Duta Besar (Dubes) RI untuk Ukraina, Ghafur Akbar Dharmaputra, meninggal dunia. Semasa hidup, almarhum berjuang mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari kecamuk invasi Rusia di Ukraina.
Ghafur Akbar Dharmaputra meninggal dunia di Jakarta, Kamis (12/5) kemarin. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI berduka karena sosok diplomatnya yang berdedikasi telah tutup usia.
"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Menteri Luar Negeri, Wakil Menteri Luar Negeri beserta seluruh jajaran di Kementerian Luar Negeri RI berdukacita yang mendalam atas meninggalnya Duta Besar Ghafur Akbar Dharmaputra," kata juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah saat dimintai konfirmasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dubes RI untuk Ukraina Meninggal Dunia |
Ghafur, lanjut Faizasyah, menjalankan tugas-tugasnya sebagai Duta Besar secara paripurna hingga saat-saat terakhir.
"Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan di masa yang sulit ini." kata Faizasyah.
Selanjutnya, pemakaman Ghafur:
Pemakaman
Ghafur Akbar Dharmaputra adalah diplomat senior Indonesia yang telah mendedikasikan kerja dan karyanya untuk negara dan bangsa. Sewaktu menjabat Duta Besar RI di Ukraina, Ghafur dinilai berjasa dalam membantu evakuasi WNI dan menjaga kepentingan RI selama masa yang sangat sulit di Ukraina.
Jenazah Ghafur telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (13/5/2022). Tangis keluarga pecah.
"Mohon doa buat adik saya itu husnulkhatimah," kata anggota keluarga Ghafur, Emir Firdaus.
Sosok Ghafur
Ghafur adalah pria yang lahir di Bandung, 16 Februari 1964. Berarti, usianya saat meninggal dunia adalah 58 tahun.
Ghafur terakhir kali menyelesaikan pendidikannya pada jenjang S2 atau pascasarjana. Sebelum menjabat Dubes RI di Ukraina, Ghafur pernah memegang beberapa jabatan, seperti:
- Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan
- Staf Ahli Bidang SDGs Pasca 2015
- Konsultan Jendral RI di New York
Selanjutnya, perjuangan evakuasi WNI:
Perjuangan evakuasi WNI
Saat bertugas di Ukraina, Ghafur mengevakuasi WNI dan menempuh ribuan kilometer. Perjuangan ini diceritakan oleh putranya, Dzaky Naradichiantama Dharmaputra, di TPU Tanah Kusir.
"Bapak orang yang kuat, orang yang baik, terutama tentunya, dan kemarin saja pas di Kyiv Bapak travel sekitar 2.600 km dalam kondisi perang saat lagi sakit. Jadi ya itu tipe orang Bapak," kata Dzaky, Jumat (13/5).
![]() |
Dzaky mengatakan ayahnya merupakan sosok penyabar. Dia menyebut kesabaran Ghafur selalu dirasakan keluarga dari dulu hingga sekarang.
Dia mengatakan Ghafur Akbar memiliki moto 'cicil' dalam menjalankan berbagai tugasnya. Dia berharap semangat dan pola kerja itulah yang nantinya bakal diteladaninya.
"Bapak dari dulu ada moto cicil, cicil... cicil... cicil.... Mulai dari hal yang kecil sampai hal yang besar, semuanya harus dicicil, jangan dibiarin last minute. Jadi saya harap pola kerja Bapak bisa diteruskan ke depannya. Semoga nanti saya dan Adik dan saudara-saudara lainnya bisa belajar lebih tekun, lebih dan terus kerja keras tentunya, pasti," tuturnya.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI Dino Patti Djalal bersaksi bahwa Ghafur adalah diplomat terbaik Indonesia. Ghafur bahkan masih bekerja di hari-hari terakhirnya.
"Jadi tadi malam bahkan Dirjen Amerop masih menerima laporan mengenai Ukraina dari Dubes Ghafur, padahal dia beberapa menit kemudian meninggal, ya kan, itu buktinya apa? Pada saat terakhir dia mengembuskan napas dia masih memberikan dedikasi kepada diplomasi. Itu apa ya, bagi orang kayak saya yang diplomat, itu mimpi kita itu, matinya mengembuskan napas terakhirnya itu sambil bekerja dan berjuang, ya kan," kata Dino.