Michael mengatakan pihaknya tidak dapat menerima bentuk rasis dan SARA kepada siapa pun. Terlebih, menurutnya, hal ini dapat berpotensi berlanjut hingga Pemilu 2024.
"Kami tentunya tidak bisa terima narasi yang seperti ini. Tidak hanya soal Pak Anies, ini soal menjaga keindonesiaan kita. Bersikap rasis dan mengungkit SARA untuk menjatuhkan orang membuat makin sempit pikiran kita. Makin tidak ada ujungnya hina-hinaan, bahkan bisa terus sampai 2024 kalau tidak disetop," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tsamara Diserang Cuit 'Antek Yaman'
Eks politikus PSI Tsamara Amany diketahui pernah mendapat serangan di media sosial. Dia disebut-sebut 'antek Yaman' yang mengaitkan foto dengan suaminya dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Cuitan itu berasal dari akun yang disebut-sebut milik kader GP Ansor. Belakangan GP Ansor memberikan klarifikasi bahwa akun tersebut bukan milik kader mereka.
Seperti dilihat detikcom, Sabtu (23/4), akun @GusNadjb me-retweet salah satu akun yang berisi foto pernikahan Tsamara Amany dengan suaminya dan dihadiri Anies Baswedan. Dalam retweet-nya, akun @GusNadjb menyebut 'sesama antek Yaman saling berpelukan'.
Tsamara lantas angkat bicara terkait serangan 'antek Yaman' itu. Tsamara mengaku bersahabat baik dengan Banser dan GP Ansor. Menurut dia, rasisme dan seksisme bukan karakter dari badan otonom kepemudaan milik Nahdlatul Ulama itu.
"Saya bersahabat baik dengan Ansor dan Banser. Saya tahu mereka ini karakternya luar biasa. Rasisme dan seksisme bukan karakter sahabat Ansor dan Banser," kata Tsamara Amany kepada detikcom, Minggu (24/4).
Tsamara menilai pencatut foto kader yang memviralkan cuitan 'antek Yaman' itu telah menjelekkan nama Ansor serta Banser. Dia mendorong orang di balik akun tersebut diproses hukum dengan adil.
"Jadi memang sudah sewajarnya mereka yang menjelekkan nama Ansor dan Banser ini diproses secara hukum dengan adil," katanya.
(rfs/imk)