DPRD Surabaya Minta Keberadaan Outsourcing Tak Hanya Jadi Misi Sosial

DPRD Surabaya Minta Keberadaan Outsourcing Tak Hanya Jadi Misi Sosial

Angga Laraspati - detikNews
Senin, 11 Apr 2022 18:22 WIB
Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony
Foto: Dok. DPRD Surabaya
Jakarta -

Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony mendorong agar dilakukan penataan ulang atas pemberdayaan tenaga outsourcing (OS) di lingkungan Pemkot Surabaya. Selain pola rekrutmen dan evaluasi kinerja, keberadaan OS itu tidak hanya sebagai misi sosial.

AH Thony mengatakan tidak sekadar merekrut warga ber-KTP Surabaya dengan memprioritaskan warga dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), tapi juga memberi kesempatan kepada para OS itu bisa berkarya lebih dari hanya sebagai OS.

"Bisa jadi mereka bakat di wirausaha dan jago jualan dengan hasil menjanjikan. Harus diberi ruang agar tak sekadar mengharapkan gaji bulanan. Ingat rekrutmen OS bukan sekadar Charity atau karena misi sosial," kata AH Thony dalam keterangan tertulis, Senin (11/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini ada belasan ribu tenaga OS yang direkrut Pemkot Surabaya yang rata-rata bekerja di bagian teknis dan fungsional sejumlah Organisasi Perangkat Daerah OPD. Yang cukup mentereng, mereka digaji oleh Pemkot dengan besaran UMK yaitu Rp 4,3 juta per bulan.

Mereka disebar di banyak OPD untuk membantu mengoptimalkan tugas dan layanan kepada masyarakat. Para warga Surabaya itu dinilai beruntung karena Pemkot merekrut sendiri warganya sebagai tenaga OS.

ADVERTISEMENT

AH Thony juga masih mengecek persis berapa jumlah tenaga OS yang direkrut Pemkot di setiap OPD. Namun diperkirakan mencapai belasan ribu yang direkrut sejak beberapa tahun terakhir.

Setiap tahun atau dalam kurun waktu tertentu keberadaan mereka dievaluasi. Ada yang dinyatakan layak dan ada yang diputus kontrak mereka sebagai OS. Setiap tahun dilakukan juga evaluasi dengan Psikotes dan evaluasi kinerja.

Tak hanya itu, Politisi Gerindra ini mengkritisi pola dan skema penyebaran belasan ribu OS itu ke lingkungan Pemkot Surabaya, termasuk ditugaskan di DPRD Surabaya. Menurutnya, para OS tidak boleh berlama-lama hingga bertahun-tahun di lingkungan Pemkot.

Keberadaan para OS di Pemkot tersebut menjadi berkah bagi warganya, namun tidak boleh menggantungkan dari tenaga OS. Untuk itu, AH Thony menilai mereka harus dibekali skill dan kemampuan beradaptasi dengan kebutuhan masa depan.

"Tenaga OS harus dikelola dengan baik. Mereka bisa lebih berkemajuan dalam sisi pendapatan dan bidang pekerjaan. Kalau ada OS dengan skill spesifik dan mumpuni harus diantarkan ke skill bidang ini," tandas Thony.

Bersambung ke halaman selanjutnya. Langsung klik

Pria asli Bojonegoro ini menyinggung soal kemampuan para OS yang jago bisnis, jualan, bidang seni, atau bahkan di bidang IT dan digital. Untuk itu harus makin terasah skill mereka untuk makin berdaya, agar tak lagi menggantungkan sebagai OS.

Menurut AH Thony, perlu adanya pembentukan tim bersama lintas bagian dan lintas Dinas yang bertugas khusus mencari solusi atas melimpahnya tenaga OS. Selain itu, tim yang dibentuk tersebut mengidentifikasi secara cermat seluruh OS dalam kurun waktu berkala yang dilakukan serangkaian penelusuran bakat minat melalui tes. Tes ini dalam rangka mengetahui potensi tenaga OS.

Siapa mempunyai kemampuan apa dan jumlahnya berapa akan terdeteksi. Selanjutnya keberadaan mereka dengan skill yang dimiliki bisa diberdayakan sesuai bidang dan dinas terkait.

"Tim itu pula yang juga mendorong para SDM OS itu untuk membuat kegiatan. Kalau memang punya skill dengan karya nyata bisa lebih berdaya sehingga mampu membuka lapangan kerja. Menjalankan usaha ekonomi kreatif atau UMKM," kata Thony.

Pemkot Surabaya juga bisa mendampingi para OS yang notabene warga Surabaya mendapat pembekalan. Melakukan diklat-diklat spesifik sesuai kelompok skill. Surabaya tidak kurang orang berhasil yang bisa dijadikan mentor.

"Sekali lagi, keberadaan ribuan OS itu tidak terus membebani APBD tanpa hasil. Ngendon jadi OS. Menumpuk. Mereka harus berdaya. Meski kota ini kuat kerena APBD-nya mencapai Rp 10,4 triliun," ujar Thony.

Thony menambahkan dalam rangka mengembangkan potensi para tenaga OS, perlu ada seleksi dan OS pilihan akan makin diberdayakan untuk mengembangkan potensi dirinya.

Oleh karena itu, Thony menilai perlunya membangun kerja sama dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta. Baik instansi dan perusahaan dalam kota maupun luar daerah bahkan luar negeri untuk selanjutnya bisa menyalurkan mereka para OS sebagai profesional.

"Para OS itu menjadi lebih berpengalaman. Memiliki harapan dan masa depan yang lebih baik. Tidak selalu dibayang-bayangi rasa ketakutan tidak memiliki penghasilan ketika kontrak kerjanya sebagai OS dihentikan tengah jalan," tutur Thony.

Sementara, itu, AH Thony juga mengapresiasi Pemkot Surabaya perekrutan tenaga OS secara berkala bisa memutus mata rantai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Surabaya.

"Rekrutmen OS oleh Pemkot Surabaya patut diapresiasi. Inilah upaya taktis memutus mata rantai MBR. Namun tidak boleh selamanya. Harus ada rekrutmen OS berkala," ucap AH Thony.

Halaman 2 dari 2
(akd/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads