Indonesia kehilangan satu guru bangsa, Ahmad Syafii Maarif. Presiden hingga tokoh-tokoh nasional mengenang Buya Syaffii yang telah berpulang ke rahmatullah.
Buya Syafii meninggal dunia pada Jumat (27/5). Almarhum disemayamkan di Masjid Gedhe Kauman, tak jauh dari Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Kemudian, dia dimakamkan di Pemakaman Muhammadiyah, Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berikut adalah kenangan para tokoh nasional tentang Syafii Maarif:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenang Buya Syafii sebagai teladan. Dia mendatangi kediaman Syafii Maarif di Kabupaten Sleman, Sabtu (26/3) lalu, kemudian sempat menjenguk Syafii Maarif di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman. Syafii Maarif kemudian wafat.
"Selamat jalan Sang Guru Bangsa," kata Jokowi lewat akun Twitter-nya.
![]() |
Di Masjid Gede Kauman Yogyakarta, Jokowi menyatakan Syafii Maarif adalah kader terbaik Muhammadiyah yang senantiasa menyarakan keberagaman dan toleransi beragama. Selain itu, Syafii Maarif juga tidak hidup bermewah-mewah.
"Beliau guru bangsa, hidup dalam kesederhanaan," kata Jokowi.
Ma'ruf Amin
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengenang mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu. Dia menilai Syafii Maarif adalah ulama moderat.
"Keteladanan beliau wajib kita teruskan. Sebagai guru bangsa, pemikiran-pemikiran beliau sangat menyejukkan, moderat, dan dapat diterima lintas generasi," kata Ma'ruf dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (27/05).
Amien Rais
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Amien Rais, turut berbela sungkawa. Dia mengenang koleganya di ormas Islam tertua di Indonesia itu. Amien yang kini memimpin Partai Ummat menganggap Syafii Maarif sebagai sahabatnya.
"Pada hari ini saya berdukacita sangat mendalam karena sahabat saya, karib saya, sejak muda sampai setua ini, saya sebagai saksi bahwa dalam kehidupan yang panjang almarhum telah banyak jasanya buat Muhammadiyah, buat bangsa kita," ucap Amien dalam video yang diterima detikcom.
![]() |
Masih dari kolega Muhammadiyah, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin berharap agar ada kader yang meneruskan karakter Syafii Maarif. Lebih dari itu, wafatnya Syafii Maarif bukan terbatas sebagai kehilangan Muhammadiyah saja.
"Tapi bagi bangsa Indonesia dan dunia Islam," ujar Din.
Sri Sultan HB X
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan kepergian Syafii Maarif merupakan kehilangan bagi Yogyakarta. Sultan mengenang sosok Syafii Maarif sebagai pria sepuh berwawasan luas.
"Tapi lembut di dalam membangun komunikasi dengan kearifannya," kata Sultan.
Putri Gus Dur
Putri Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid, menyatakan Buya Syafii adalah sosok yang berhati bersih dan bernurani jernih. Almarhum semasa hidup adalah tempat Alissa meminta petuah. Tokoh Muhammadiyah itu juga merupakan sosok yang dihormati ayahnya.
"Buya adalah tokoh yang sangat dihormati #GusDur," kata Alissa.
![]() |
Jusuf Kalla
Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK) menyebut Syafii Maarif sebagai pembimbing bangsa Indonesia. Jasa Syafii Maarif tidak terbatas pada Muhammadiyah saja, tapi juga berjasa bagi Indonesia.
"Kami sekeluarga dan seluruh pengurus Dewan Masjid Indonesia mengungkapkan duka cita yang mendalam atas berpulangnya almarhum bapak Syafii Maarif yang selama ini menjadi guru bangsa, negarawan pembimbing kita semua," kata JK dalam keterangannya.
Hubungan JK dan Ahmad Syafii Maarif terbilang sangat dekat. Istilah JK sebagai the real Presiden saat mendampingi SBY selaku wakil Presiden, terlontar dari almarhum. Yang kemudian diluruskan oleh Jusuf Kalla, bahwa dirinya seorang the real vice President.
Mahfud Md
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md menyebut Syafii Maarif sebagai tokoh besar. Ide-ide Syafii harus dilanjutkan oleh generasi muda supaya Indonesia bisa rukun, bersatu, kompak, dan saling membantu. Syafii mengajarkan kosmopolitanisme. dan memedomani Pancasila dalam hidup berbangsa dan bernegara.
"Kehilangan seorang tokoh besar Buya Syafii Maarif meskipun beliau bukan seorang ningrat bisa disebut seorang bangsawan. Bangsawan dalam arti bahwa dia selalu berpikir untuk kepentingan bangsanya sampai saat-saat terakhir," kata Mahfud ditemui di Masjid Gedhe Kauman.
![]() |
Lebih lanjut, Mahfud menceritakan bahwa dirinya punya kenangan yang dalam dengan Buya. Dulu dia merupakan asisten Buya. "Saya mengajar itu bersama Pak Syafii saya sebagai asistennya saya punya kenangan yang cukup dalam," ucapnya.
