnya.

Pada kualifikasi akhir peserta akan disupervisi. Bagi yang memenuhi syarat, masuk ke tahapan selanjutnya, yakni pemeriksaan kesehatan.

"(Tes) kesehatan 1. Dari kesehatan 1 nanti finalnya masih ada diperiksa yaitu supervisi. Demikian juga bagi yang memenuhi syarat mengikuti tahapan tes berikutnya sampai dengan yaitu tahap akhir," katanya.

Pada tahap akhir ini panitia pusat akan melakukan supervisi kembali. "Nah tahap akhir, untuk mengecek terakhir, dilakukan supervisi oleh panitia pusat," katanya.

Pada tahap supervisi ini akan dicek kembali apakah peserta betul-betul telah memenuhi syarat. Jika tidak, peserta dinyatakan tidak memenuhi syarat.

"Terakhir itulah, final check melalui supervisi. Selain supervisi aspek manajemen, termasuk juga bukti-bukti pekerjaan dari panitia daerah, juga supervisi peserta, peserta disupervisi juga. Contohnya aspek administrasi, dicek lagi di badannya. Kita cek fisiknya bagaimana, terus dicocokkan identitasnya cocok nggak. Ini panitia pusat (melakukan supervisi ke) se-Indonesia, bukan hanya di Polda Metro," jelasnya.


Baca di halaman selanjutnya: tanggapan Fahri soal dinyatakan buta warna

Simak Video 'Klarifikasi Polisi soal Viral Curhatan Calon Bintara Gagal karena 'Ditukar':

[Gambas:Video 20detik]



Fahri Buka Suara soal Tes Buta Warna


Fahrifadillah Nur Rizky (21) buka suara terkait dicoretnya namanya menjelang pendidikan Bintara Polri setelah dinyatakan lolos seleksi tahap I. Fahri menepis jawaban Polda Metro Jaya yang menyebutnya gagal karena buta warna parsial.

"Kalau pada saat saya tes 2021 itu saya dinyatakan tidak buta warna. Kan ada beberapa poin, ada tes Bidkes 1, nah di Bikes 1 itu saya lolos. Saya dinyatakan tidak buta warna," kata Fahri saat dihubungi detikcom, Selasa (31/5) malam.

Terkait pernyataan polisi yang menyebutnya lolos tes buta warna karena menghafal buku tes, menurutnya, Polri punya buku tes buta warna tersendiri.

"Kalau menghafal itu--yang saya ketahui ya--waktu saya tes buta warna dari Polri itu dia kaya bikin sendiri bukunya. Jadi tidak dijual bebas, buku (tes buta warna) Polri. Jadi kalau (dibilang) menghafal itu nggak bisa dan juga kalau misalkan tes umum, saya nggak mungkin hapal sampai beberapa halaman seperti itu," tuturnya.

Fahri lalu bicara soal dua kali tes sebelumnya yang gagal. Versi Polda Metro Jaya, Fahri gagal tes di 2019 dan 2020 karena buta warna parsial. Akan tetapi, Fahri sendiri saat itu tidak tahu kegagalannya di mana.

"Kalau dua kali gagal itu, karena waktu itu saya tes nggak dikasih tahu gagal di mana. Jadi kita tes nih, dari awal sampai akhir udah jalan aja lancar. Sampai nanti tiba-tiba di layar tulisannya 'tidak memenuhi syarat' tahunya itu dari layar proyektor yang ditampilkan bahwasanya tidak memenuhi syarat," jelasnya.

Fahri mengatakan sebelumnya dia pernah mengikuti sekolah kedinasan. Sama halnya dengan seleksi Bintara Polri, di sekolah kedinasan pun dites buta warna dan hasilnya dirinya dinyatakan tidak menderita buta warna.

"Sebelumnya dari 2020 saya pernah mengikuti sekolah seleksi sekolah kedinasan. Nah di sekolah kedinasan saya lulus sampai pantohir dan di sekolah kedinasan itu juga ada tes buta warnanya juga," tuturnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads