Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mempertanyakan urgensi kunjungan kerja (kunker) yang dilakukan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI pekan depan. Formappi menilai kunker tersebut merupakan bentuk pemborosan anggaran.
"Tanpa alasan yang jelas, tanpa informasi ke publik. Yang pasti bahwa kunjungan kerja itu juga akan sama-sama membebani anggaran negara," kata peneliti Formappi Lucius Karus kepada wartawan, Kamis (19/5/2022).
"Kunker itu juga merupakan bentuk pemborosan anggaran karena nggak jelas juga apa urgensinya," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lucius mengatakan ada banyak kunker yang diikuti anggota DPR semenjak libur Lebaran lalu. Lucius pun mempertanyakan tidak adanya transparansi yang diberikan DPR kepada publik terkait hasil kunker yang sudah dilakukan.
"Ada begitu banyak kunker DPR yang diikuti oleh anggota dari berbagai AKD yang dilakukan semenjak liburan Lebaran lalu. Anehnya, tak ada yang diekspos secara transparan oleh DPR ke publik, seolah-olah kunker-kunker itu tak penting diketahui publik," jelas Lucius.
Menurut Lucius, pemborosan yang dilakukan DPR dari berbagai kegiatan hanya menjadikan keputusan penghentian proyek gorden tidak punya makna. Dia menyebutkan penghentian proyek gorden hanyalah kamuflase untuk kegiatan DPR yang lain yang memboroskan anggaran.
"Saya kira pemborosan-pemborosan yang dilakukan DPR dengan berbagai kegiatan, mulai proyek hingga kunker, membuat keputusan penghentian proyek gorden menjadi tak punya makna," ujar Lucius.
"Penghentian proyek gorden hanya seperti kamuflase untuk banyak kegiatan lain DPR yang memboroskan anggaran," tambahnya.
Simak selengkapnya soal kunker BURT DPR RI ke Turki di halaman berikutnya.
BURT DPR Kunker ke Turki Pekan Depan
BURT DPR RI melakukan kunker ke luar negeri selama sepekan. Kegiatan kunker itu dilakukan ke Turki sejak Rabu (18/5) hingga Selasa (24/5) pekan depan.
Ketua BURT DPR RI Agung Budi Santoso menjelaskan sejumlah agenda digelar dalam kegiatan kunker tersebut. Dia menyebut akan melakukan pertemuan dengan parlemen dan pemerintah Turki serta KBRI Turki.
"Agendanya bertemu dengan parlemen dan bagian pemerintah Turki serta dengan KBRI di Turki," kata Agung kepada wartawan, Kamis (19/5).
Anggota Komisi III DPR itu menuturkan pihaknya hendak mendengar dan mempelajari secara langsung dari parlemen Turki terkait fasilitas, protokoler, dan anggaran.
"BURT ingin mendengar secara langsung dari parlemen Turki bagaimana posisi anggota parlemen di Turki dalam kaitan dengan protokoler anggota parlemen, fasilitas apa yang diterima oleh anggota parlemen Turki, dan berapa anggaran yang digunakan oleh parlemen Turki," jelas Agung.
Menurutnya, kegiatan kunker BURT ke Turki sudah diajukan sejak awal pandemi. Namun, sebutnya, kunker itu baru disetujui pada 2021 dan direalisasikan tahun ini.
"Kunjungan kunker ke Turki ini sudah pernah diajukan sejak 2 tahun yang lalu. Tapi, karena ada pandemi, baru bisa disetujui tahun 2022, yang dibahas pada 2021," sambungnya.
Sekadar untuk diketahui, belakangan BURT DPR menjadi perbincangan lantaran terlibat dalam sejumlah anggaran proyek yang bernilai fantastis.
Proyek itu mulai pengadaan gorden rumah dinas (rumdin) anggota DPR, pengecatan dome gedung Nusantara I, dan lift. Baru-baru ini, proyek gorden sudah dibatalkan oleh BURT dan Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR.