Rektor ITK Dituding Rasis karena Status di Medsos, Kampus Buka Suara

ADVERTISEMENT

Rektor ITK Dituding Rasis karena Status di Medsos, Kampus Buka Suara

Zunita Putri - detikNews
Sabtu, 30 Apr 2022 16:47 WIB
Logo Institut Teknologi Kalimantan (ITK)
Foto: Logo Institut Teknologi Kalimantan (ITK) (Dok ITK)
Jakarta -

Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Budi Santosa Purwokartiko dituding rasis karena menulis status 'manusia gurun' berkaitan dengan peserta beasiswa LPDP. Pihak kampus pun buka suara.

"Terkait dengan pemberitaan tentang tulisan Prof Budi Santosa Purwakartiko oleh salah satu media online yang kemudian tersebar ke berbagai kanal media online lainnya dan mendapat tanggapan dari para netizen, dengan ini kami informasikan bahwa, tulisan Prof Budi Santosa Purwakartiko tersebut merupakan tulisan pribadi, dan tidak ada hubungannya dengan jabatan beliau sebagai Rektor ITK," bunyi keterangan pers ITK, Sabtu (30/4/2022).

ITK pun meminta semua masyarakat tidak mengaitkan masalah ini dengan kampus. Dia meminta masyarakat meminta klarifikasi langsung kepada Budi Santosa.

"Oleh karena itu, mohon pemberitaan dan komentar lebih lanjut baik oleh media maupun para netizen tidak mengaitkan dengan institusi ITK, dan awak media atau para netizen dapat langsung berkomunikasi dengan beliau," katanya.

Diketahui, Budi Santosa dilaporkan ke Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Dirut LPDP Andin Hadiyanto. Budi dinilai telah melakukan ujaran yang bersifat SARA dan pelecehan secara verbal.

Pelapor itu adalah Irvan Noviandana, dia mengirimkan surat terbuka ke Sri Mulyani dan Andin Hadiyanto. Dia meminta Budi ditindak karena status di Facebooknya dinilai meresahkan.

"Saya Irvan Noviandana sebagai masyarakat ingin menyampaikan kepada Ibu Menteri Keuangan serta Dirut LPDP adanya ujaran yang bersifat SARA dan pelecehan secara verbal yang disampaikan oleh seorang pewawancara beasiswa LPDP melalui akun Facebooknya dengan nama Budi Santosa Purwokartiko sebagaimana tangkapan layar yang kami unggah," bunyi surat terbuka Irvan dilihat, Sabtu (30/4).

Irvan mengungkapkan kalimat Budi yang dimaksud mengandung ujaran SARA ketika Budi mewawancarai peserta program Dikti sebagaimana tulisan status Budi. Di status Facebooknya itu, Budi menyebut seseorang yang memakai hijab atau penutup kepala adalah manusia gurun.

"Budi Santosa sebagai pihak yang mewawancarai peserta program Dikti sebagaimana yang disampaikan pada tulisannya mengatakan kalimat yang bernuansa SARA bahwa 12 mahasiswi yang diwawancarai tidak ada satu pun yang menutup kepala ala manusia gurun sehingga otaknya benar-benar openmind dan seterusnya," ucap Irvan.

Irvan meminta Sri Mulyani dan LPDP menindak Budi. Sebab, menurut Irvan, kalimat mengandung SARA ini bukan hanya sekali dilontarkan oleh Budi.

Terkait hal ini, detikcom sudah menghubungi Dirut LPDP Andin Hadiyanto. Namun hingga saat ini Andin belum merespons.

Tonton juga Video: Arteria ke Masyarakat Sunda: Maaf, Tidak Ada Maksud untuk Rasis

[Gambas:Video 20detik]



(zap/hri)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT