Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyambangi Universitas Indonesia (UI). Kedatangan Luhut itu disambut demo sejumlah mahasiswa hingga debat soal big data penundaan Pemilu 2024.
Mahasiswa tampak sudah mulai berdemo di depan Gedung Balai Sidang UI, Selasa (12/4) pukul 10.48 WIB. Mereka memakai baju serba hitam serta membawa spanduk dan bendera kuning.
Spanduk yang dibawa di antaranya bertulisan 'Turut berduka cita Atas Meninggalnya Demokrasi UI dan Indonesia' dan 'Potong Bebek Angsa Masak di Kuali Mana Big Datanya Kok Malah ke Sini. Kok Punya Nyali Gak Tau Diri lalalalaalala'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka mengkritik Luhut soal wacana penundaan pemilu, soal harga minyak yang naik, hingga soal konflik Luhut dengan Haris Azhar dan Fatia.
Mahasiswa juga menyanyikan yel-yel yang intinya menagih Luhut menunjukkan big data yang diklaim berisi aspirasi masyarakat yang meminta pemilu 2024 ditunda.
Luhut Debat dengan Mahasiswa
Luhut datang ke UI untuk mengisi kuliah tentang digital hingga soal ekonomi. Usai mengisi kuliah, Luhut bersama Rektor UI Ari Kuncoro sempat menemui massa.
Selang 1,5 jam di dalam Balai Sidang UI, Luhut keluar untuk menemui mahasiswa. Ia menjawab tuntutan yang diajukan.
"Mau kalian apa? Biar saya jawab," ucap Luhut kepada mahasiswa.
BEM UI kemudian melontarkan pembahasan terkait wacana penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka berucap bahwa Luhut meminta ketua partai menyuarakan wacana penundaan Pemilu.
"Kita minta Bapak klarifikasi dan membuka big data. Apakah Bapak berani?" tuturnya.
Luhut lantas membalas pertanyaan yang dilontarkan BEM UI. Dia kemudian bertanya balik siapa yang meminta jabatan presiden sampai tiga periode. Luhut mengklaim dirinya tidak pernah mewacanakan soal penundaan Pemilu.
"Siapa yang bilang saya minta jabatan presiden sampai tiga periode, saya tanya? Saya tidak pernah mengatakan wacana itu. Yang pernah saya katakan banyak di bawah itu minta Pemilu ditunda. Apa salah? Kamu ngomong gini salah? Nggak kan," kata Luhut.
Berikut percakapan mahasiswa yang berdemonstrasi dengan Luhut:
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Mahasiswa: Terkait wacana penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden, harus terus untuk ditegaskan oleh Pemerintah menolak wacana tersebut. Kita baca di media bahwa Bapak Luhut Binsar Pandjaitan menyuruh ketua partai untuk mewacanakan penundaan pemilu. Kita minta Bapak klarifikasi dan kita minta Bapak buka big data, apakah Bapak berani, Pak. Silakan, Pak!
Luhut: Siapa yang bilang saya minta presiden 3 periode
Mahasiswa: Kita baca di media, Pak!
Luhut: Dengerin ya, jangan marah-marah. Saya tidak pernah mengatakan presiden 3
Mahasiswa: Berarti Bapak menolak wacana penundaan pemilu, Pak?
Luhut: Saya tidak pernah mengatakan presiden 3 periode. Yang pernah saya katakan, banyak di bawah itu minta pemilu ditunda. Kamu ngomong gini salah? Nggak kan.
Mahasiswa: Ada buktinya nggak, Pak? Ada datanya nggak? Buka big data! Atau Bapak yang minta?
Luhut: Dengerin, kan saya punya hak juga untuk tidak men-share sama kalian, tidak ada masalah kenapa harus ribut, kamu harus belajar berdemokrasi ke depan, bahwa kamu dengan istrimu, pacarmu saja bisa beda pendapat, tidak perlu emosional.
Mahasiswa: Tapi Bapak pejabat publik, Pak?
Luhut: Saya punya anak juga mahasiswa, jadi kalian jangan emosional. Kalian dengerin juga, jadi saya mau bilang, kita itu beda pendapat silakan. Nanti dengan istrimu beda pendapat tidak harus berantem
Mahasiswa: Kita sepakat mungkin kita berbeda pendapat dalam demokrasi, tapi Bapak pejabat publik, perlu mempertanggungjawabkan big data ke kita semua
Luhut: Apa hak kewajiban saya mempertanggungjawabkan saya punya data
Mahasiswa: Seakan-akan pejabat publik mengizinkan 3 periode, penundaan pemilu
Luhut: Kamu berasumsi, tidak boleh. Sudah dijawab sama Presiden, Presiden sudah bilang pemilu tetap 14 Februari 2024.
Mahasiswa: Jadi apakah benar ada big data? Atau penundaan pemilu atas keinginan siapa?
Luhut: Saya bilang saya yang ngomong, nggak ada yang lain. Saya hanya sampaikan ada data begini.
Mahasiswa: Kita minta dibuka!
Luhut: Kalau sepakat saya nggak sepakat boleh kan? Kita boleh beda pendapat nggak?
Mahasiswa: Nah itu tujuan kita, Bapak harus buka data
Luhut: Dengerin kamu, Anak Muda, kamu nggak berhak juga nuntut saya, karena saya juga punya hak untuk memberitahu.
Mahasiswa: Otoriter nih?
Luhut: Kalau otoriter saya nggak samperin kamu.