Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PPP, Muhammad Iqbal, mengutuk aksi pembakaran Al-Qur'an oleh politikus asal Swedia, Rasmus Paludan. Terkait aksi tersebut, ia meminta pemerintah Indonesia memboikot Swedia.
"Kita mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci umat Islam sedunia, yang dilakukan oleh Rasmun Paludan. Pembakaran Al-Qur'an maupun kitab suci agama lain tidak bisa ditolerir," kata Muhammad Iqbal dalam keterangan tertulis, Senin (18/4/2022).
Menurutnya, aksi boikot perlu segera dilakukan. Pasalnya, politikus tersebut sudah beberapa kali melakukan aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi aksi pembakaran yang dilakukan oleh Rasmus Paludan kali ini terjadi di wilayah yang memiliki banyak penduduk beragama Islam. Iqbal mengatakan aksi tersebut sengaja dilakukan untuk memancing emosi umat Islam di Swedia dan dunia.
"Tahun 2020 lalu juga terjadi insiden pembakaran Al-Qur'an di Swedia dan pelakunya dibiarkan begitu saja serta tidak permintaan maaf dari pelaku maupun pemerintah setempat," katanya.
Ia menamakan Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim harus merespon kejadian tersebut dengan tegas. Salah satunya bisa dengan cara penghentian kerja sama bilateral antara Indonesia dan Swedia.
"Prinsip kerjasama adalah saling menghargai dan menjaga hubungan baik antara kedua negara. Membiarkan pelaku yang membakar Al-Qur'an bebas begitu saja melukai hati warga Indonesia yang mayoritas beragama Islam," ujar Iqbal.
Iqbal menjelaskan, dalam agama Islam, ada lima hal yang harus dijaga, seperti memelihara agama (hifdzud diin), memelihara jiwa (hifdzun nafs), memelihara keturunan (hifdzun nasl), memelihara harta (hifdzul maal), dan memelihara akal (hifdzul aql).
"Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam. Memelihara Al-Qur'an juga sama dengan memelihara agama," ungkap Iqbal.
Ia menuturkan wajar jika aksi pembakaran tersebut memancing amarah umat Islam di Swedia dan seluruh dunia.
"Saat Al-Qur'an dibakar, kata Iqbal, wajar umat Islam di Swedia dan seluruh dunia marah. Karena itu, tidak bisa disalahkan jika terjadi protes keras atas insiden tersebut," tutup Iqbal.
(ega/ega)