Keduanya juga memiliki klaster percakapan yang hampir sama besar. Yang terbesar adalah tagar #MahasiswaBergerak.
"Pola retweet yang digambarkan dalam peta SNA kedua tagar memperlihatkan keduanya membentuk klaster yang hampir sama besar. Klaster #MahasiswaBergerak sedikit lebih besar dengan 14.9K user, dan #SayaBersamaJokowi dengan 11.7K user," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun klasternya hampir sama besar, keduanya sangat terpisah. Ada emosi yang berbeda di antara keduanya.
"Emosi yang paling dominan ditampilkan klaster #MahasiswaBergerak adalah 'anticipation' berisi harapan (hope) agar mahasiswa aman selama demo. Pada klaster #SayaBersamaJokowi adalah 'anger' berisi kekesalan pada mahasiswa yang mau demo menurunkan Jokowi," lanjutnya.
Uniknya, kedua kubu juga memiliki akun yang baru dibuat. Akun baru terbanyak ada di kubu #MahasiswaBergerak.
"Rentang dan distribusi usia akun pada kedua klaster relatif sama. Namun #MahasiswaBergerak punya akun baru netas lebih banyak dengan 309 akun (6 April 2022). Sedangkan klaster #SayaBersamaJokowi hanya 183 akun baru (7 April 2022)," ungkapnya.
Ismail Fahmi juga menjelaskan bahwa klaster #MahasiswaBergerak terindikasi bot lebih besar dibandingkan klaster #SayaBersamaJokowi.
"Klaster #MahasiswaBergerak memiliki score 2.05 yang berarti postingan oleh akun terindikasi bot lebih besar dibandingkan klaster #SayaBersamaJokowi dengan score 1.74. Semakin tinggi score semakin besar kemungkinan bot atau akun yang berperilaku seperti bot digunakan," kata Ismail Fahmi.
(fas/dwia)