Cerita Tentang Tahanan KPK yang Merasa Masih Pejabat Berkuasa

Cerita Tentang Tahanan KPK yang Merasa Masih Pejabat Berkuasa

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 22 Apr 2022 06:44 WIB
Pegawai KPK Rohimah
Foto: Pengawal tahanan (waltah) KPK bernama Rohimah (dok. tangkapan layar video KPK)
Jakarta -

Seorang petugas pengawal tahanan (waltah) KPK bernama Rohimah membagikan kisahnya selama menjalankan pekerjaannya. Rohimah mengaku selama menjadi waltah di lembaga antirasuah itu, dirinya hampir dipukul oleh tahanan karena masih ada yang merasa sebagai pejabat.

Lewat siaran video peringatan Hari Kartini di KPK, Kamis (21/4), Rohimah mengatakan pekerjaan yang dilakoni menjadi tantangan tersendiri baginya karena sebagian besar penghuni rutan didominasi laki-laki. Momen ribut-ribut dengan tahanan menjadi peristiwa yang paling tidak bisa dilupakan Rohimah.

"Selama bekerja di rutan, yang paling keinget banget pas kalau lagi ribut, ribut sama tahanan," ujar Rohimah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rohimah bercerita kesabarannya diuji saat dia pernah menegur tahanan yang kedapatan membawa alat pemutar musik. Karena hal itu, Rohimah hampir ribut dengan koruptor.

"Saya nggak kasih, dia mau memukul saya, di situlah kesabaran kita yang benar-benar harus diuji banget. Saya bukannya takut, saya bukan tipe penakut. Kalau saya nggak mikir saya pekerja, saya berani sama dia, tapi kan, 'Oh iya saya bekerja di KPK' dan saya di sini sebagai pengamanan harus bisa mengendalikan diri," kata Rohimah tanpa menyebut tahanan yang dimaksud.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, Rohimah juga sempat bersitegang dengan salah satu keluarga tahanan yang berkunjung dan ingin membawa kue ulang tahun ke dalam rutan. Jue tersebut akhirnya diamankan Rohimah namun pihak keluarga tidak terima.

"Pernah saya ribut sama anggota keluarga pada saat kunjungan tahanan, dulu kan masih offline, belum online, belum ada COVID, anaknya itu mau membawa makanan ke dalam, tapi kan aturan di rutan nggak boleh bawa makanan ke dalam," ujarnya.

Kemudian, Rohimah diteriaki dengan sebutan yang tidak menyenangkan. Bahkan dia sempat akan dipukuli oleh keluarga tahanan tersebut. Beruntung masih ada petugas lain yang melerai.

"Saya dibilang gila, dibilang ke rumah sakit jiwa," kata Rohimah.

"Tempat sampah ditendang, saya mau dipukuli. Untung ada teman saya," imbuhnya.

Lihat juga video 'Mahfud Md Minta Dewas KPK Tegas Lili Pintauli Langgar Etik atau Tidak':

[Gambas:Video 20detik]



Baca tahanan KPK masih merasa seperti pejabat di halaman selanjutnya

Tahanan KPK Masih Merasa Seperti Pejabat

Rohimah menyampaikan dirinya sering diremehkan dan dianggap sebagai asisten rumah tangga. Sempat terbenak untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang telah dilakoninya selama sembilan tahun itu.

"Mereka kadang menganggap pengawal tahanan itu adalah asisten rumah tangganya," ucapnya.

Namun dia menerima pekerjaannya sebagai salah satu cara untuk mengendalikan diri. Sering kali Rohimah mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan lantaran para tahanan yang sejatinya memiliki jabatan menganggapnya sebelah mata.

"Tantangan yang saya rasakan selama saya bekerja di rutan KPK banyak banget tantangannya, seperti mereka itu kan terkadang masing berpikir kalau mereka itu ngerasa belum tahanan, jadi sikapnya sebagai ada yang bupati, gubernur, walkot, kadang-kadang tindakannya masih nggak mau diatur. Nah tugas tuh mengatur tapi sambil tetap mengayomi bagaimana proses prosedur yang kita pegang berjalan tanpa ada benturan di lapangan," imbuhnya.

Bangga dengan Profesinya

Rohimah mengaku bangga dengan profesinya sebagai waltah KPK, lantaran tidak banyak perempuan yang berprofesi sepertinya. Dia mengaku memiliki peran dan status yang setara waltah laki-laki. Menurutnya, profesinya ini merupakan tantangan yang dapat dihadapinya.

"Bagi saya, pekerjaan pengawal tahanan ini suatu kebanggaan sendiri. Orang tahunya, kan, perempuan itu sosok yang lemah, tapi saya nggak mau dibilang lemah. Saya suka pekerjaan yang ada tantangannya, jiwa saya suka dengan tantangan, bagaimana tantangan itu bisa saya hadapi," ungkapnya.

Dalam peringatan Hari Kartini itu, dia juga menyampaikan pesan untuk para perempuan Indonesia. Menurutnya, perempuan harus berjuang dan tangguh demi keluarga dan bangsa.

"Kalau untuk pesan buat perempuan Indonesia, jadilah wanita yang tangguh, jangan cengeng, karena di dalam zaman sekarang seperti saat ini apalagi masih wabah pandemi COVID, kita harus benar-benar kuat. Kita harus tangguh berjuang buat keluarga, berjuang buat bangsa, berjuang buat KPK," kata Rohimah.

Halaman 2 dari 2
(dek/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads