Jakarta -
Budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun menilai Presiden RI saat ini belum tepat. Cak Nun sendiri dikenal sebagai budayawan yang kritis sejak era Orde Baru.
Dikutip dari bukunya, Kyai Hologram, Emha Ainun Nadjib lahir pada 27 Mei 1953 di Jombang, Jawa Timur. Dia pernah mengenyam ilmu agama di Pondok Pesantren Gontor dan pernah 'singgah' belajar ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Indonesia, Emha Ainun Nadjib yang akrab disapa Cak Nun dikenal sebagai cendikiawan sekaligus budayawan yang pandai menulis dan berceramah. Dia telah melahirkan puluhan buku-buku esai tentang tema sosial-budaya.
Ia juga pernah aktif di kegiatan kesenian internasional yang membawanya hingga ke Iowa City, AS. Cak Nun dikenal pula sebagai budayawan yang kerap melontarkan kritik kepada pemerintah sejak era Orde Baru. Bahkan, pada 16 Mei 1998, Cak Nun bersama dengan empat tokoh lainnya, berkirim surat kepada Suharto agar mau turun dari jabatannya. Cak Nun menjadi salah satu saksi sejarah dari reformasi 1998.
Cak Nun kini aktif menggelar acara pengajian masyarakat Maiyah yang dinamai dengan acara Sinau Bareng. Acara pengajian ini adalah bentuk dekonstruksi dari model pengajian pada umumnya. Pengajian ini sendiri digelar untuk mewujudkan kesadaran kolektif masyarakat akan kehidupan sosial di sekitarnya.
Apa kata Cak Nun di acara PDIP? Silakan baca halaman selanjutnya.
Cak Nun Bicara Presiden Saat Ini Belum Tepat
Cak Nun sebelumnya berbicara soal pemimpin bangsa Indonesia dalam ceramahnya di acara buka puasa bersama PDI Perjuangan. Cak Nun menilai Indonesia dipimpin oleh presiden yang belum tepat saat ini.
Cak Nun mulanya menyebut negara-negara adikuasa, yaitu Amerika Serikat dan Rusia, yang tak benar-benar 'berkuasa'. Dia kemudian membandingkan dengan bangsa Indonesia yang dapat melampaui mereka. Hanya, menurut Cak Nun, pemimpinnya belum tepat.
"Wahai Amerika, wahai Rusia, wahai semua negara yang merasa kuat dan adikuasa, jangan pikir kalian benar-benar berkuasa karena kami adalah bangsa dengan peradaban dengan skala waktu 18 generasi," kata Cak Nun dalam acara PDIP, Minggu (10/4).
"Sehingga ilmu kita, manajemen kita akan jauh melebihi kalian semua. Cuma sekarang belum tepat saja presidennya. Jangan marah," imbuhnya.
Alasan Cak Nun Diundang ke Acara PDIP
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menyebut kehadiran Cak Nun di acara buka bersama PDIP diundang langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Jadi sekolah kebangsaan dan kenegarawanan akan terus ditumbuhkembangkan oleh PDIP. Kehadiran Cak Nun ini atas undangan dari Ibu Megawati Soekarnoputri dan acara telah dipersiapkan khsus," kata Hasto kepada wartawan, Minggu (10/4).
Sementara itu, dalam salah satu isi ceramahnya, Cak Nun berbicara tentang hubungan antara dirinya dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, dia seolah terus dipermusuhkan dengan Megawati.
"Saya sama Bu Mega dipermusuhkan. Bu Mega tidak sedikitpun terpengaruh dan Bu Mega tetap meminta saya datang ke sini dan sekarang dipertemukan dengan putrinya. Coba, coba, kok sekarang toh ketemunya," kata Cak Nun.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini