Narasi Kadrun Vs Cebong Diminta Tak Dibawa ke Polemik IDI Vs Terawan

Narasi Kadrun Vs Cebong Diminta Tak Dibawa ke Polemik IDI Vs Terawan

Nurcholis Maarif - detikNews
Jumat, 01 Apr 2022 16:01 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Polemik pemecatan keanggotaan dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) semakin melebar. Percakapan di media sosial kini menyorot Ketua Umum IDI periode 2022-2025 Adib Khumaidi yang merangkap jabatan di Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga dikait-kaitkan dengan cebong-kadrun di media sosial.

Dosen ilmu politik dan international studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menjelaskan fenomena itu tak lepas dari polarisasi politik yang ada di Indonesia.

"Pertama, IDI harus profesional dari unsur politik, harus dijamin, ditegakkan. Adapun kemudian, misal apa namanya, terkait (dr Terawan) pemecatan dari IDI, kemudian munculnya narasi kadrun dan cebong, itu materi percakapan publik yang harus dibuktikan," ujarnya saat dihubungi detikcom, Jumat (1/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau iya, tentu harus dinetralisir, anasir-anasir yang bernuansa politik. Karena sesuatu yang sifatnya profesional yang kemudian diharapkan menjalankan konsep etik, dalam profesi mereka. Kalau dia masuk ranah politik, itu sudah hilang profesionalitasnya," imbuhnya.

Ia pun meminta IDI mengklarifikasi agar organisasinya bebas dari kepentingan politik. Dengan demikian, independensi IDI bisa terjaga.

ADVERTISEMENT

"Oleh karena itu, yang kedua, IDI harus menyampaikan klarifikasi yang baik, dan kemudian bisa menjamin bahwa independensi dan netralisasi IDI dalam konteks politik, harus bisa ditegakkan. Itu yang penting," imbuhnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan narasi kadrun dan cebong tak boleh dibawa dalam ranah organisasi profesional seperti IDI. Narasi kadrun vs cebong bisa berpengaruh tidak sehat terhadap demokrasi di Indonesia.

"Adapun wacana kadrun dan cebong itu lah, yang pasti begini narasi polarisasi politik identitas tidak boleh dibawa dalam ruang profesionalitas, bukan hanya dalam ranah kedokteran, tapi semua ranah yang seharusnya netral," ujarnya.

"Baik itu birokrasi, pemerintahan, termasuk universitas dan kampus yang menjadi medan terbuka untuk berpengaruh dari kekuatan politik identitas itu. Dan itu sama sekali sangat tidak sehat terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia," imbuhnya.

Klik halaman selanjutnya >>> MUI Prihatin Ketum IDI Dikait-kaitkan Kadrun

MUI Prihatin Ketum IDI Dikait-kaitkan Kadrun

MUI prihatin dengan ramainya olok-olok di media sosial itu. Seperti diketahui, Adib Khumaidi menjabat Ketua Pelaksana Ketua Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia (LK MUI).

"Menanggapi hal ini, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan merasa prihatin karena memasuki bulan suci Ramadan masih belum sadar untuk berhenti memperolok-olokkan saudara sebangsa setanah air. Kapan Indonesia mau maju kalau masih salah menyalahkan bahkan memfitnah sesama saudara sebangsa setanah air," ujar Sekjen MUI Amirsyah Tambunan saat dihubungi, Jumat (1/4/2022).

Amirsyah menyebut olokan publik terkait Adib sebenarnya tak perlu digubris. Hanya, dia mengingatkan agar semua pihak saling memaafkan di bulan suci Ramadan.

"Memasuki Ramadan 1443 H, mengingatkan pegiat medsos berhentilah dan mari kita sambut kehadiran bulan suci Ramadan saling memaafkan agar pelaksanaan ibadah puasa dengan khusyuk," tuturnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads