Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti bicara mengenai minyak goreng yang langka di pasaran. LaNyalla menegaskan DPD RI telah memanggil Menteri Perdagangan untuk dimintai pertanggungjawabannya.
LaNyalla pun telah meminta Presiden Jokowi turun tangan mengambil alih kebijakan terkait minyak goreng ini, agar masyarakat tak resah, terlebih kita sudah memasuki bulan suci Ramadan.
"Mendag kepada kami berjanji akan mengatasi persoalan ini. Kami akan tagih janji Mendag tersebut. Saya juga mendesak kepada Presiden Jokowi untuk mengambil langkah strategis dan taktis mengatasi kelangkaan minyak goreng di pasaran," ujar LaNyalla dalam keterangannya, Minggu (3/4/2022).
Sedangkan mengenai kenaikan harga Pertamax dan langkanya Solar di pasaran, LaNyalla menyayangkan hal tersebut terjadi. Menurut LaNyalla, akar masalah dari kelangkaan bahan bakar jenis Solar Subsidi di Indonesia karena BPH Migas keliru menetapkan kuota.
Menurut LaNyalla, BPH Migas tidak memperhitungan kenaikan belanja konsumsi masyarakat, serta peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat di tahun 2022. Bahkan, tidak menghitung mudik dan balik Lebaran di akhir April dan awal Mei 2022.
"BPH Migas malah menurunkan kuota tahun 2022 dibanding kuota tahun 2021. Ini kan aneh. Dirut Pertamina sudah sampaikan, kuota turun 5 persen dari kuota tahun 2021. Sementara ada kenaikan permintaan aktivitas logistik di tahun 2022," tandasnya.
Sebagai misal kuota solar subsidi untuk Jawa Timur. Pada tahun 2021 Jawa Timur mendapat kuota sebesar 2.352.388 kilo liter. Namun pada tahun 2022 turun menjadi 2.281.581 kilo liter.
"Saya tidak tahu, mengapa kuota Solar subsidi malah diturunkan di saat pandemi mulai declined. Apakah karena pemerintah tidak punya kemampuan anggaran? Ini yang belum terungkap," imbuhnya.
Untuk itu, LaNyalla telah meminta Komite II DPD RI untuk memanggil BPH Migas agar menjelaskan alasan apa mereka menetapkan kuota Solar subdisi tahun 2022 lebih sedikit dari tahun 2021.
Soal spekulasi adanya kebocoran Solar subsidi ke industri sebenarnya tidak signifikan. Karena dari total dari kebutuhan nasional Solar, kebutuhan industri hanya di kisaran 2 persen. Sisanya 98 persen tersalurkan ke SPBU.
Baca halaman selanjutnya LaNyalla Bertemu Mudrik Sangidu..
Simak juga 'Jokowi Beri BLT Minyak Goreng Rp 300 Ribu':
(mpr/ega)