PKS menilai turunnya survei kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan peringatan bagi pemerintah. Pemerintah dinilai masih belum bisa mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok.
"Kenaikan harga dan bising tiga periode sangat buruk bagi persepsi Presiden di mata publik. Harga yang naik, minyak goreng, khususnya sangat memberatkan. Dan terlihat pemerintah seperti tidak berdaya," kata politikus PKS Mardani Ali Sera, saat dihubungi, Minggu (15/5/2022).
"Isu tiga periode, kehadiran di salah satu ormas membuat rakyat bertanya seberapa setianya Presiden pada jalan demokrasi. Ini lampu kuning bagi Presiden," katanya.
Sementara itu Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid menyebut hasil survei itu menunjukkan bahwa pemilih di Indonesia sudah rasional. Mereka memiliki sikap kritis dan tidak sekedar menerima.
"Ketidakpuasan menurut saya, menandakan mulai rasional pemilih di Indonesia. Karena secara nyata, pada periode beliau yang pertama, memang rakyat mendapat bukti konkrit bahwa janji kampanye banyak yang tidak kunjung terselesaikan," katanya.
Hidayat Nur Wahid menyampaikan beberapa persoalan selama sebulan terakhir. Seperti minyak goreng yang masih tinggi, mudik 2020 yang macet, serta harga kebutuhan pokok yang tinggi. Sehingga, hasil survei menunjukkan masyarakat tidak puas.
"Satu bulan, peristiwa tadi begitu nyata, begitu mengentak publik. Ditanyakan survei, itu rakyat mulai rasional dan melihat realita yang terjadi. Kalau pemerintah tingkatkan kualitas kerja, beragam koreksi dan masalah tadi harus diperbaiki," ujarnya.
Simak video 'Indikator Politik Ungkap 35% Warga Tak Puas Kinerja Jokowi, Ini Alasannya':
Survei kepuasan terhadap Jokowi drop. Simak di halaman selanjutnya.
(aik/dwia)