Jokowi Pamer Penurunan Karhutla dan 'Gas-Rem' Atasi Pandemi di GPDRR

Jokowi Pamer Penurunan Karhutla dan 'Gas-Rem' Atasi Pandemi di GPDRR

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Rabu, 25 Mei 2022 11:55 WIB
Presiden Jokowi
Presiden Jokowi (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali. Jokowi memamerkan capaian Indonesia dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kebijakan dalam mengatasi pandemi COVID-19.

Sambutan Jokowi di acara GPD22 2022 di Bali disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (25/5/2022). Jokowi awalnya berbicara tentang Indonesia sebagai negara yang rawan bencana.

"Pada 2022 saja per 23 Mei telah terjadi bencana sebanyak 1.613 dan rata-rata dalam sebulan terjadi 500 kali gempa skala kecil maupun besar. Gempa besar disertai tsunami terakhir yang terbesar terjadi di Palu tahun 2018. Sebanyak 2.113 orang meninggal. Dengan 139 gunung api aktif, letusan gunung berapi juga mengancam masyarakat Indonesia. Sepanjang 2015-2021, tercatat 121 letusan gunung berapi di Indonesia," ujar Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi menyampaikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga merupakan ancaman. Menurut Jokowi, karhutla terbesar di Indonesia terjadi pada 1997-1998. Saat itu karhutla menghanguskan lebih dari 10 juta hektare lahan di Indonesia.

"Dengan berbagai upaya kebakaran hutan dan lahan bisa ditekan seminim mungkin dan tahun 2021 Indonesia telah berhasil merestorasi gambut, merestorasi lahan gambut seluas 3,4 juta hektare, menjaga dan merevitalisasi hutan mangrove yang luasnya lebih dari 20 persen total area mangrove dunia sekitar 3,3 juta hektare. Dan Indonesia juga berhasil menurunkan kebakaran hutan dari 2,6 juta hektare hanya menjadi 358 ribu hektare pada 2021," beber Jokowi.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Jokowi juga berbicara mengenai pandemi COVID-19, yang merupakan bencana terbesar dalam dua tahun terakhir di dunia. Ratusan juta orang terinfeksi dan banyak orang yang meninggal dunia.

Perihal penanganan pandemi COVID-19 ini, Jokowi membeberkan kebijakan Indonesia dalam menjaga keseimbangan aspek kesehatan dan ekonomi. Jokowi mengatakan kasus COVID-19 di Indonesia kini sudah melandai.

"Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan dinamis sesuai situasi terkini menjalankan kebijakan gas dan rem untuk menjaga keseimbangan sisi kesehatan dan ekonomi. Dan terbukti telah memberikan dampak yang baik," ujar Jokowi.

"Indonesia, yang terdiri dari 17 ribu pulau dengan populasi 270 juta orang, telah menyuntikkan 411 juta dosis vaksin. Kasus harian juga turun tajam dari 64 ribu saat puncak menjadi 345 kasus harian per kemarin. Dan pertumbuhan ekonomi terjaga 5,01 persen serta inflasi di level aman 3,5 persen," sambung dia.

Simak Video '500 Gempa dalam Sebulan, Jokowi Sebut RI Negara Rawan Bencana di GPDRR':

[Gambas:Video 20detik]



Solusi atas Tantangan Risiko terhadap Bencana

Jokowi mengatakan tantangan kebencanaan yang berat dan bisa terjadi setiap saat harus membuat masyarakat dan pemerintah lebih sigap dan siaga. Jokowi pun menawarkan konsep resiliensi berkelanjutan sebagai solusi menjawab tantangan risiko sistemik dalam menghadapi semua bentuk bencana.

"Pertama kita harus memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif menghadapi bencana. Pendidikan aman bencana serta kelembagaan pemerintahan dan sosial yang sinergis dan tanggap terhadap bencana harus menjadi prioritas kita bersama," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan setiap negara juga harus berinvestasi dalam sains, teknologi, dan inovasi, termasuk menjamin akses pendanaan dan transfer teknologi. Mantan Gubernur DKI itu menyatakan akses pendanaan merupakan isu penting yang harus kita tangani secara serius.

"Indonesia menyusun strategi pendanaan dan asuransi bencana dengan membentuk dana bersama atau pooling fund serta penggunaan dana pembangunan di tingkat desa, melalui Dana Desa untuk mendukung upaya mitigasi dan kesiapsiagaan," ujar Jokowi.

Hal lain yang disampaikan Jokowi adalah pentingnya infrastruktur yang tangguh bencana dan tangguh terhadap perubahan iklim. Jokowi menyinggung mitigasi infrastruktur fisik dan infrastruktur hijau seperti hutan mangrove, cemara udang, hingga vetiver.

"Perlindungan kepada masyarakat kelompok rentan yang bertempat tinggal di wilayah berisiko tinggi harus mendapatkan perhatian serius," imbuh Jokowi.

Terakhir, Jokowi mengajak semua pihak untuk berkomitmen untuk mengimplementasikan kesepakatan global di tingkat nasional. Jokowi juga mengatakan Indonesia sebagai negara rawan bencana mempunyai akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang bisa menjadi pelajaran penting bagi dunia. Tapi di sisi lain Indonesia juga sangat ingin belajar dari pengalaman internasional.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads