Anggap Penundaan KTT G20 Repot
Sementara itu, Hikmahanto menanggapi usulan penundaan KTT G20 karena polemik Rusia ini. Dia menilai penundaan G20 ditunda itu merepotkan.
"Menurut saya kalau ditunda agak repot," ucap Hikmahanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hikmahanto menjelaskan G20 merupakan acara tahunan yang saat ini kegiatannya tengah berlangsung di Indonesia. Dia khawatir Indonesia dianggap membuang anggaran apabila KTT G20 ditunda.
"Indonesia kan sudah melakukan berbagai persiapan untuk November. Nanti anggaran terbuang percuma dan bisa dianggap kerugian negara," terangnya.
"Oleh karenanya harus tetap berlangsung tahun ini. Terlebih undangan sudah disebar ke para anggota. Kalau diundur kan harus ada persetujuan dari semua negara. Jangan-jangan malah jadi ladang baru untuk konflik AS dan sekutunya vs Rusia dan sekutunya," imbuh Hikmahanto.
Sebelumnya, PM Kanada Justin Trudeau dengan tegas mengatakan dia tidak ingin melihat Presiden Rusia Vladimir Putin di pertemuan G20 tahun ini. Trudeau menyebut soal invasi Rusia ke Ukraina sebagai alasannya.
Dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (1/4), Trudeau mengatakan dia telah menyampaikan pandangannya pada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), yang menjadi tuan rumah KTT G20 pada November mendatang, bahwa kehadiran Putin akan "sangat sulit bagi kita dan tidak produktif untuk G20."
"Ini akan menjadi masalah besar bagi banyak negara, termasuk Kanada," katanya kepada para wartawan di Ottawa, Kanada.
Trudeau menyatakan bahwa KTT G20 adalah tentang "bagaimana kita mengelola dan mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia."
"Rusia dengan invasi ilegalnya ke Ukraina telah menjungkirbalikkan pertumbuhan ekonomi bagi semua orang di seluruh dunia dan tidak mungkin menjadi mitra konstruktif dalam cara kita mengelola krisis yang diciptakan oleh invasi ilegal Rusia ke Ukraina," tutur pemimpin Kanada itu.
"Intinya adalah tidak mungkin urusan seperti biasa dengan memiliki Vladimir Putin duduk di sekitar meja berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, karena itu tidak baik-baik saja, dan itu salah dia," cetus Trudeau.
(drg/rfs)