Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kembali membantah terkait temuan mayat di kota Bucha, Ukraina. Dia menyebut temuan mayat itu bentuk provokasi demi gagalkan negosiasi antara Rusia dan Ukraina.
"Sebuah pertanyaan muncul, apa tujuan dari provokasi yang tidak benar ini?" kata Sergei Lavrov seperti dilansir AFP, Rabu (6/4/2022).
Lavrov menyebut pihaknya mau tidak mau meyakini temuan mayat di Bucha ini sebagai bentuk provokasi. Tujuannya, kata dia, sebagai dalih demi gagalkan negosiasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dituntun untuk percaya bahwa itu adalah untuk menemukan dalih untuk menggagalkan negosiasi yang sedang berlangsung," kata Lavrov dalam pesan video yang disiarkan di televisi Rusia.
Untuk diketahui, pembicaraan antara Rusia dan Ukraina berlanjut setelah diplomat top mereka bertemu di resor Turki Antalya bulan lalu, pertemuan pertama sejak dimulainya operasi militer Moskow pada 24 Februari. Rusia pekan lalu bahkan mengumumkan akan secara drastis mengurangi kegiatan militernya di Ukraina utara setelah pertemuan di Istanbul.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
"Mengalihkan perhatian dari proses negosiasi, mengalihkan perhatian dari fakta bahwa pihak Ukraina, setelah Istanbul, mulai mundur, mencoba mengajukan kondisi baru," imbuhnya.
Meski demikian, dia menambahkan bahwa Rusia "siap" untuk melanjutkan pembicaraan.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh pasukan Rusia membunuh warga sipil di Bucha, setelah gambar mayat-mayat berserakan di jalan-jalan menyusul penarikan Rusia.
Namun Kremlin telah membantah bertanggung jawab dan menyarankan gambar mayat dipentaskan.
Rusia belum secara resmi menanggapi proposisi keamanan Ukraina dan negosiasi berlanjut melalui konferensi video.