Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi menyebut organisasinya merupakan satu-satunya organisasi profesi yang diakui dalam undang-undang. IDI mengaku siap menjadi mitra pemerintah Indonesia maupun dunia dalam memajukan layanan kesehatan.
Hal itu dikatakan Adib di acara World Health Assembly ke-75 yang digelar di Paleis de Nations, Jenewa, Swiss, pada 21-23 Mei lalu. IDI dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut diundang oleh WHO.
"Sebagai satu-satunya organisasi profesi kedokteran yang diakui oleh hukum undang-undang, IDI selalu siap menjadi mitra strategis pemerintah RI dan dunia dalam kemajuan layanan kesehatan di Indonesia serta membantu kerja sama dalam menciptakan dunia yang lebih sehat," ucap Adib dikutip dari situs resmi IDI, Kamis (26/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua prioritas dan fokus WHO mendatang sejalan dengan arah dan strategi program PB IDI ke depan," sambungnya.
Adib mengatakan IDI turut mendukung WHO dalam menghadapi masalah kesehatan. Pihaknya pun bakal menggunakan teknologi kesehatan guna memberikan edukasi sekaligus memudahkan masyarakat dalam mendapatkan upaya promotif dan preventif.
"IDI juga menyadari bahwa diperlukan pendekatan yang tepat dalam memberikan pemahaman soal upaya promotif dan preventif melalui para dokter anggota IDI. Selain itu, IDI akan memanfaatkan teknologi kesehatan untuk memberikan edukasi dan memudahkan masyarakat mendapatkan edukasi terkait upaya promotif dan preventif," tuturnya.
Selanjutnya, Adib mengaku merasa terhormat lantaran dapat menghadiri acara tersebut. Dalam sambutannya, Adib mengaku siap dalam mendukung strategi pemulihan layanan dan sistem kesehatan global.
"Merupakan sebuah kehormatan bagi saya karena diundang mewakili IDI sebagai anggota profesi secara institusi mendampingi Menteri Kesehatan RI dalam acara World Health Assembly ke-75 di Jenewa, Swiss, ini. Mewakili PB IDI, kami menyampaikan dukungan pada WHO dan Kementerian kesehatan RI dalam strategi pemulihan layanan dan sistem Kesehatan secara global," katanya.
Sementara itu, Menkes Budi Gunadi menyampaikan kesepakatan ASEAN dalam Persidangan World Health Assembly ke-75 (WHA75) di Jenewa. Kesepakatan itu di antaranya ASEAN Universal Verification Mechanism untuk sertifikat COVID-19, perluasan ASEAN COVID-19 Response Fund dan ASEAN Regional Reserve for Medical Supplies, pembentukan dan operasionalisasi ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Disease, hingga memperkuat akses ke Vaksin, Terapi, dan Diagnostik (VTD) dan pasokan medis penting lainnya serta mengejar pelaksanaan ASEAN Post-2015 Health Development Agenda.
"Indonesia menyampaikan upaya ASEAN untuk siap dan tanggap dalam menghadapi persoalan kesehatan baik di situasi damai maupun kedaruratan Kesehatan. Ini sejalan dengan tema WHA 75: Health for Peace, Peace for Health," ujar Budi.
Untuk mewujudkan hal itu, sambung Budi, ASEAN berusaha menjalin koordinasi sekaligus kemitraan strategis. Hal itu baik di level regional, internasional, maupun aktor global lainnya, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan G-20, dalam rangka membangun Komunitas ASEAN menuju 'Masyarakat yang Sehat, Peduli dan Berkelanjutan'.
Simak juga Video: Pertemuan Jenderal Andika dan Ketum IDI Bahas soal nasib dr Terawan di RSPAD