Bayu Airlangga, Menantu yang Ikuti Jejak Pakde Karwo Keluar dari Demokrat

Bayu Airlangga, Menantu yang Ikuti Jejak Pakde Karwo Keluar dari Demokrat

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 22 Apr 2022 15:43 WIB
Bayu Airlangga
Bayu Airlangga (Faiq Azmi/detikcom)
Jakarta -

Bayu Airlangga memutuskan keluar dari Partai Demokrat (PD) setelah kalah dalam kontestasi pemilihan Ketua DPD Demokrat Jawa Timur (Jatim). Jejak politik Bayu Airlangga di Demokrat sama seperti mertuanya, Soekarwo.

Bayu menyatakan mundur dari Demokrat per kemarin. Politikus yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Jatim itu mengaku tak punya pilihan lain selain keluar dari Demokrat.

"Saya memutuskan mundur dari Partai Demokrat per Kamis, 21 April 2022," kata Bayu dalam keterangan resmi seperti dilansir dari detikJatim, Jumat (22/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Opsi keluar dari Demokrat diambil karena Bayu merasa telah dizalimi. Sebab, menurutnya, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pernah menjanjikan Musda DPD Demokrat Jatim bakal demokratis.

"Bagi saya, ketika saya dan tentunya para DPC pendukung (saat) saya dizalimi terkait Musda, tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai. Kita ingat, saat pembukaan Musda, Ketum AHY menjanjikan demokratis. Tapi bisa dinilai publik sendiri bagaimana hasil Musda Demokrat Jatim," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Bayu Airlangga merupakan menantu mantan Ketua DPD Demokrat Jatim Soekarwo. Karier Bayu dan Soekarwo di partai berlambang mirip logo Mercy itu bak peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Soekarwo Mundur dari Demokrat

Soekarwo diketahui juga memutuskan keluar dari Demokrat. Namun ada perbedaan mencolok antara keluarnya Soekarwo dengan Bayu.

Soekarwo mundur dari Demokrat pada 2019 dan bukan karena polemik. Mantan Gubernur Jatim itu keluar dari partai yang mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke kursi Presiden RI, karena diberi amanah oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia.

Presiden Republik Indonesia sekaligus ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono hadir di pertemuan Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (30/09/2014). Kehadiran SBY ini untuk melakukan konsolidasi dengan seluruh kader Partai Demokrat. Gubernur Jatim asal Demokrat Soekarwo tiba di lokasi acara.Soekarwo saat masih jadi kader Demokrat. (Grandyos Zafna/detikcom)

Kala itu, juga ada kabar berembus Soekarwo mundur karena bakal menjadi menteri. Namun isu Soekarwo jadi menteri dibantah Demokrat.

"Bukan. Kalau dia ndak mundur, dia tidak mungkin dilantik sebagai Komisaris Utama Semen Indonesia. Itu sudah aturan baku. Justru kalau menjadi menteri ndak perlu mundur, karena menteri boleh pegang partai," kata Renville Antonio yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris DPD Demokrat Jatim, 14 Agustus 2019.

Simak selengkapnya tentang Soekarwo di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'SBY: Ingat! Hanya Ada Satu Matahari di Partai Demokrat':

[Gambas:Video 20detik]



Beberapa bulan setelahnya, tepatnya pada 12 Desember 2019, Soekarwo dilantik menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). SBY disebut merestui mundurnya Soekarwo dari Demokrat.

Restu SBY diungkapkan langsung oleh Soekarwo setelah dilantik menjadi Wantimpres. Politikus yang kerap disapa Pakde Karwo itu menyebut SBY mempersilakannya keluar dari Demokrat.

"Prinsip silakan, karena memang aturan perundangannya nggak bisa," ucap Pakde Karwo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2019).

Soekarwo, saat masih menjabat Ketua DPD Demokrat Jatim pada 2018, pernah juga mengungkap survei internal terkait capres. Hasilnya survei tersebut, Jokowi terpilih sebagai capres pilihan pengurus Demokrat Jatim.

"Jadi yang benar itu, DPP mengeluarkan edaran suruh ngecek aspirasi kepada dua calon itu ke mana. Di Jawa Timur 157 (pengurus) itu mendukung Jokowi, dan 56 itu ke Prabowo," kata Soekarwo di Makassar, Sulsel, Rabu (30/8/2018).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads