Status Anak Krakatau Saat Ini Level III, Ini Arti Tingkat Aktivitas Gunung Api

Status Anak Krakatau Saat Ini Level III, Ini Arti Tingkat Aktivitas Gunung Api

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Selasa, 26 Apr 2022 17:47 WIB
Status Anak Krakatau Saat Ini Siaga III, Ini Makna Tingkatannya
Status Anak Krakatau Saat Ini Siaga III, Ini Makna Tingkatannya (Foto: dok. istimewa)
Jakarta -

Status Gunung Anak Krakatau saat ini berada di level 3 atau siaga. Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan status ini sejak Minggu (24/4) pukul 18.00 WIB.

Dalam update status yang disampaikan di aplikasi Magma Indonesia, pada periode pengamatan pukul 06.00 hingga 12.00 WIB hari ini teramati asap kawah Gunung Anak Krakatau berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang.

Merujuk pada Permen ESDM Nomor 15 Tahun 2011, tingkat aktivitas gunung api terjadi menjadi 4 level, yakni normal, waspada, siaga dan awas. Berikut penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Status Anak Krakatau Saat Ini: Makna Tiap Levelnya

Merujuk pada Permen ESDM 15/2011, berikut penjelasan tiap level:

  1. Level I (normal):
    - Hasil Pengamatan: tidak ada perubahan aktivitas signifikan baik secara visual, seismik, dan kejadian vulkanik serta tidak ada letusan hingga kurun waktu tertentu.
    - Ancaman bahaya: gas beracun di sekitar kawah (pada gunung api tertentu)
  2. Level II (waspada):
    - Hasil Pengamatan: mulai memperlihatkan peningkatan aktivitas seismik. Pada beberapa gunung api dapat terjadi erupsi. Pada status ini juga mulai terlihat perubahan visual di sekitar kawah. Mulai terjadi gangguan magmatik, tektonik, atau hidrotermal, namun diperkirakan tak terjadi erupsi dalam jangka waktu tertentu.
    - Ancaman bahaya: berada di sekitar kawasan
  3. Level III (Siaga):
    - Hasil Pengamatan: memperlihatkan peningkatan aktivitas yang semakin nyata. Berdasarkan analisis data observasi, kondisi itu akan diikuti dengan letusan utama. Artinya, jika peningkatan kegiatan gunung api terus berlanjut, kemungkinan erupsi besar mungkin terjadi dalam kurun dua pekan.
    - Ancaman bahaya erupsi bisa meluas tapi tidak mengancam permukiman penduduk.
  4. Level IV (Awas):
    - Hasil Pengamatan: teramati mengalami peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api paling memungkinkan mengalami erupsi. Status Awas merujuk letusan utama yang dilanjutkan dengan letusan awal, diikuti semburan abu dan uap. Setelah itu akan diikuti dengan erupsi besar. Dalam kondisi ini, kemungkinan erupsi besar akan berlangsung dalam kurun 24 jam.
    - Ancaman bahaya erupsi bisa meluas dan mengancam pemukiman penduduk.

Status Anak Krakatau Saat Ini Level Siaga, Terjadi 10 Kegempaan

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) melaporkan terjadi 10 kegempaan pada hari ini di Gunung Anak Krakatau. Kegempaan itu akibat aktivitas embusan, vulkanik dangkal, dan vulkanik dalam.

ADVERTISEMENT

Jumlah kegempaan embusan terjadi sebanyak 3 kali dengan amplitudo 15-34 mm dan durasi 17-78 detik. Untuk vulkanik dangkal terjadi sebanyak 4 kali, amplitudo 12-17 mm dan durasi 7-16 detik.

Sementara untuk vulkanik dalam terjadi 3 kali dengan amplitudo 26-42 mm, durasi 15-17 detik, S-P 1,4-1,6 detik.

PVMBG juga memberikan rekomendasi untuk masyarakat, wisatawan maupun pendaki. BMKG meminta agar masyarakat tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.

Status anak Gunung Krakatau saat ini dan penjelasan setiap levelnya kini sudah diketahui. Perlu diketahui juga Gunung Krakatau telah mengalami erupsi lebih dari 100 kali sejak pertama kali tumbuh. Simak penjelasan di halaman berikut ini.

Sejarah Gunung Anak Krakatau Hingga Saat Ini

Mengutip laman resmi Badan geologi, Gunung Anak Krakatau pertama kali tumbuh pada 11 Juni 1927 akibat dari erupsi yang berkomposisi magma basa muncul di pusat komplek Krakatau. Gunung ini tumbuh semakin besar dan tinggi akibat letusan-letusannya, membentuk kerucut yang sekarang mencapai ketinggian lebih kurang 300 m dari muka laut. Di samping menambah tinggi kerucut, Gunung Anak Krakatau juga memperluas wilayah daratannya.

Sejak tahun 1930-2000, tercatat lebih dari 100 kali erupsi Gunung Anak Krakatau, baik bersifat eksplosif maupun efusif. Dari sejumlah letusan tersebut, titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya.

Umumnya letusan Gunung Anak Krakatau akan terjadi 4 tahun sekali berupa letusan abu dan leleran lava, dengan waktu istirahat berkisar antara 1-8 tahun. Kegiatan terakhir Gunung Anak Krakatau, berupa letusan abu dan leleran lava, hanya berlangsung mulai 8 November 1992 sampai Juni 2000.

Kemudian pada 24-26 September 2005, aktivitas gunung anak Krakatau sempat terpantau aktif dengan terjadinya peningkatan jumlah gempa.

Peningkatan aktivitas gempa Gunung Anak Krakatau juga kembali terlihat pada 20-22 Oktober 2007. Kemudian disusul dengan letusan abu setinggi 200 meter pada 23 Oktober 2007. Hasil pengamatan visual pada 25 Oktober 2007 menunjukkan bahwa terdapat lubang letusan baru di dinding selatan Gunung Anak Krakatau.

Pada 1-20 April 2008 aktivitas Gunung Anak Krakatau terlihat kembali mengalami peningkatan. Hasil pengamatan langsung ke Gunung Anak Krakatau pada 15-16 April 2008 menunjukkan bahwa terjadi letusan abu yang disertai lontaran material pijar yang berlangsung tiap selang 5-15 menit dengan ketinggian berkisar 100-500 meter.

Lebih lanjut, mulai 10 Oktober 2010, letusan abu yang disertai lontaran material pijar dengan ketinggian asap berkisar 100-1700 meter pun terjadi dan berlangsung setiap hari hingga saat ini.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads