Nasdem Nilai Kepuasan Terhadap Jokowi Tak Naik Selama Minyak Goreng Mahal

Nasdem Nilai Kepuasan Terhadap Jokowi Tak Naik Selama Minyak Goreng Mahal

Arief Ikhsanudin - detikNews
Senin, 16 Mei 2022 08:34 WIB
Willy Aditya
Foto: Willy Aditya. (Rahel/detikcom).
Jakarta -

NasDem menyebut hasil survei kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan tetap turun selama harga minyak goreng (migor) masih tinggi. Faktor minyak goreng itu yang menentukan hasil survei kepuasan terhadap presiden.

"Saya kira angka tersebut masih so so dengan angka sebelumnya. Sebab angkanya kan tidak terlalu jauh berbeda. Jadi saya melihatnya ini masih dalam rangkaian dari hasil temuan survei kemarin. Faktornya pun jelas, masih soal minyak goreng sebagaimana hasil temuan Indikator," kata politikus NasDem Willy Aditya, saat dihubungi, Minggu (15/5/2022).

Menurut Willy, inti hasil survei Indikator Politik saat ini bukanlah kembali turun dari bulan lalu. Namun, memang kepuasan terhadap Presiden Jokowi yang belum naik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ini bukan kembali turun saya kira, tapi publik memang masih kecewa dengan masalah minyak goreng yang hingga saat ini masih belum optimal solusi dan penanganannya. Kan waktunya juga belum terlalu lama. Kalau selang waktunya empat sampai enam bulan, mungkin kita bisa menyebutnya kembali turun atau terus menurun," katanya.

Menurut Willy, satu-satunya cara untuk menaikkan kepuasan terhadap kinerja Jokowi hanya dengan menurunkan harga minya goreng.

ADVERTISEMENT

"Sepanjang harga minyak goreng masih belum kembali seperti semula saya kira hasil temuannya tidak akan jauh berbeda. Sebab masalah minyak goreng ini sangat terasa di hampir seluruh lapisan kelas sosial, terutama kelas menengah ke bawah. Jadi wajar jika persepsi kepuasannya masih turun," ucapnya.

Willy pun menyinggung soal larangan ekspor bahan baku yang tidak efektif turunkan harga minyak goreng. Kebijakan itu tidak efektif karena harga minyak goreng masih tinggi.

"Beberapa kebijakan untuk mengatasi soal harga minyak goreng ini tentunya akan terus dibangun di samping larangan ekspor CPO dan minyak goreng. Sebab larangan ini juga berimbas ke sektor lain, terutama petani sawit," ucapnya.

"Memang tidak mudah untuk mengatasi situasi semacam ini. Kita harapkan pemerintah akan segera menemukan formulasi yang oke untuk mengatasi situasi sekarang ini," katanya.

Lihat juga video 'Pengamat Ekonomi Nilai Larangan Ekspor CPO Justru Berdampak Negatif':

[Gambas:Video 20detik]



Soal survei kepuasan terhadap Jokowi yang drop. Simak di halaman selanjutnya.

Survei Kepuasan Terhadap Jokowi Drop

Lembaga Survei Indikator Politik kembali merilis survei terkait kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada survei kali ini terjadi penurunan hingga 6% selang sebulan dari survei terakhir yakni mencapai 64,1%. Penurunan drastis itu bersumber dari isu kenaikan harga bahan-bahan pokok.

Survei terbaru Indikator Politik ini digelar pada 5-20 Mei 2022 dengan total 1.228 responden. Sampel diambil secara acak melalui telepon seluler. Sementara margin of error survei ini 2,9% dengan tingkat kepercayaan 92%.

Responden diberi pertanyaan seberapa puas responden atas kinerja Presiden Jokowi. Hasilnya, 58,1% menyatakan puas, dengan hasil sebagai berikut:

Sangat puas 8%

Cukup Puas 50,1%

Kurang puas 29,1%

Tidak puas sama sekali 6,1%

Tidak tahu 6,7%

Angka tersebut menurun dibanding survei sebelumnya pada 20-25 April 2022 yang menunjukkan adanya peningkatan terhadap kinerja Jokowi, yakni 5%, dari survei sebelumnya dengan persentase 59%.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan faktor terbesar ketidakpuasan itu datang dari isu harga kebutuhan pokok yang melonjak. Dia mengulas ketidakpuasan yang sebelumnya datang dari isu kesehatan saat kasus COVID tak terkendali dan masalah lapangan pekerjaan.

"Ada 35% masyarakat yang mengatakan tidak puas terhadap kinerja Pak Jokowi. Apa alasan utamanya, clear, masalah harga-harga kebutuhan pokok meningkat. Sebelumnya itu yang paling tinggi (faktor ketidakpuasan) seperti zaman COVID sedang merajalela itu adalah COVID. Setelah COVID mulai bisa terkendali, itu isunya yang dianggap penting dan jadi sumber ketidakpuasan adalah penciptaan lapangan pekerjaan, sekarang adalah harga pokok meningkat," kata Burhanuddin dalam konferensi pers secara virtual.

Halaman 3 dari 2
(aik/dwia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads