Tabungan spiritual (spiritual saving) juga bagian dari prestasi qalbu yang cerdas. Semakin banyak spiritual saving seseorang semakin matang pula spiritual orang itu. Sebaliknya semakin kurang spiritual saving seseorang justru dikhawatirkan yang membengkak ialah tabungan dosa (sin saving). Dalam bahasa agama, spiritual saving bukan hanya seruan biasa untuk mendapatkan martabat utama di mata Tuhan tetapi juga memberikan hikmah di dalam kehidupan sehari-hari.
Diungkapkan di dalam suatu hikayat, ada seorang pemuda yang dikenal selain ahli ibadah juga amat aktif membantu warga sekitarnya. Namun ada juga seorang pemuda yang memiliki kapasitas spiritual menyangkannya, karena pemuda itu akan mati muda. Pemuda ahli ma'rifah melihat sipemuda yang baik tadi akan mati keesokan harinya tertimpa meteoric, batu raksasa yang akan jatuh ke bumi dan persis menimpa rumah si pemuda. Betapa terperanjatnya ahli ma'rifah setelah dua hari kemudian pemudah itu masih hidup segar bugar membantu warga setempat.
Sang pemuda tersenyum menyaksikan keheranan sang pemuda ahli ma'rifah yang menatapnya dari tadi, lau ia menyapa, tuan tidak perlu kaget, apa yang tuan lihat kemarin itu betul-betul terjadi. Meteorik raksasa itu jatuh menimpa rumah saya tetapi sebelum menimpa rumah saya sudah hancur berkeping-keping setelah memasuki atmosfir bumi, sehingga yang jatuh kea tap rumah saya hanya debunya.
Untuk ketiga kalinya ahli ma'rifah itu kaget setelah mendengarkan pernyataan pemuda itu. Dari mana dia tahu kalau saya mengetahui rahasia Tuhan itu? Bagaimana dia tahu apa yang ada di dalam pikiran saya? Sang pemuda melanjutkan, wahai ustadz anda tidak perlu kaget, karena saya juga menyaksikan apa yang anda lihat, dan saya memahami wujud yang anda banyangkan terhadap saya seandainya batu itu tidak berubah jadi tepung.
Sejak itu, sang ahli ma'rifah berubah pikiran. Ternyata di atas langit masih ada langit. Ternyata Allah Maha Pintar menyimpan rahasia di balik wajah orang yang tidak popular. Ini juga pelajaran berharga bagi kita bahwa jangan lantaran tidak muncul tanda-tanda keshalihan pada diri seseorang lantas kita tidak respek kepadanya. Kekasih Tuhan memiliki kemampuan untuk menyembuyikan diri dari ketkjuban orang lain. Jika ada orang menyatakan diri sebagai wali atau sufi sejati pasti itu bohong, karena wali atau sufi sejati tidak akan pernah mau membocorkan rahasianya pada orang lain. Ternyata ibadah yang ditekuni sang pemda memproteksinya dari bahaya besar. Dengan demikian, social and spiritual saving adalah tolak bala paling efektif.
Qalbu yang tercerahkan akan mampu menyaksikan sesuatu yang misteri di mata awam tetapi ia diberi kemampuan oleh Tuhan untuk menyingkap (mukasyafah) misteri itu. Oleh karena itu, jangan pernah memandang enteng sesedikit apapun spiritual saving itu, karena besar ataukecilnya sebuah amal Tuhan punya ukuran-Nya sendiri. Mungkin ada yang amalnya besar tetapi kecil di mata Tuhan, karena mungkin disertai unsur riya. Sebaliknya mungkin ada amal kecil yang dilakukan seseorang dengan penuh keihlasan, namun besar di mata Tuhan. Spiritual saving ternyata juga menjadi latihan untuk mencerahkan qalbu.
Simak juga 'Menjadi Dermawan Tidak Harus Kaya':
(lus/lus)