Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menghadiri pertemuan tingkat menteri tentang iklim, energi dan lingkungan dalam forum G7 pada 26-27 Mei 2022 di Berlin, Jerman. Siti menjelaskan, Indonesia telah menyusun beberapa aspek untuk mendukung upaya pemulihan yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, Indonesia juga telah meningkatkan aksi berbasis darat dan laut untuk mendukung perlindungan lingkungan dan pengendalian perubahan iklim. Serta meningkatkan mobilisasi sumber daya untuk mendukung tujuan perlindungan lingkungan dan pengendalian perubahan iklim.
Pertemuan sesi pertama Siti membawakan isu urgensi tindakan, menurutnya pertemuan forum multilateral pada era saat ini adalah saatnya pembuktian, bukan lagi janji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang saatnya bagi semua aktor, baik pemerintah, sektor swasta dan keuangan, dan masyarakat sipil yang didukung oleh sains, untuk melangkah dan mengambil tindakan untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang kita hadapi saat ini," ujar Siti dalam keterangan tertulis, Jumat (27/5/2022).
"Kami membutuhkan inovasi, komitmen, perlindungan dan pemulihan alam, dan semua sumber daya yang tersedia yang dapat kami pegang. Hanya dengan begitu kita dapat mengistirahatkan harapan kita dalam lintasan iklim yang stabil dan keanekaragaman hayati yang makmur untuk memberi kita kesempatan terbaik untuk masa depan yang lebih aman," lanjutnya.
Sebagai informasi, Menteri LHK diundang langsung oleh Deputy Federal Chancellor and Federal Minister for Economic Affairs and Climate Action of Germany. Pertemuan ini akan diadakan di Kampus EUREF (European Energy Forum) di distrikt Schöneberg, Berlin.
Kampus EURFF didirikan pada tahun 2008 dan didedikasikan untuk prinsip-prinsip panduan netralitas iklim dan efisiensi sumber daya. Kampus ini sepenuhnya netral karbon, sehingga pertemuan tingkat Menteri G7 menjadi berkelanjutan.
Saat di lokasi pertemuan (26/5), Siti menyampaikan apresiasi atas undangannya. Ia menganggap forum bilateral dan multilateral seperti G20 dan G7 adalah mekanisme kerja sama yang sama pentingnya.
Turut hadir Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK, Laksmi Dhewanthi, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Sigit Reliantoro, serta Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri (KLN), Dida Mighfar.
(ega/ega)