Bersama Buya, Mahfud mengajar mata kuliah Pancasila 2 selama satu semester. "Saya adalah asisten Pak Syafii ketika mengajar mata kuliah Pancasila 2. Pancasila 2 itu pancasila filsafat kenegaraan," tutupnya.
Selanjutnya, Ahok:
Simak Video: Buya Syafii di Mata Jokowi Hingga JK, Negarawan Penyuara Toleransi
Ahok
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok juga turut berbela sungkawa atas kepergian Syafii Maarif. Di mata mantan Gubernur DKI yang kini duduk sebagai Komisaris Utama Pertamina ini, Syafii Maarif adalah sosok teladan dalam keberagaman.
"Bangsa Indonesia sangat kehilangan negarawan seperti beliau yang telah menjadi teladan dan insipirasi bagi kami dalam merawat kebinekaan," kata Ahok.
![]() |
Ketua MPR
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengenang ajaran Syafii Maarif untuk bersaudara dalam perbedaan. Dia juga mengenang kisahnya yang mengagumi Syafii Maarif sebagai wartawan.
"Sebagai orang yang pernah menggeluti dunia jurnalistik, saya punya kekaguman tersendiri terhadap Buya Syafii Maarif. Analisis dan tulisan Buya sangat tajam dan mendalam. Keberpihakannya kepada kebenaran dan keadilan jauh melampaui para jurnalis pada umumnya. Lebih dari itu, Buya adalah sosok negarawan yang istiqomah membela kebinekaan dan kemajemukan demi keutuhan NKRI," jelas Bamsoet.
Menag hingga Menteri BUMN
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga menyebut Syafii Maarif sebagai guru bangsa. Menurutnya, Syafii Maarif bukan hanya intelektual namun juga ulama.
"Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam...," ucap Yaqut mengutip salah satu hadis Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan Imam al-Tabrani dan al-Baihaqi.
![]() |
Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketum Partai Golkar mengaku sangat kehilangan sosok panutan. Dia bakal rindu dikritik Syafii Maarif.
"Wejangannya, nasihatnya, dan kritik-kritiknya, akan kami rindukan. Saya mewakili seluruh kader Golkar di seluruh nusantara menyampaikan duka mendalam, dan mendoakan agar Buya Syafii mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin," ujar Airlangga.
Menteri Koordinator Bidang Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate merasa Indonesia kehilangan pengayom bangsa. Syafii adalah panutan kemajemukan bangsa dan jangka negara.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menuturkan kepergian Syafii Maarif adalah kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Syafii perlu diteladani semua orang. Syafii adalah pengawal toleransi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga berduka. Dalam kenangannya, Syafii Maarif adalah sosok yang berkontribusi pada perkembangan perekonomian nasional serta beragam tatanan kebijakan dalam kehidupan berbangsa. Sumbangsih Syafii tak ternilai dan perlu dilanjutkan.
Erick Thohir, Menteri BUMN, mengenang masa-masa saat Almarhum masih giat menulis di kolom Resonansi milik koran Republika. Erick dulu duduk sebagai Direktur Utama di surat kabar itu. 18 Tahun Syafii Maarif menyumbangkan buah pikirannya.
"Tak berlebihan jika kami semua memanggilmu Guru Bangsa. Lewat kegigihan Buya Syafii dalam pengajaran dan konsistensi beliau dalam menulis, kita semua bisa memiliki cakrawala berpikir yang lebih luas lagi," kata Erick.
Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menilai Syafii sebagai sosok yang ramah dan toleran. Syafii senantiasa mengingatkan Islam yang ramah. Hal ini disampaikan oleh Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani.
Selanjutnya BPIP:
BPIP
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengenang Syafii sebagai ulama dan pemikir Islam kontemporer. Syafii juga menjadi guru dan juga berperan menghantarkan dirinya memperoleh beasiswa untuk studi lanjut di McGill University dan mengajar di School of Law, Harvard University.
Buya Syafii yang telah menjadi anggota Dewan Pengarah BPIP juga telah menulis lebih dari puluhan buku yang sebagian besar mengulik isu pembumian Islam, pendidikan, hingga Kebhinekaan.
Seperti bukunya yang berjudul; Islam dan Masalah Kenegaraan: Studi tentang Percaturan dalam Konstituante (1985), Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Sejarah (2009), Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia (1993), Membumikan Islam (2019) dan karya-karya lainnya.
![]() |
Melalui karya-karya dan kontribusinya pada tahun 2008 Buya Syafii juga dianugerahi penghargaan Ramon Magsaysay dari pemerintah Filipina.
Buya juga pernah memimpin Muhammadiyah dengan ditunjuk sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah dari tahun 2000 hingga tahun 2005. Sementara pada tahun 2017 Buya Syafii dilantik sebagai Dewan Pengarah BPIP RI yang saat itu masih bernama Unit Kerja Presiden (UKP) Pembinaan Ideologi Pancasila.
"Berpulangnya Buya Syafii merupakan kehilangan besar bagi Bangsa Indonesia. Tulisan dan gagasan beliau yang mengedepankan hati nurani di atas kepentingan politik sesaat selalu menjadi oase bagi apatisme publik," ungkap Yudian dalam keterangan tertulis.