Ketua Umum Yayasan Rumah Satu Hati, Hery, menuturkan sulitnya mendapat donor hati di Indonesia. Katanya, "Kesulitannya di Indonesia itu tidak adanya bank organ. Selain itu, banyak yang gagal jadi donor karena alasan kesehatan, misalnya hepatitis. Banyak juga yang belum tahu kalau donor hati itu hatinya hanya dipotong saja, lalu nanti bisa beregenerasi lagi."
Sarina sendiri sudah pernah mengatakan keinginan untuk tetap mencoba donorkan hatinya. Namun, permohonan tersebut tidak dapat dipenuhi dokter karena resikonya yang terlalu besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seandainya bisa berbeda golongan darah, saya siap kok, menjadi pendonor untuk Feli. Apapun resikonya, saya lakukan. Asalkan bisa meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik," tutur Sarina.
Baca juga: Sepotong Hati untuk Anakku |
Akibat fungsi hati yang terus memburuk, anak dengan atresia bilier yang tak melakukan transplantasi hati umumnya bertahan hidup 1-2 tahun. Di usianya yang sudah menginjak 1 tahun 8 bulan, Feli bagai hidup dikejar-kejar waktu.
"Harapannya Feli bisa melakukan transplantasi hati, berharap ada orang baik yang mau secara sukarela mendonorkan sebagian hatinya untuk Feli. Kalau misalkan ada, kami sangat berterima kasih sekali,Kalau dia (Feli) bisa berbicara, dia pasti bilang 'Ma, Ayah, aku ingin sembuh. Tolong aku, selamatkan aku,' seperti itu," ucap Sarina.
(Nad/vys)