Komisi VIII DPR soal Kemungkinan Beda Awal Puasa: Tak Perlu Berpolemik

Komisi VIII DPR soal Kemungkinan Beda Awal Puasa: Tak Perlu Berpolemik

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Jumat, 01 Apr 2022 05:00 WIB
Ketua DPP Golkar Ace Hasan
Ace Hasan Syadzily (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Komisi VIII DPR RI menginginkan awal puasa 1 Ramadhan 1443 H di Tanah Air berbarengan atau sama. Namun, jika awal puasa tahun ini nantinya berbeda menurut Komisi VIII hal biasa dan tak perlu jadi polemik.

"Ormas Islam Muhammadiyah jelas telah menetapkan 1 Ramadhan 1443 H ini pada tanggal 2 April 2022 ini. Muhammadiyah telah menetapkannya berdasarkan pada metode hisab," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Kamis (31/4/2022).

Sementara itu, penentuan awal puasa yang dilakukan pemerintah selama ini berbeda yakni menggunakan metode rukyatul hilal yaitu dengan melihat keberadaan hilal. Metode pemerintah ini telah digunakan selama ini dalam penentuan awal Ramadan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kepastiannya tentu tergantung dari sidang isbat Kementerian Agama berdasarkan atas rukyatul hilal oleh petugas yang disebar di berbagai titik daerah untuk melihat keberadaan hilal apakah hilal itu sudah berada 2 derajat di bawah ufuk atau tidak," ujarnya.

Menurut Ace, pemerintah juga akan mendengarkan laporan dari LAPAN untuk melihat secara langsung keberadaan hilal tersebut. Hasil tersebut tentu menurut Ace tak dapat dispekulasikan apakah akan sama dengan penetapan hasil hisab atau rukyatul hilal yang akan disepakati dalam sidang isbat.

ADVERTISEMENT

"Namun, jika pun terdapat perbedaan hasilnya, tentu kita tak harus berpolemik. Perbedaan itu biasa dalam penetapan awal Ramadan. Kedua-duanya memiliki dasar hukum yang kuat menurut fiqh Islam dalam penentuan awal Ramadan ini," ucap Ace.

"Hal ini bagian dari khazanah kekayaan umat Islam dalam menentukan awal Ramadan ini," imbuhnya.

Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:

Kemungkinan Beda Awal Puasa

Muncul kemungkinan terjadi perbedaan awal Ramadan 1443 H karena metode penetapan yang digunakan tidak sama, ada yang mengawali Ramadan di tanggal 2 April, tetapi ada juga yang kemungkinan mengawali puasa pada 3 April. Kemenag meminta masyarakat menunggu hasil sidang isbat terkait perbedaan tersebut.

"Kita tunggu hasil sidang isbat," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib, dalam keterangannya, Kamis (31/3/2022).

Sdang Isbat awal Ramadan 1443 H akan digelar pada 1 April 2022, bertepatan dengan 29 Syakban 1443 H. Sidang isbat akan digelar Kementerian Agama, sebagaimana amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.

"Sidang isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," tutur Adib.

Sementara itu, mengenai adanya potensi perbedaan, Adib mengatakan potensi itu bisa saja ada. Sebelumnya, juga pernah terjadi perbedaan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan metode penetapan. Ada yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal, ada yang menggunakan Imkanur-Rukyat.

"Jika pun ada beda awal Ramadan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyukan dalam menjalani ibadah puasa," ungkapnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads