Menyusuri Jejak Masjid An-Nur Pekanbaru, Taj Mahal-nya Indonesia

Raja Adil Siregar - detikNews
Senin, 04 Apr 2022 14:34 WIB
Masjid An-Nur (Foto: Raja Adil Siregar/detikcom)
Pekanbaru -

Masjid Agung An-Nur di Kota Pekanbaru, Riau memiliki gaya arsitektur Melayu. Hal itu terlihat dari kubah masjid berbentuk gasing terbalik sebagai mainan tradisional Melayu.

Memadukan gaya Melayu, Turki, Arab dan India, masjid Agung An-Nur kerap disebut Taj Mahal-nya Indonesia. Saat Ramadan, masjid An-Nur menjadi tempat ngabuburit alias menunggu berbuka puasa.

Masjid yang berdiri kokoh di lahan seluas 12,6 hektare ini memiliki warna khas hijau di bagian luar. Sedangkan di bagian dalam dipadukan warna hijau, putih dan kaligrafi dengan warna keemasan.

Masjid mulai dibangun tahun 1963 sejak Riau ditetapkan sebagai Provinsi. Di mana penetapan Riau sebagai provinsi mandiri dilakukan tahun 1960 saat masa Gubernur Kaharuddin Nasution.

"Kalau dari sisi sejarah sejak Provinsi Riau dinobatkan jadi provinsi sendiri, Gubernur saat itu, Kaharuddin Nasution membangun pusat pemerintahan, kantor, rumah sakit dan tak kalah penting adalah masjid Raya An-Nur. Awalnya dulu masjid Agung An-Nur tahun 1960," kata Pengurus Masjid An-Nur, M Adin, Senin (4/4/2022).

Pada tahun 1963 mulai dibangun dan baru selesai tahun 1968. Saat itu Masjid An-Nur hanya memiliki 4 ha lahan dan diperluas sampai saat ini menjadi 12,6 ha.

Tidak sampai di situ, pada kepemimpinan Gubernur Rusli Zainal masjid diperbaharui hingga terlihat berdiri megah seperti saat ini. Masjid Agung An-Nur sendiri memiliki lima kubah dan empat menara.

Seluruh desainnya memiliki arti tersendiri. Empat bangunan menara menggambarkan empat sahabat Nabi Muhammad SAW, yakni Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Sementara untuk kubah berbentuk gasing terbalik diambil dari permainan tradisional Melayu, yakni Gasing. Gasing inilah yang menjadi ciri khas masjid tersebut selain mirip Taj Mahal.

"Masjid ini menggabungkan antara Melayu, Arab, India dan Turki. Jadi untuk Melayu itu ada kubahnya, kubahnya ini adalah salah satu permainan tradisional Melayu, gasing dan dipasang tebalik menjadi kubah," kata Adin.

Saat Ramadan 1443 H, masjid digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan. Hal ini terlihat dari aktivitas yang ada di lantai dasar bangunan tersebut.

Kajian islam, bedah buku, dakwah subuh dan berbagai kegiatan dilaksanakan saat Ramadan. Termasuk Bazar Ramadan di halaman parkir masjid yang baru dimulai pada Selasa (5/4) besok.

Simak juga 'Momen Salat Tarawih Pertama di Masjid Seribu Tiang Jambi & Al-A'raaf Lebak':






(ras/mud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork