Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal mengenang Dubes RI untuk Ukraina Ghafur Akbar Dharmaputra sebagai diplomat yang penuh dedikasi. Dia mengatakan Ghafur Akbar merupakan lulusan terbaik di angkatan kuliahnya pada 1988.
"Almarhum Dubes Ghafur Dharmaputra itu salah seorang diplomat terbaik Indonesia. Saya satu angkatan kebetulan sama dia dan dia lulus terbaik di angkatan saya, dan kita kariernya sama-sama, merintis karier secara bersama-sama, gitu ya, dan saya lihat dia diplomat yang sangat dedikatif, sangat kalem, andal, dan juga pekerja keras," kata Dino Patti Djalal di TPU Tanah Kusir, Jumat (13/5/2022).
Dia mengatakan Ghafur pun masih tetap bekerja sebelum mengembuskan napas terakhirnya. Menurutnya, dedikasi Ghafur untuk diplomasi Indonesia sangatlah tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tadi malam bahkan Dirjen Amerop masih menerima laporan mengenai Ukraina dari Dubes Ghafur, padahal dia beberapa menit kemudian meninggal, ya kan, itu buktinya apa? Pada saat terakhir dia mengembuskan napas dia masih memberikan dedikasi kepada diplomasi. Itu apa ya, bagi orang kayak saya yang diplomat, itu mimpi kita itu, matinya mengembuskan napas terakhirnya itu sambil bekerja dan berjuang, ya kan," katanya.
"Itu suatu hal yang inspiratif dan luar biasa, jadi di menit-menit terakhir hidupnya dia masih terus bekerja untuk diplomasi untuk politik luar negeri, amanah yang diembannya sebagai dubes," tambahnya.
Dia mengungkap rasa kehilangannya atas kepergian teman satu angkatannya itu. Dia berharap anak-anak Ghafur dapat meneladani sosok Dubes RI untuk Ukraina tersebut.
"Jadi bener-bener kita semua kehilangan. Dia adalah tokoh inspirasi bagi kita semua dan semoga anak-anaknya nanti. Saya juga baru ngomong sama anaknya 'kamu harus membuat ayah kamu bangga, kamu harus menjadi orang yang hebat juga' sama dengan ayahnya apa pun jalur yang ditempuhnya nanti," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan para diplomat harus meneladani pengabdian total yang dilakukan Ghafur. Dia menyebut dedikasi yang dicontohkan Ghafur jarang dimiliki diplomat lainnya.
"Saya kira pengabdian total, pengabdian total dalam arti seperti yang saya sampaikan tadi. Dia beberapa menit sebelum meninggal dan menit-menit terakhir embusan napasnya itu didedikasikan untuk pekerjaannya, untuk tugas negara gitu, itu suatu hal yang sangat langka gitu ya," terangnya.
"Jadi pengabdian total ini yang mudah-mudahan dapat ditiru oleh diplomat-diplomat lain dan oleh PNS secara menyeluruh. Kan kita sekarang sangat mendambakan sosok-sosok yang dedikatif," imbuhnya.
Dia mengatakan tak lagi bertemu dengan Ghafur Akbar sejak 10 tahun lalu. Menurutnya, Ghafur merupakan sosok yang sabar dan jarang marah.
"Saya ketemu beliau itu jujur sewaktu saya masih dubes di Amerika dan dia masih Konjen di New York, jadi sudah lama sekali, udah mungkin 10 tahun lalu. Jadi udah cukup lama, kan saya pensiun dan beliau ada, apa... jejak tersendiri. Jadi sudah lama nggak ketemu," ucapnya.
Simak Video: Dino Patti Djalal Cerita Momen Pertama Kali Bertemu Guinandra
Kemenlu Sampaikan Dukacita
Dubes RI untuk Ukraina, Ghafur Akbar Dharmaputra, meninggal dunia di Jakarta kemarin malam. Kemlu menyampaikan belasungkawa mendalam dan memuji sosok Ghafur sebagai diplomat yang berdedikasi penuh.
"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Menteri Luar Negeri, Wakil Menteri Luar Negeri beserta seluruh jajaran di Kementerian Luar Negeri RI berdukacita yang mendalam atas meninggalnya Duta Besar Ghafur Akbar Dharmaputra," kata juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah saat dimintai konfirmasi.
Faizasyah mengatakan Ghafur adalah diplomat senior Indonesia yang telah mendedikasikan kerja dan karyanya untuk negara dan bangsa. Sewaktu menjabat sebagai Duta Besar RI di Ukraina, Ghafur dinilai berjasa dalam membantu evakuasi WNI dan menjaga kepentingan RI selama masa yang sangat sulit di Ukraina.
Ghafur, lanjut Faizasyah, menjalankan tugas-tugasnya sebagai Duta Besar secara paripurna hingga saat-saat terakhir.
"Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan di masa yang sulit ini," kata Faizasyah.