Dunia bak runtuh saat kedua orang tua Serafina Felicia Amela (Feli) mengetahui sang anak menderita atresia bilier. Namun, mereka seakan terjebak di jalan buntu dalam usaha menuju kesembuhan Feli.
Atresia bilier yang diderita Feli adalah kondisi pada bayi di mana saluran empedu tertutup atau tidak ada sama sekali. Hal ini bisa mengarah ke kegagalan hati. Ciri-ciri pengidap atresia bilier antara lain adalah badan yang menguning, urin pekat, tinja berwarna putih, dan penurunan berat badan.
Setelah mengetahui keadaan Feli, orang tuanya membawa Feli dari Kalimantan ke Jakarta untuk mendapatkan pengobatan. Meninggalkan pekerjaan dan kehidupan di daerah asal, kini ketiganya tinggal di rumah singgah Yayasan Rumah Satu Hati dengan harapan menemukan solusi untuk Feli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yayasan Rumah Satu Hati merupakan yayasan yang bergerak pada gangguan hati pada anak. Kegiatan yang dilakukan mencakup sosialisasi, edukasi, serta pendampingan orang tua dan anak dengan gangguan hati.
Baca juga: Sepotong Hati untuk Anakku |
"Sebelum berobat kesini memang berobat alternatif aja sih, Mbak. Kepikirannya cuman bisa ke Jakarta aja, walaupun kami nggak mikir biayanya dari mana," kenang Sarina, ibu Feli, saat ditemui tim detikcom di Yayasan Rumah Satu Hati.
Hari demi hari telah terlewati dan kini Feli telah menginjak usia 1 tahun 8 bulan. Namun, titik terang kesembuhannya belum juga terlihat. Saat ini, persoalan yang sedang dihadapi adalah ia belum bisa melakukan transplantasi hati kendati tidak adanya donor.
Atresia bilier tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan. Namun, jika terdeteksi sebelum 100 hari setelah kelahiran, terapi obat dan operasi Kasai bisa dilakukan.
Operasi Kasai atau tindakan bedah untuk membuat empedu mengalir dengan baik. Namun, pada akhirnya transplantasi hati adalah tindakan yang paling bisa meningkatkan taraf hidup penderita atresia bilier.
Pendonor hati untuk anak atresia bilier biasanya adalah ibunya sendiri. Hal ini menimbang beberapa aspek, mulai dari kedekatan emosional, kesehatan, dan lain-lain.
Namun, Feli tidak bisa mendapat donor hati dari kedua orang tuanya. Sebab, sang ibu memiliki golongan darah yang berbeda dengannya, sedangkan sang ayah menunjukkan hasil screening reaktif hepatitis. Sehingga, kini mereka hanya bisa mengandalkan donor hati dari orang lain.