Kisah Aipda Ali Kelian, Perjuangkan Pendidikan-Kesehatan Warga SBT Maluku

Kandidat Hoegeng Awards 2022

Kisah Aipda Ali Kelian, Perjuangkan Pendidikan-Kesehatan Warga SBT Maluku

Farih Maulana Sidik - detikNews
Selasa, 05 Apr 2022 03:50 WIB
Aipda M Ali Kelian, Bhabinkamtibmas Polsek Geser, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku
Aipda M Ali Kelian, Bhabinkamtibmas Polsek Geser, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku (Foto: dok. istimewa)
Jakarta -

Aipda M Ali Kelian bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Polsek Geser, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku. Sosoknya diusulkan pembaca detikcom melalui formulir online di tautan https://dtk.id/hoegengawards menjadi salah satu kandidat penerima Hoegeng Awards 2022. Apa yang dilakukan Aipda Ali Kelian?

Sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Kian Laut, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Seram Bagian Timur, Aipda Ali Kelian sehari-hari bertanggung jawab menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat setempat. Di sela kesibukannya itu, Ali ternyata masih meluangkan waktunya untuk menjadi pelayan pendidikan dan kesehatan masyarakat.

Seorang pembaca detikcom bernama Masita Rahyantel menyebut Ali Kelian adalah penggagas kegiatan 'Klinik Mobile 24 Sehat dan Cerdas' di Kabupaten Seram Bagian Timur. Kegiatan Aipda Ali tersebut bergerak di bidang kesehatan dan pendidikan. Berikut cerita Masita:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan saya mengajukan sosok M Ali Kelian beliau seorang polisi, selain polisi beliau juga founder di Klinik Moblie 24 Sehat dan Cerdas yang bergerak di bidang kesehatan dan pendidikan di Kabupaten Seram Bagian Timur. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh M Ali Kelian, kebetulan saya seorang penggiat literasi dan bergabung menjadi relawan di Klinik Mobile 24 Sehat dan Cerdas. Kami juga pernah melakukan kegiatan sunatan massal, pengobatan gratis, mengantar ibu hamil yang bersalin di fasyankes dan mengedukasikan kepada anak-anak di Desa Ainena dan Desa Birit, Kecamatan Seram Timur, Kabupaten SBT (Seram Bagian Timur), Provinsi Maluku, (tentang) pentingnya pendidikan bagi anak-anak di sana, karena di sana minimnya peminat tentang pendidikan karena SDM-nya kurang.

Beliau (M Ali Kelian) juga mendirikan sekolah TK-Paud di kampung halamannya Desa Negri Kilwaru, Kecamatan Seram Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur.

ADVERTISEMENT

Melalui sambungan telepon, Masita menjelaskan bahwa kondisi tenaga pendidik di beberapa desa di Seram Bagian Timur memang kurang memadai, termasuk di desa tempat Ali Kelian bertugas. Anak-anaknya pun disebut minat untuk belajarnya kurang.

"Jadi kebetulan beliau (Ali Kelian) sempat diskusi dengan saya gimana kalau ini. Gimana sih katong cuma membangun TK dulu, supaya jiwa anak-anak itu bisa lah setidaknya punya dasar untuk pendidikan, supaya itu bisa mendorong mereka untuk lanjut sekolah lagi," kata Masita kepada detikcom, Senin (4/4/2022).

[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]

Aipda Ali Kelian memang membangun sebuah sekolah paud di Desa Birit, Kecamatan Seram Timur. Menurut Masita, Ali membangun sarana pendidikan bagi anak usia dini dilatarbelakangi atas keprihatinannya akan kondisi sarana belajar mengajar di desa tersebut.

Tak cuma soal pendidikan, Ali Kelian disebut Masita sangat peduli akan kondisi kesehatan masyarakat desa setempat. Ia pun menjadi pelopor dan mengajak para relawan untuk melakukan kegiatan sosial di bidang kesehatan.

Kegiatannya pun beragam. Mulai dari sosialisasi terkait kesehatan, pemeriksaan kesehatan, pengobatan gratis, sunatan massal hingga menolong ibu-ibu hamil yang hendak melahirkan untuk dibawa ke rumah sakit.

"Jadi kan beliau ada mobil, di sana cuma di kabupaten aja yang ada rumah sakit. Biasanya cuma ada Puskesmas aja kan, jadi beliau sudah menyediakan mobil untuk ibu-ibu melahirkan atau orang sakit yang bersedia untuk diantar kalau darurat gitu dibawa ke Puskesmas, beliau bersedia," ucapnya.

Aipda Ali Kelian menyebut ia pertama kali membangun sekolah paud itu pada tahun 2014. Sekolah tersebut terus dikelola hingga berkembang mendapat akreditasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Seram Bagian Timur pada 2015.

Dia menjelaskan ia tergerak hati untuk memperbaiki kondisi pendidikan di desa binaannya karena melihat anak-anak tidak mendapat pelayanan pendidikan yang baik seperti di beberapa desa di perkotaan. Karena desanya itu kepulauan membuat akses pendidikan menjadi ada kesenjangan.

"Jadi tiap bulan itu saya sisihkan sedikit rezeki dari gaji saya, lalu saya beli pengadaan bahan-bahan bangunan seperti papan kayu, seng. Saya bangun sekolah paud di atas permukaan laut di pinggir pantai, karena daerah itu daerah kepulauan, banyaknya masyarakatnya tinggal di dekat pantai," ujarnya.

Aipda M Ali Kelian, Bhabinkamtibmas Polsek Geser, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), MalukuSekolah Paud yang dibangun Aipda M Ali Kelian, Bhabinkamtibmas Polsek Geser, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku (Foto: dok. istimewa)

Awalnya sekolah paud itu biaya operasionalnya di bawah kendali dan tanggungjawab Aipda Ali. Namun setelah mendapat akreditasi, kini sekolah itu telah mendapat bantuan biaya operasional dari dinas pendidikan setempat.

Ia mengaku selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi sekolah yang dibangunnya saat tengah libur bertugas di kepolisian. Aipda Ali tak bisa mengecek langsung setiap hari jalannya pendidikan di sekolah itu karena jarak dari tempat ia bertugas ke sekolah cukup memakan waktu.

"Kalau kita tempuh kita menggunakan transportasi laut, kita naik kapal dulu dari kota/kabupaten itu kurang lebih 6 jam baru sampe ke Kecamatan Geser. Lalu kita menyeberang lagi menggunakan perahu kayak kapal laut," katanya.

[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]

Memasuki tahun 2022 saat pendemi melanda Tanah Air ia kembali tergerak untuk memfasilitasi layanan kesehatan bagi masyarakat di desa. Dengan dibantu sang istri yang memang seorang dokter, ia menggagas program Klinik Mobile 24 Sehat dan Cerdas.

Pelayanan dari klinik tersebut adalah menyediakan pengobatan gratis, sunatan massal untuk masyarakat kurang mampu. Ia dan tim relawan kerap turun langsung menjemput bola ke desa-desa di mana masyarakatnya membutuhkan pelayanan kesehatan.

"Jadi kami mobile, berpindah-pindah tempat, kami survei, sistimnya kami patroli lah kami cari 'oh desa ini yang membutuhkan kesehatan, kami turun'," katanya.

Kegiatan pelayanan kesehatan itu memang tak rutin ia lakukan setiap minggu atau sebulan sekali. Menurut Aipda Ali, ia harus menabung sekitar 2 bulan dari hasil menyisihkan uang gajinya sebagai polisi untuk melaksanakan program Klinik Mobile 24 Sehat dan Cerdas.

"Saya menabung kira-kira dalam jangka 2 bulan atau 6 bulan yang memang cukup untuk saya melaksanakan kegiatan itu ya saya laksanakan, langsung saya turun survei kira-kira desa mana yang bisa saya sentuh langsung, sehingga pelayanan kami benar-benar dinikmati oleh masyarakat setempat," ucapnya.

"Bahkan ada beberapa desa itu yang sudah melihat aksi-aksi saya menawarkan saya untuk kalau bila ada waktu luangkan waktu untuk saya bisa menyentuh di daerah desa mereka," imbuhnya.

Artikel ini adalah bagian dari rangkaian acara Hoegeng Awards 2022. Polisi yang diceritakan dalam artikel ini merupakan salah seorang yang diusulkan pembaca sebagai kandidat penerima Hoegeng Awards 2022. Pembaca detikcom bisa mengusulkan anggota polisi kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 melalui link berikut ini: Hoegeng Awards 2022.

(fas/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads