Khilafatul Muslimin Tolak Dikaitkan Terorisme, Klaim Beda dengan HTI

Khilafatul Muslimin Tolak Dikaitkan Terorisme, Klaim Beda dengan HTI

Jabbar Ramdhani - detikNews
Selasa, 31 Mei 2022 20:41 WIB
Konvoi motor bawa poster Khilafah Islamiyah di Cawang, Jaktim, viral di media sosial
Konvoi motor bawa poster 'Khilafah Islamiyah' di Cawang, Jaktim, viral di media sosial. (Foto: tangkapan layar video)
Jakarta -

Amir Khilafatul Muslimin DKI Jakarta Muhammad Abudan membantah organisasinya terkait dengan terorisme. Menurutnya, pandangan tersebut salah.

"Kalau dikaitkan, itu pintarnya orang yang mengaitkan saja dengan terorisme, radikalisme, intoleran, entah apa-apa yang busuk dikaitkan kepada kita," kata Abudan kepada wartawan, Selasa (31/5/2022).

Dia lalu menjelaskan soal aksi konvoi motor yang membawa atribut 'kebangkitan khalifah'. Dia mengatakan kegiatan tersebut hanya bagian dari syiar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abudan juga menerangkan konvoi tersebut bukan untuk mempromosikan khilafah sebagai bentuk sistem pemerintahan suatu negara. Dia menyebut Khilafatul Muslimin tidak ingin menentang konstitusi atau menggulingkan kekuasaan.

"Itu namanya motor syiar. Tujuannya ingin menyampaikan pesan bahwa khilafah itu bukan bentuk negara, bukan ingin merebut kekuasaan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dia merasa ada pihak yang menyudutkan atau memfitnah Khilafatul Muslimin. Menurutnya, khilafah yang digaungkan Khilafatul Muslimin hanyalah bertujuan beribadah kepada Allah SWT.

"Tak ada sekalipun kegiatan kami menentang Pancasila, merebut NKRI, atau menggulingkan kekuasaan, dan tak ada satu pun kegiatan kami yang berbahaya," tuturnya.

Abudan juga menanggapi soal pimpinan (amir) Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja yang pernah dipenjara terkait kasus terorisme. Menurutnya, Baraja terjebak dalam kasus terorisme.

"Bahwa itu terjadi, iya. Bahwa terperosok dan terperangkap orang nggak benar, iya. Dan sudah dilaksanakan hukumannya, tidak mendapatkan remisi. Dia jalankan itu. Dia dijebak orang, dia laksanakan (hukuman)," ucapnya.

Diketahui, Baraja pernah dibui 3 tahun karena terkait kasus teror pada Januari 1979. Selain itu, dia pernah dibui karena berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal 1985.

Seorang berinisial NAS juga pernah ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Bekasi pada Minggu (13/10/2019) lalu. Abudan mengatakan NAS tidak lagi diakui sebagai anggota Khilafatul Muslimin begitu diketahui terlibat aksi terorisme dan terkait dengan ISIS.

Dia mengatakan Baraja sebagai Khalifah Khilafatul Muslimin pernah dimintai keterangan oleh polisi terkait NAS. Baraja pun menyerahkan kasus NAS untuk diproses hukum sebagai bukti organisasinya tak terlibat teroris.

"Ternyata, dia sudah terlibat dengan ISIS ternyata. Kalau dia sudah baiat dengan ISIS, berarti bukan warga Khalifatul Muslimin lagi. Dan polisi izin, 'karena dia sudah terlibat ISIS, kami tahan'. Ya silakan, dia (NAS) nggak boleh lari dari tanggung jawabnya," katanya.

Klaim Beda dengan HTI

Abudan juga membantah organisasinya sama dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang mengusung khilafah. Diketahui, HTI telah dibubarkan pemerintah karena punya paham yang berseberangan dengan Pancasila.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Respons Menag hingga Polda Metro soal Heboh Konvoi Khilafah di Cawang':

[Gambas:Video 20detik]



Menurutnya, meskipun sama-sama mengusung khilafah, Khilafatul Muslimin berbeda dengan HTI. Dia mengatakan organisasinya tak ingin merebut kekuasaan negara.

"Pertama, HTI itu dia mengusung khilafah saja tapi apa dan bagaimana tidak jelas. Lalu HTI ikut demonstrasi, mengerahkan massa, mobilisasi massa. Khilafatul Muslimin tak ada itu. HTI ikut tampil demonstrasi politik. Khilafatul Muslimin punya khalifah Abdul Qadir Baraja, HTI tak punya," katanya.

Siap Dipanggil Polisi

Saat ini polisi tengah menyelidiki terkait konvoi motor yang membawa atribut khilafah. Abudan mengatakan pihaknya siap memberi keterangan jika dipanggil polisi.

"Pada prinsipnya, seperti yang tadi, sesuatu yang berbuat, harus bertanggung jawab, tidak dipikul orang lain. Di video viral itu jelas, kalau polisi manggil, kita akan kasih keterangan. Dan semoga polisi mengerti kami Khilafatul Muslimin difitnah ingin merebut kekuasaan, Khilafatul Muslimin adalah negara itu fitnah," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, konvoi rombongan pemotor dengan membawa sebuah tulisan 'Kebangkitan Khilafah' terekam kamera warga terjadi di daerah Cawang, Jakarta Timur pada Minggu (29/5).

Kegiatan tersebut juga didapati di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dalam video beredar, tampak ada tulisan 'sambut kebangkitan khilafah islamiyah'.

Halaman 2 dari 2
(jbr/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads