Guntur Romli melaporkan dosen sekaligus guru besar FMIPA UGM Prof Karna Wijaya terkait dugaan pengancaman di media sosial. Polda Metro Jaya telah menerima laporan tersebut dan akan menindaklanjutinya.
"Sudah (laporan diterima), dipelajari dulu. Prinsipnya setiap laporan polisi akan ditindaklanjuti," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan ksaat dikonfirmasi, Selasa (19/4/2022).
Terkait pemeriksaan pelapor, Zulpan mengatakan hal ini tergantung kewenangan penyidik. Namun, Zulpan memastikan pihaknya akan menyelidiki setiap laporan sesuai tahapan yang berlaku secara prosedural.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu namaya laporan nanti ada panggilan untuk klarifikasi," kata Zulpan.
Seperti diketahui, dosen UGM Prof Karna Wijaya resmi dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Dia dilaporkan oleh Guntur Romli terkait dugaan pengancaman lewat media sosial.
"Hari ini melaporkan pemilik Facebook yang terduga atas nama Karna Wijaya dosen guru besar UGM. Saya merasa diancam dan dihasut karena ada postingan dia di Facebook yang memuat foto saya dan istri saya yang isinya itu 'satu per satu dicicil massa'," kata Guntur Romli di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (18/4).
Guntur Romli, yang juga politikus PSI, mengatakan ada sejumlah foto orang-orang yang dimuat dalam unggahan terlapor. Foto itu memuat wajah dari Guntur Romli, Deni Siregar, hingga Ade Armando.
Bahkan, dalam gambar Ade Armando terpampang tanda silang di wajah dosen Universitas Indonesia tersebut. Guntur Romli menilai hal itu sebagai bentuk hasutan dan pengancaman baginya.
Laporan Guntur Romli terhadap Prof Karna Wijaya ini teregistrasi dengan nomor: LP/B/1983/V/2022/SPKT/POLDA METRO JAYA. Dalam laporan tersebut, Guntur Romli melaporkan Karna Wijaya atas tuduhan Pasal 160 KUHP, Pasal 28 dan 29 UU ITE.
Simak video 'Guntur Romli Laporkan Prof Karna Wijaya ke Polda Metro Jaya':
Baca di halaman selanjutnya: tanggapan Karna Wijaya.
Karna Wijaya Mengaku Hanya Bercanda
Sebelumnya, Prof Karna Wijaya sudah buka suara terkait postingannya itu. Ia mengaku dirinyalah yang mengunggah postingan terkait Ade Armando dan menyatakan komentarnya itu hanya sebatas guyonan.
"Saya memposting sesuatu yang sebenarnya hanya gojekan, gojekan (guyonan, red) sangat biasa sekali. Bahkan mungkin statement-statement yang dibuat katakanlah Ade Armando dan sebagainya itu lebih sadis ya. Tapi ini kan hanya sebuah gojekan saja terhadap kejadian seperti itu," kata Karna ditemui wartawan di Balairung UGM, Sleman, DIY, Senin (18/4).
Karna mengatakan ada pihak lain yang mengedit postingan itu seakan-akan untuk mengomentari Ade Armando. Postingan itu kemudian diunggah di grup Facebook Kagama oleh orang tanpa sepengetahuannya.
"Saya, kata 'sembelih' itu juga tidak pada Ade Armando, pada konteks lain yang diambil orang itu diedit dan masukkan satu frame bahwa saya melakukan ujaran kebencian. Padahal hanya guyonan saja dan pemilihan diksinya," imbuhnya.
Meski begitu, Karna Wijaya kemudian meminta maaf karena telah menimbulkan kegaduhan atas pernyataannya itu.
"Jadi sekali lagi kalau statement ini menimbulkan kegaduhan, saya sekali lagi mohon maaf kepada publik," ujar Karna.