Identitas dan Rekam Jejak 5 WNI Fasilitator Keuangan ISIS yang Disanksi AS

Identitas dan Rekam Jejak 5 WNI Fasilitator Keuangan ISIS yang Disanksi AS

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 11 Mei 2022 11:49 WIB
Identitas dan Rekam Jejak 5 WNI Fasilitator Keuangan ISIS yang Disanksi AS
Foto: Ilustrasi ISIS (AFP Photo/DELIL SOULEIMAN)
Jakarta -

Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa ada lima fasilitator keuangan ISIS yang berasal dari Indonesia. Beberapa di antaranya diketahui masih di Suriah dan sudah ada yang dijatuhi vonis hukum.

Seperti dikutip dari situs resmi Departemen Keuangan AS, Selasa (10/5/2022), kelima fasilitator itu disebut memainkan peran kunci dalam memfasilitasi perjalanan ekstremis ke Suriah dan daerah lain lokasi ISIS beroperasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS menyatakan kelima orang itu dan jaringannya telah melakukan transfer keuangan untuk mendukung upaya ISIS di kamp-kamp pengungsi yang berbasis di Suriah dengan mengumpulkan dana di Indonesia dan Turki. Menurut AS, sebagian dana itu digunakan untuk membayar penyelundupan anak-anak keluar dari kamp dan mengirimkannya ke pejuang asing ISIS sebagai calon rekrutan.

ADVERTISEMENT

Pengumuman dan pemberian sanksi ini bertepatan dengan pertemuan ke-16 Counter ISIS Finance Group (CIFG) Global Coalition to Defeat ISIS. Amerika Serikat, Italia, dan Arab Saudi ikut memimpin CIFG-yang terdiri dari hampir 70 negara dan organisasi internasional-dan mengoordinasikan upaya melawan jaringan dukungan keuangan ISIS di seluruh dunia.

AS juga sudah memerinci nama dan peran kelima orang yang disebut beroperasi di Indonesia itu. Menindaklanjuti hal tersebut, Densus 88 Antiteror Polri telah melaksanakan pemantauan secara intensif terhadap lima WNI tersebut.

"Densus sudah laksanakan pemantauan terus ke-5 WNI tersebut," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dimintai konfirmasi, Rabu (11/5/2022).

Dedi mengatakan Polri akan berkoordinasi dengan Hubinter guna mencari keberadaan kelima WNI tersebut. Selain itu, Polri akan bekerja sama dengan Interpol negara terkait. Polri juga mengungkap terkait dugaan keberadaan dan status para fasilitator keuangan ISIS ini.

Siapa saja mereka? Silakan baca di halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Penampakan Masjid di Afghanistan Kena Bom, 12 Jemaah Tewas

[Gambas:Video 20detik]



Dwi Dahlia Susanti

Ilustrasi militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Foto: Ilustrasi ISIS (AFP)
Dwi Dahlia Susanti disebut telah menjadi fasilitator keuangan ISIS setidaknya sejak 2017 dan telah membantu anggota ISIS lainnya dengan pengiriman uang yang melibatkan individu di Indonesia, Turki, dan Suriah. AS mengatakan, pada akhir 2017, Susanti membantu suaminya mengirimkan hampir USD 4.000 dan senjata kepada seorang pemimpin ISIS.

AS menyebut Susanti mengalihkan sekitar USD 500 dari dana tersebut untuk para pendukung ISIS di jaringannya sendiri. Pada awal 2021, Susanti disebut telah memfasilitasi pengiriman uang dari Indonesia ke Suriah untuk memberikan dana kepada individu-individu di kamp-kamp pengungsi yang diduga digunakan untuk menyelundupkan anak-anak remaja keluar dari kamp ke padang pasir, di mana mereka diterima oleh pejuang asing ISIS, kemungkinan sebagai rekrutmen anak-anak untuk ISIS.

Berdasarkan dokumen perjalanan, Polri menduga kuat saat ini Susanti berada di Suriah.

Rudi Heryadi

Ilustrasi ISIS dan pengaruhnya di Indonesia. Foto: Ilustrasi ISIS (Luthfy Syahban)
AS menyebut Rudi Heryadi memberi tahu seorang rekan ekstremis tentang potensi perjalanan ke daerah-daerah yang didominasi ISIS, termasuk di Afghanistan, Mesir, dan bagian lain Afrika, serta Yaman pada pertengahan 2019. Heryadi disebut meminta sumbangan untuk orang-orang yang hendak berangkat dan keluarganya. AS menyatakan pihak berwenang Indonesia memvonis Heryadi atas tuduhan terorisme pada 24 Juni 2020.

Sementara itu, Polri menyebut pada tahun 2019 Rudi Heryadi divonis 3 tahun 6 bulan bui karena deportan dari Suriah. Rudi baru saja bebas.

Ari Kardian

Ilustrasi pelaku teror dari ISIS Foto: Ilustrasi ISIS (Ilustrator: Edi Wahyono)
AS juga menjatuhkan sanksi terhadap fasilitator ISIS bernama Ari Kardian, yang disebut telah didakwa oleh otoritas Indonesia karena memfasilitasi perjalanan WNI ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Dwi Dahlia Susanti, Rudi Heryadi, dan Ari Kardian disanksi berdasarkan perintah eksekutif 13224 karena telah membantu, mensponsori, atau memberikan dukungan finansial, material, atau teknologi secara material atau barang atau jasa kepada atau untuk mendukung ISIS.

Polri menjelaskan bahwa Ari sudah diproses hukum dua kali dan divonis 3 tahun penjara karena memfasilitasi pengiriman orang ke Suriah. Ari kini sudah bebas.

Muhammad Dandi Adhiguna

This photo provided by the Kurdish-led Syrian Democratic Forces, shows some Islamic State group fighters, who surrendered after clashing with Kurdish-led Syrian Democratic Forces, at Gweiran Prison, in Hassakeh, northeast Syria, Monday, Jan. 24, 2022. Clashes between U.S.-backed Syrian Kurdish fighters and militants continued for a fourth day Sunday near the prison in northeastern Syria that houses thousands of members of IS, the Kurdish force said. Foto: Ilustrasi ISIS (AP Photo)
AS juga memberi sanksi kepada Muhammad Dandi Adhiguna, yang diduga memberikan bantuan kepada Susanti. Bantuan itu termasuk dalam hal keuangan dan operasional.

Adhiguna disebut telah menasihati Susanti tentang penggunaan rekening bank pribadinya. Pada akhir 2021, Adhiguna disebut mengisi formulir pendaftaran untuk bergabung dengan ISIS dan mengirimkannya ke Susanti.

Polri menyatakan Adhiguna kini diduga kuat masih berada di Suriah. Hal ini berdasarkan keterangan ayah Adhiguna.

Dini Ramadhani

Australia Khawatir Resiko Serangan Teror Jika Pulangkan Perempuan ISIS Foto: Ilustrasi kamp ISIS (ABC Australia)
AS juga memberi sanksi kepada Dini Ramadhani, yang diduga beberapa kali memberikan bantuan keuangan kepada Susanti. Muhammad Dandi Adhiguna dan Dini Ramadhani turut disanksi berdasarkan perintah eksekutif 13224, karena telah membantu, mensponsori, atau memberikan dukungan finansial, material, atau teknologi secara material, atau barang atau jasa kepada atau untuk mendukung Susanti.

Berdasarkan dokumen perjalanan, Polri menduga kuat Dini masih berada di Suriah.

Sanksi dari AS

Turki Deportasi Dua Perempuan Pendukung ISIS dan Empat Anaknya ke Jerman Foto: Ilustrasi bendera ISIS (DW News)
Semua properti dan kepentingan di properti orang-orang yang disebutkan di atas, dan setiap entitas yang dimiliki, secara langsung atau tidak langsung, 50 persen atau lebih oleh nama-nama tersebut, secara sendiri-sendiri atau dengan orang-orang lain yang juga diblokir, yang berada di Amerika Serikat atau dalam kepemilikan atau kendali orang AS harus diblokir dan dilaporkan ke OFAC.

Selain itu, terlibat dalam transaksi tertentu dengan individu yang telah diumumkan tersebut bakal mengandung risiko sanksi sekunder sesuai dengan aturan AS.

Berdasarkan otoritas ini, OFAC dapat melarang atau memberlakukan persyaratan ketat pada pembukaan atau pemeliharaan di Amerika Serikat dari rekening koresponden atau rekening utang melalui lembaga keuangan asing yang dengan sengaja melakukan atau memfasilitasi transaksi signifikan atas nama pihak yang dinyatakan secara khusus.

Halaman 2 dari 7
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads