Selain itu, Hasbiallah juga menyinggung rencana tarif integrasi JakLingko untuk TransJakarta, MRT dan LTR Rp 10 ribu. Hasbiallah mengatakan usulan itu belum disetujui dewan.
"Sekarang misalnya mereka ini mengajukan persetujuan dari dewan supaya tarif transportasi berintegrasi dinaikin jadi Rp 10 ribu paling rendah, wong sekarang aja sepi, jalanan macet dia nggak bisa maksa masyarakat untuk ke situ, gimana?" sebut Hasbi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin RP 3,2 triliun kita kasih, sekarang ini dia mau naikin tarif terintegrasi JakLingko jadi Rp 10 ribu atau berapa, belum disetujuin, gimana cara kerjanya. Jadi mereka ini hanya bisa berwacana tapi tak bisa bekerja," imbuhnya.
Titik Rawan Macet di Jaksel-Jakbar
Polisi telah mengidentifikasi titik rawan macet di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat selama Ramadan. Karobinops Lantas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Joko, mengatakan kemacetan di wilayahnya terjadi di sekitar jalan layang non tol Antasari.
"Hari ini, terpantau ada kawasan gage (ganjil genap), otomatis kawasan gage orang akan tidak sesuai jam tanggalnya, pasti dia akan beralih ambil rute lain, yang paling meriah setelah Layang Antasari. Kalau masih jam gage, relatif masih normal," ujar Joko ketika dihubungi, Senin (4/4).
Sementara di Jakarta Barat, polisi mengawasi kawasan Kebon Jeruk. Pengawasan dilakukan pada saat jam sibuk.
"Sementara normal aja karena situasi COVID juga, jam-jam keluar kantor juga biasa, di Kebon Jeruk memang sedikit padat," jelas Kasat Lantas Jakarta Barat Kompol Maulana.
"Sama depan Rumah Sakit Dharmais (Jalan Letjen S Parman)," lanjutnya.
(lir/jbr)