Tentang Eks NII yang Disebut Jadi Pendiri Khilafatul Muslimin

Tentang Eks NII yang Disebut Jadi Pendiri Khilafatul Muslimin

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 31 Mei 2022 16:20 WIB
Konvoi motor bawa poster Khilafah Islamiyah di Cawang, Jaktim, viral di media sosial
Konvoi motor membawa poster 'khilafah islamiyah' di Cawang, Jaktim, viral di media sosial (Foto: tangkapan layar video)
Jakarta -

Khilafatul Muslimin menjadi sorotan setelah konvoi sejumlah pemotor yang membawa atribut khilafah. Khilafatul Muslimin didirikan oleh Abdul Qadir Hasan Baraja.

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen R Ahmad Nurwakhid menyebut Baraja pernah bergabung dengan Negara Islam Indonesia (NII).

"Genealogi Khilafatul Muslimin tidak bisa dilepaskan dari NII karena sebagian besar tokoh kunci dalam gerakan ini adalah mantan NII," ujar Nurwakhid, Selasa (31/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan Baraja juga salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, bersama Abu Bakar Ba'asyir (ABB). Baraja juga ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tahun 2000.

"Secara historis, pendiri gerakan ini sangat dekat dengan kelompok radikal, seperti NII, MMI, dan memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme," katanya.

ADVERTISEMENT

Nurwakhid juga mengungkap Baraja punya jejak kriminal terkait kasus terorisme. Baraja pernah dua kali dipenjara terkait kasus tersebut.

"Baraja telah mengalami dua kali penahanan. Pertama pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman, ditahan selama tiga tahun. Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal 1985," katanya.

Dia mengatakan gerakan Khilafatul Muslimin rentan bermetamorfosis dalam gerakan teror. Dia mengungkit kasus penangkapan pria di Bekasi berinisial NAS yang juga terkait dengan Khilafatul Muslimin.

Selain itu, ada aspek ideologi dan sejarah terkait organisasi Khilafatul Muslimin.

"Aspek ideologi sangat berbahaya dengan memiliki cita ideologi khilafah di Indonesia sebagaimana HTI, JI, JAD, maupun jaringan terorisme lainnya. Walaupun dalam pengakuan mereka tidak bertentangan dengan Pancasila, ideologi mereka adalah mengkafirkan sistem yang tidak sesuai dengan pandangannya," ungkapnya.

Pandangan Internasional terhadap Pendiri Khilafatul Muslimin

Gerakan Khilafatul Muslimin diduga juga berafiliasi dengan jaringan terorisme, salah satunya ISIS. Hal itu seperti dinyatakan peneliti terorisme dari Singapura, Rohan Gunaratna.

"Selain itu, gerakan Khilafatul Muslimin mudah berafiliasi dengan jaringan kelompok teror seperti ISIS. Bahkan, pada masa kejayaan ISIS pada 2015, Rohan Gunaratna, peneliti terorisme dari Singapura, menggolongkan Khilafatul Muslimin telah berbaiat kepada ISIS," tuturnya.

Selain itu, sosok Baraja pernah dimuat dalam laporan International Crisis Group (ICG) berjudul 'Al Qaeda in Southeast Asia: The Case of The Ngruki Networks in Indonesia' yang terbit pada 2002.

Baraja disebut terlibat peristiwa terorisme pemboman Candi Borobudur terjadi pada 21 Januari 1985. Sembilan stupa yang baru direstorasi rusak. Baraja ditangkap bersama enam orang lainnya terkait kasus itu.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Simak Video: Respons Menag hingga Polda Metro soal Heboh Konvoi Khilafah di Cawang

[Gambas:Video 20detik]



"Seorang penjual baju dan penceramah keliling, Abdul Qadir Baraja," tulis laporan itu.

Baraja berasal dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebelum ditangkap terkait bom Borobudur, Baraja dicokok aparat pada 1979 terkait peristiwa perampokan dan pembunuhan yang dilakukan jaringan Warman. Tiga tahun dipenjara, dia kemudian keluar dan pergi ke Telukbetung, Lampung.

Dia ditangkap aparat di lokasi itu pada Mei 1985 karena diduga terkait bom Borobudur. Selanjutnya, dia dipenjara selama 13 tahun. Dia didakwa menyediakan bahan peledak untuk bom Borobudur.

"Dia selalu membantah bahwa dia tahu bahan peledak yang dia beli akan dipakai untuk aksi teror (bom Borobudur)," kata Direktur Institute of Policy Analysis of Conflict (IPAC), Sidney Jones, kepada wartawan, Senin (14/10/2019).

Dia mengatakan Baraja adalah ustaz radikal yang dulu dekat dengan Abu Bakar Ba'asyir. Dilansir dari situs Khilafatul Muslimin, Baraja menggagas kelompok ini pada 18 Juli 1997.

Terjerat Kasus Pelanggaran Prokes

Baraja juga pernah terjerat kasus pelanggaran protokol kesehatan (prokes) COVID-19. Selain Baraja, dua tersangka lagi ialah Chairuddin alias Abu Bakar (Amir wilayah Bandar Lampung) dan Zulyadi (Amir wilayah Lampung Selatan).

Dirreskrimum Polda Lampung AKBP Reynold Hutagalung mengatakan ketiganya diperiksa atas dugaan pelanggaran prokes pada kegiatan kirab jalan sehat peringatan 1 Muharam pada Selasa (10/8). Acara yang digelar di Kota Bandar Lampung dan Lampung Selatan itu disebut menimbulkan kerumunan.

"Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh warga Khilafatul Muslimin (KM) Bandar Lampung dan Lampung Selatan yang menyebabkan kerumunan, mobilisasi kegiatan massa dari satu tempat ke tempat lainnya dengan tidak menggunakan masker di saat PPKM level 4 di wilayah Lampung," kata Reynold Hutagalung kepada wartawan, Kamis (14/10/2021).

Ada dua berkas perkara yang diserahkan ke JPU Kejati Lampung, yakni terkait kasus di Bandar Lampung dan berkas di TKP Lampung Selatan pada Senin (18/10/2021).

Ketiga tersangka dijerat Pasal 160 KUHP juncto Pasal 55 dan 56 KUHP serta Pasal 216 KUHP dan/atau Pasal 14 ayat 1 UU RI Nomor 4 Tahun 1984 tentang Penularan Wabah Penyakit Menular dan Pasal 93 juncto Pasal 9 Ayat 1 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun kurungan penjara.

Viral Konvoi Khilafah

Video sejumlah pemotor konvoi 'kebangkitan khilafah' di Cawang, Jaktim, viral di medsos. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan khilafah jelas dilarang di Indonesia.

"Yang jelas khilafah tidak boleh di Indonesia," kata Yaqut kepada wartawan, Senin (30/5).

Dalam video yang dilihat detikcom, poster bertuliskan kata-kata 'khilafah' sengaja dipasang di bagian belakang motor. Pengendara sepeda motor mengenakan baju berwarna hijau.

detikcom berupaya menghubungi pengurus Khilafatul Muslimin. Namun hingga berita ini dibuat, belum ada tanggapan dari pihak Khilafatul Muslimin.

Halaman 2 dari 2
(jbr/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads