Membangun jaringan sosial yang biasa disebut dengan tabungan social (social saving) bukan hanya penting untuk mendapatkan imbalan social (social profit) tetapi juga bagian dari upaya pedewasaan qalbu. Amal social sangat dipuji di dalam semua agama. Khusus dalam Islam ada surah khusus (Q.S. al-Ma'un/107) yang memuji orang yang memiliki social saving. Di dalam hadis, sebagaimana diriwayatkan di dalam kitab Riyadh al-Shalihin. Suatu ketika ada tiga pemuda berteduh di dalam goa tiba-tiba mulut goa itu tertutup dengan batu besar. Tidak mungkin menggeser batu besar itu dengan tenaga manusia. Berkatalah yang paling senior di antara mereka, siapa di antara kita yang pernah melakukan amal istimewa? Ketiga-tiganya merasa tidak pernah melakukannya.
Baca juga: Kebutuhan Tahsiniyat |
Pemuda pertama berdoa di depan mulut goa dengan bertawashul melalui pengabdiannya terhadap ibunya dalam keadaan sakit keras dan meminta dibelikan susu segar. Akhirnya ia menemukannya tapi sayang ibunya sudah tertidur. Ia berdiri sepanjang malam sampai subuh ketika ibunya sudah bangun. Sementara menunggu ibunya bangun anaknya juga merengek-rengek meminta susu itu tetapi dikatakan ini kepunyaan ibu yang sedang sakit. Kalau ini ada artinya mohon dibukakan pintu goa ini. Alhasil batu gesar itu bergeser sedikit, oksigen bisa masuk.
Pemuda kedua berdoa dengan pengalamannya pernah diajak berhubungan khusus dengan gadis pujaannya yang ibunya sedang memerlukan biaya. Ketika akan melakukannya tiba-tiba perempuan itu berucap apakah engkau akan merusak cincin yang bukan milikmu? Sekitika itu saya lari karena takut dan malu kepada Allah Swt. Pemuda kedua ini berdoa, ya Allah sekiranya ini ada artinya mohon pintu goa ini dibuka. Akhirnya batu besar itu bergeser lagi sedikit tetapi belum bisa dilewati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemuda ketiga maju dengan doa, ya Allah saya pernag menyimpan gaji sebulan mantan karyawan saya yang tidak diambil, lalu saya belikan sepasang kambing kemudian beranak pinak. Hasilnya juga saya belikan unta dan unta itu juga beranak pinak. Akhirnya binatang ternak itu memenuhi padang rumput. Tiba-tiba mantan karyawan itu datang meminta gajinya dan saya tunjukkan semua binatang itu. Ia lalu mengambil semua binatang itu tanpa menyisahkan seekorpun. Jika ini ada artinya bagiku mohon pintu doa ini dibuka. Akhirnya batu besar itu menggelinding ke bawah. Ternyata social saving mampu bisa juga menjadi penolak bala.
Kisah ketiga pemuda di atas mengingatkan kita bahwa prestasi social yang kita lakukan tidak hanya akan mendatangkan pahala tetapi juga penulak bala. Secara logika bagaimana mungkin longsoran batu besar yang menutupi mulut goa bisa bergeser tanpa menggunakan alat berat semacam escavator. Namun ini fakta bahwa kekuatan social saving bisa mengalahkan alat-alat berat. Jika Tuhan menghendaki apapun rumitnya dan betapapun beratnya suatu persoalan niscaya akan diringankan atas izin Allah Swt.
Baca juga: Kebutuhan Dharuriyyah |
Qalbu yang terbias merelakan dan mengikhlaskan diri untuk senantiasa melakukan social saving selalu saja ada keajaiban dirasakan di dalam hidupnya. Kisah yang dialami ketiga pemuda tersebut bisa juga terjadi di dalam diri kita dalam bentuk peristiwa yang berbeda. Banyak hal yang misteri di dalam pengalaman hidup kita yang tidak dapat dicerna oleh akal tetapi itu terjadi dalam kenyataan. Boleh jadi itu semua karena social saving yang pernah kita lakukan.