Komisi III DPR Heran Face Recognition Abdul Manaf 'Salah' di Kasus Ade Armando

Komisi III DPR Heran Face Recognition Abdul Manaf 'Salah' di Kasus Ade Armando

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Kamis, 14 Apr 2022 13:50 WIB
Jakarta -

Polda Metro Jaya menyatakan Abdul Manaf yang awalnya diduga terlibat pengeroyokan dosen UI Ade Armando ternyata tidak terlibat. Komisi III DPR RI heran kenapa teknologi pengenalan wajah atau face recognition yang digunakan polisi dalam kasus Ade Armando bisa salah.

Ketua Komisi III Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul awalnya bicara soal polisi keliru menduga Abdul Manaf terlibat pengeroyokan Ade Armando.

"Soal kesalahan, itu di republik ini, maaf, belum cukup misalnya, karena itu membuat ini, ya apa berikutnya? Sanksinya? Kan begitu," kata Bambang Pacul di kompleks parlemen, Kamis (14/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terima kasih juga harus. Kalau terima kasih ya sudah. Maaf cukup tidak? Kalau maaf tidak cukup, terus," imbuhnya.

Komisi III, kata Pacul, saat ini sedang mengedepankan restorative justice atau melakukan rembuk untuk mendapatkan mufakat. Dia mengatakan seluruh aparat penegak hukum sepakat soal tata beracaranya.

ADVERTISEMENT

"Jadi ini akan menjadi isu kita yang utama agar kita tetap berada pada persatuan republik kita," ucapnya.

Pacul kemudian menceritakan kecanggihan face recognition di Polda Metro Jaya. Menurut Pacul, sulit untuk mengelak dari kecanggihan alat tersebut.

"Saya pernah datang ke Polda Metro. Saya dijelaskan alatnya canggih banget. Retina matanya bisa kita lihat itu. Jadi kalau orang yang berbenturan di depan itu menolak, tidak bisa. Itu komplet sekali. Saya juga nyoba," sebut Pacul.

Dari face recognition tersebut, menurut Pacul, langsung diketahui alamat seseorang itu. Dia mengaku heran mengapa alat tersebut bisa salah.

"Sudah canggih. Polisi kita canggih. Kalau ada kekeliruan, jangan-jangan ini ada something wrong. Ada sesuatu yang keliru itu opo? Orang alatnya sudah canggih kok. Retina saja kena kok. Itu saya sama Pak Kapolda Metro dijelasin (alatnya)," ucap Pacul.

"Jadi mudah-mudahan yang itu kesalahan eror itu," imbuhnya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Zulpan menjelaskan awalnya nama Abdul Manaf muncul dari hasil face recognition atau teknologi pengenalan wajah yang dimiliki Polri terkait kasus pengeroyokan Ade Armando.

Dari hasil pengenalan wajah itu, seseorang bertopi kemudian diidentifikasi sebagai Abdul Manaf. Topi yang menghalangi wajah orang tersebut menjadi salah satu penyebab tingkat keakuratan face recognition itu kurang tepat.

"Memang dari face recognition yang kita miliki, tingkat kecocokan itu terhadap Abdul Manaf ini 70 persen, karena pada saat itu dia pakai topi tertutup dan sebagainya," kata Zulpan saat dihubungi detikcom, Rabu (13/4).

(rfs/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads