Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menyebut bulan Ramadan memberi berkah ke semua umat manusia. Suka cita Ramadan menurutnya dapat dirasakan oleh berbagai kalangan, tak hanya umat Islam.
Bagi umat Islam, kata Jazilul, bulan Ramadan merupakan waktu yang dirindukan. Sebab, pada bulan Ramadan, Allah melimpahkan dan menggandakan pahala bagi umatnya. Dikatakan oleh politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu, di Indonesia Ramadan tidak hanya sekadar bagaimana umat Islam menjalankan kewajiban berpuasa namun di sana berbagai sendi kehidupan umat juga terangkat.
"Saat Ramadan kegiatan perekonomian meningkat, kegiatan sosial dan budaya pun juga meriah," kata Jazilul dalam keterangannya, Sabtu (2/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu mengatakan Ramadan memberikan berkah bagi banyak orang. Ia mencontohkan penjual pakaian, makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya, termasuk mereka yang non muslim bisa meningkat penjualannya.
"Jadi Ramadan memberi berkah dan rezeki kepada semuanya," cetus Jazilul.
Mengenai perbedaan penentuan waktu Ramadan, alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu menegaskan hal itu bukan masalah.
"Baik metode hisab maupun rukyat sama-sama sahnya," tegas Jazilul.
Jazilul memandang perbedaan itu justru menunjukkan suatu dinamika tersendiri di kalangan umat Islam. Untuk itu, ia mengimbau agar perbedaan penentuan awal puasa jangan dibesar-besarkan.
"Beda penentuan jadwal puasa namun bareng saat buka dan sahur," imbuhnya.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu mengajak kepada umat Islam di Ramadan ini tidak hanya meningkatkan derajat keimanan, namun juga wawasan kebangsaan lewat ibadah di bulan Ramadan.
Ia mengulas Hari Kemerdekaan Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945 saat bulan Ramadan. Hal itu, kata dia, menunjukkan saat umat Islam menjalankan ibadahnya, nilai-nilai kebangsaan yang ada tetap dijaga, dirawat, bahkan dijadikan momentum besar untuk memerdekakan diri.
"Hal demikian menunjukkan ada nilai yang seiring dan sejalan antara ibadah umat dengan paham kebangsaan," sebut Jazilul.
Jazilul juga menyoroti masyarakat kerap gaduh dengan sikap dan kepentingan politiknya masing-masing. Ia memandang kegaduhan itu bila dibiarkan bisa menimbulkan perpecahan masyarakat. Nilai-nilai puasa yang salah satunya mampu menahan dan mengendalikan diri hendaknya diimplementasikan oleh umat Islam saat bermedia sosial.
"Di bulan Ramadan ini lebih baik kita bertutur pada nilai-nilai yang mengandung kebersamaan," pesan Jazilul.
Jazilul meyakini ibadah puasa Ramadan mampu mengubah karakter umat Islam menjadi pribadi yang lebih baik. Ia berharap hasil yang diperoleh dipertahankan sehingga keinginan untuk membentuk masyarakat yang saling menghormati, menghargai, tenggang rasa, dan toleransi, bisa tercapai.
Selain itu, Jazilul mengingatkan agar umat Islam waspada dalam menjalankan aktivitas ibadah di bulan Ramadan ini, mengingat risiko penularan COVID-19 masih ada.
"Tetap waspada dengan COVID-19," ujar Jazilul.
(fhs/fhs)