Polemik pemecatan keanggotaan dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) semakin melebar. Percakapan di media sosial kini menyorot Ketua Umum IDI periode 2022-2025 Adib Khumaidi yang merangkap jabatan di Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga dikait-kaitkan dengan cebong-kadrun di media sosial.
Dosen ilmu politik dan international studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menjelaskan fenomena itu tak lepas dari polarisasi politik yang ada di Indonesia.
"Pertama, IDI harus profesional dari unsur politik, harus dijamin, ditegakkan. Adapun kemudian, misal apa namanya, terkait (dr Terawan) pemecatan dari IDI, kemudian munculnya narasi kadrun dan cebong, itu materi percakapan publik yang harus dibuktikan," ujarnya saat dihubungi detikcom, Jumat (1/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau iya, tentu harus dinetralisir, anasir-anasir yang bernuansa politik. Karena sesuatu yang sifatnya profesional yang kemudian diharapkan menjalankan konsep etik, dalam profesi mereka. Kalau dia masuk ranah politik, itu sudah hilang profesionalitasnya," imbuhnya.
Ia pun meminta IDI mengklarifikasi agar organisasinya bebas dari kepentingan politik. Dengan demikian, independensi IDI bisa terjaga.
"Oleh karena itu, yang kedua, IDI harus menyampaikan klarifikasi yang baik, dan kemudian bisa menjamin bahwa independensi dan netralisasi IDI dalam konteks politik, harus bisa ditegakkan. Itu yang penting," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan narasi kadrun dan cebong tak boleh dibawa dalam ranah organisasi profesional seperti IDI. Narasi kadrun vs cebong bisa berpengaruh tidak sehat terhadap demokrasi di Indonesia.
"Adapun wacana kadrun dan cebong itu lah, yang pasti begini narasi polarisasi politik identitas tidak boleh dibawa dalam ruang profesionalitas, bukan hanya dalam ranah kedokteran, tapi semua ranah yang seharusnya netral," ujarnya.
"Baik itu birokrasi, pemerintahan, termasuk universitas dan kampus yang menjadi medan terbuka untuk berpengaruh dari kekuatan politik identitas itu. Dan itu sama sekali sangat tidak sehat terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia," imbuhnya.
Klik halaman selanjutnya >>> MUI Prihatin Ketum IDI Dikait-kaitkan Kadrun