KPAI meminta kebijakan pembukaan kantin sekolah saat pembelajaran tatap muka (PTM) dievaluasi akibat adanya hepatitis misterius. Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mendesak Kemendikbud dan Kemenkes melakukan koordinasi.
"Saya mendesak Kemendikbud untuk koordinasi dengan Kemenkes untuk mengantisipasi dan membuat rekomendasi yang sifatnya lebih detail terkait dengan tindakan preventif adanya hepatitis misterius," ujar Syaiful Huda saat dihubungi, Kamis (12/5/2022).
Syaiful Huda menyebut koordinasi dilakukan untuk memitigasi dan memberikan rekomendasi tindakan preventif. Nantinya hasil koordinasi dinilai dapat dituangkan dalam surat edaran kepada pihak sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secepatnya memitigasi dan memastikan terkait hepatitis misterius ini bagaimana tindakan preventifnya yang harus disiapkan oleh pihak sekolah. Dengan cara itu, nanti akan ada SOP yang bisa dikeluarkan oleh pihak Kemendikbud yang berupa surat edaran kepada sekolah-sekolah apa saja tindakan preventif yang harus disiapkan sekolah," kata Syaiful Huda.
"Terkait dengan usulan KPAI, kan mungkin ini sifatnya masih semacam opini yang kira-kira diasumsikan oleh pihak KPAI penutupan kantin menjadi penting, tingkat urgensinya yang tahu kan sebenarnya Kemenkes," tuturnya.
Ia meminta agar penanganan tidak dilakukan cepat agar tidak terlambat. Sebab, menurutnya, kasus hepatitis misterius ini telah banyak dilaporkan di daerah.
"Jangan sampai terlambat, karena kasusnya kita sudah dapat di Jawa Timur juga, besar juga di Tulungagung itu dan cukup membahayakan kalau kita analisis dari berbagai berita," tuturnya.
Simak halaman selanjutnya
Sarankan Buat Protokol Masuk PTM
Senada dengan Syaiful Huda, dihubungi terpisah Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf meminta pemerintah daerah (pemda), Kemenkes, dan Kemendikbud melakukan koordinasi.
"Sebaiknya pemda dan Kemenkes harus berkoordinasi dengan Kemendikbud untuk membuat protokol masuk PTM," ujar Dede Yusuf.
Dede Yusuf menilai protokol masuk PTM diperlukan untuk mempermudah penanganan bila ditemukan gejala terkait hepatitis misterius di sekolah.
![]() |
"Agar semua bisa merespons jika ditemukan tanda-tanda di sekitar sekolah," kata Dede.
Namun Dede meminta masyarakat tidak takut berlebihan. Sebab, menurutnya, yang terpenting adalah pencegahan dan koordinasi.
"Tetap tidak boleh takut berlebihan juga. Karena tiap epidemi intinya adalah pencegahan dan koordinasi," tuturnya.
Diketahui sebelumnya, KPAI meminta pemerintah mengevaluasi kebijakan pembukaan kantin sekolah saat PTM dimulai setelah libur Lebaran. KPAI menilai hal itu perlu dilakukan untuk mencegah hepatitis misterius.
"Surat edaran Sesjen Kemendikbud-Ristek terkait penyelenggaraan PTM di antaranya sudah boleh membuka kantin di sekolah dengan batasan pengunjung 75 persen. Hal ini penting dievaluasi kembali karena penularan hepatitis akut melalui saluran pencernaan dan saluran pernapasan," kata komisioner KPAI Retno Listyarti kepada wartawan, Kamis (12/5/2022).
Retno berharap orang tua membawakan bekal bagi anaknya masing-masing saat ke sekolah. KPAI juga meminta pemerintah mengkaji PTM 100 persen di tengah munculnya hepatitis misterius ini.
"Selain itu, pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi PTM saat ini. Jangan 100 persen lagi agar dapat melihat perkembangan kasus hepatitis misterius ini dan sebagai bentuk pencegahan," ucap Retno.