Gatot Singgung Posisi Tawar Bangsa soal UAS Ditolak Masuk Singapura

Gatot Singgung Posisi Tawar Bangsa soal UAS Ditolak Masuk Singapura

Nahda Rizki Utami - detikNews
Selasa, 31 Mei 2022 19:53 WIB
Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo menghadiri deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat, Senin (7/9/2020). Deklarasi dilaksanakan di sebuah rumah, Kota Bandung, Senin (7/9/2020).
Gatot Nurmantyo (Yudha Maulana/detikcom)
Jakarta -

Mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menyoroti kasus Ustaz Abdul Somad (UAS) yang ditolak pemerintah Singapura. Gatot menyinggung soal posisi tawar bangsa atas kejadian tersebut.

Hal itu disampaikan Gatot usai pertemuan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dengan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW). Pertemuan itu berlangsung di ruang delegasi Nusantara V di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5/2022).

Gatot mulanya bicara terkait penyebab bangsa yang mati, salah satunya sikap abai. Dia mengatakan sikap abai dapat menimbulkan perpecahan dan merusak persatuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Intinya bahwa kami sama-sama menyimak ada banyak cara bangsa ini mati, antara lain adalah bangsa mati karena sikapnya yang abai tidak tahu permasalahan yang dihadapi apalagi menyelesaikan masalah-masalah dan yang paling gawat adalah apabila di antara anak bangsa ini terjadi perpecahan jadi merusak persatuan," jelas Gatot kepada wartawan.

Gatot lantas menyinggung kasus UAS yang ditolak saat ingin berkunjung ke Singapura. Dia menilai kasus itu menjadi pertanda bahwa eksistensi bangsa sudah mulai menurun.

ADVERTISEMENT

"Ini tanda-tanda bangsa ini sudah mulai eksistensinya menurun. Kejadian yang kemarin pada saat seorang warga negara kebetulan Abdul Somad dengan dokumen resmi bahkan dari Singapura resmi juga itu datang ke Singapura kemudian dideportasi padahal resmi," ujar Gatot.

Gatot kemudian bicara soal posisi tawar bangsa terkait kasus yang dialami UAS. Menurutnya, jika Indonesia memiliki posisi tawar yang tinggi, tentu akan dihargai oleh negara lain.

"Tetapi yang jadi perhatian kami semua ini adalah bahwa deportasi ini seharusnya sebagai bangsa kalau bangsa Indonesia ini mempunyai posisi tawar yang tinggi dihargai bangsa yang hebat pasti negara lain akan memberikan data-data orang yang tidak boleh masuk ke wilayahnya gitu," jelasnya.

Lebih lanjut, Gatot menilai kejadian itu berpotensi membuat keadaan bangsa terpecah belah. Akibat adanya pro dan kontra di dalam masyarakat terhadap kasus UAS tersebut.

"Manakala ada WNI yang diperlakukan seperti itu, anak bangsa terbelah. Justru ada yang membully, ada juga yang membela," ujarnya.

Simak juga 'Ini 3 Hal Alasan Singapura Tolak UAS':

[Gambas:Video 20detik]



(eva/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads