Ramadan tahun ini cukup berbeda jika dibandingkan dengan dua tahun lalu. Sebab, Ramadan kali angka penyebaran COVID-19 cenderung melandai dan bisa dikendalikan. Imbasnya, sejumlah aturan pun kembali dilonggarkan.
Melihat fenomena tersebut, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengajak untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum meningkatkan rasa empati dan bangkit dari pandemi COVID-19.
"Pada Ramadan tahun ini, di kala penyebaran COVID-19 mulai terkendali, saatnya kita setiap anak bangsa bergandengan tangan untuk bangkit bersama dari hantaman dampak pandemi," kata Lestari dalam keterangan tertulis, Minggu (3/4/2022).
Menurutnya, semangat empati dan saling berbagi serta ketaatan terhadap perintah untuk berbuat kebajikan yang tumbuh di masa Ramadan harus menjadi modal untuk mengatasi sejumlah masalah.
Ia menambahkan ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membangkitkan rasa empat, seperti memberikan perhatian terhadap kasus kekerasan seksual perempuan dan anak, kekurangan gizi, dan pendidikan.
"Maraknya tindak kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, kekurangan gizi yang mengakibatkan stunting hingga sistem pendidikan nasional kita yang belum sepenuhnya bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman," katanya.
Lestari menjelaskan sejumlah langkah pun telah diambil oleh pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
"Pembahasan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) misalnya, saat ini sedang dibahas bersama oleh DPR dan Pemerintah yang memerlukan komitmen kuat semua pihak untuk mewujudkan," ujarnya.
Melalui rasa empati, Lestari optimistis Indonesia bisa bangkit dan mampu mencetak generasi penerus yang bisa membuat masa depan Tanah Air menjadi lebih baik.
"Berharap pada Ramadan ini semua upaya bangsa ini untuk bangkit dan mencetak generasi penerus yang tangguh di masa datang bisa segera dilakukan, untuk menyambut masa depan Indonesia yang lebih baik," tutupnya.
(akd/ega)