Nama Kapolsek Ketingau Hulu, Polres Sintang, AKP Fahri Gunawan diusulkan pembaca detikcom menjadi kandidat penerima Hoegeng Awards 2022. Pembaca detikcom bisa mengusulkan polisi teladan di sekitarnya melalui formulir online di tautan https://dtk.id/hoegengawards.
Dilihat detikcom, salah satu pengusul AKP Fahri adalah Ahmad Ropiq Ramadhan, warga Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Dia menceritakan sosok Fahri yang tidak membantu meloloskan anaknya sendiri saat terjaring razia bersama kawannya karena melanggar aturan lalu lintas. Begini cerita Ahmad:
Pak Fahri merupakan sosok polisi yang jujur dan berani menurut saya. Karena pernah suatu ketika anak perempuannya terjaring razia karena tidak memakai helm. Pak Fahri tidak membantu anaknya untuk lepas begitu saja dari razia tersebut, sehingga anaknya pun tetap dirazia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom lalu menghubungi Ahmad melalui sambungan telepon untuk menggali kisahnya tersebut. Ahmad bercerita saat itu ia tengah memboncengkan anak perempuan AKP Fahri, kemudian mereka ditilang karena penumpang tidak memakai helm.
"Saat itu anaknya yang saya bonceng tidak menggunakan helm, jadi otomatis saya saja yang menggunakan helm. Setelah ditilang, barulah (mengetahui) ternyata yang menilang itu ayahnya sendiri," kata Ahmad kepada detikcom, Kamis (31/3/2022).
Semula, Ahmad tak mengetahui bahwa polisi yang hadir dalam razia itu adalah ayah penumpang yang diboncengkannya. Dia baru mengetahui saat anaknya AKP Fahri bercerita melalui pesan WhatsApp.
"Setelah itu, sudahlah, kami langsung ditilang dan disidang. Jadi anaknya setelah ditilang itu cerita pas sore ke malam di-chat via WA bahwasanya yang nilang itu bapaknya. Abis itu, ceritalah dimarahin di rumah juga segala macam," ujarnya.
[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]
Menurut Ahmad, peristiwa itu terjadi pada 2019 di Jalan dr Wahidin Sudiro Husodo, Kabupaten Sintang, tepatnya di halaman Polres Sintang. Setelah tak dibiarkan anaknya lolos sanksi tilang, Ahmad mendapat cerita bahwa AKP Fahri memarahi anaknya yang tidak menaati aturan lalu lintas.
"Kebetulan saja saat itu Pak Fahri ada di Polres Sintang karena panggilan dari Kapolres pada saat itu. Kemudian Pak Fahri melihat kami ditilang dan mendatangi kami. Setelah itu, saya ikut dengan polisi yang bertugas, sedangkan anaknya dipanggil oleh Pak Fahri. Saya kurang tahu apa yang dibicarakan oleh ayah dan anak tersebut, akan tetapi kami tetap ditilang. Malamnya, anaknya bercerita bahwa dia dimarahi karena tidak taat aturan dengan tidak menggunakan helm," ucapnya.
Ajarkan Tertib Aturan Mulai dari Keluarga
AKP Fahri menceritakan kisahnya tak membantu anak lolos dari razia tilang kendaraan. Saat itu, Satuan Lalu Lintas Polres Sintang sedang menggelar razia kendaraan.
Dia yang melihat anaknya diboncengkan temannya tidak menggunakan helm. Kemudian meminta anggota Lantas lainnya untuk menilang kendaraan yang ditumpangi oleh anaknya itu.
"Ceritanya saat itu ada razia dari Satlantas Polres Sintang. Anak saya diboncengkan tak pakai helm. Karena yang boncengkan kawan anak saya teman sekolahnya saat itu tidak ada SIM, maka saya suruh anggota Lantas untuk menilang mereka," kata Fahri.
AKP Fahri sengaja tak meloloskan anaknya dari sanksi tilang. Dia ingin memberi edukasi kepada masyarakat mengenai aturan kelengkapan berkendara, dimulai dari keluarganya.
"Untuk memberikan pelajaran dan edukasi (ke masyarakat) bahwa kalau mengendarai kendaraan bermotor harus mempunyai SIM, membawa STNK, dan menggunakan helm standar. Kita contohkan untuk keluarga kita dulu, baru ke masyarakat," ucapnya.
Dia tak segan menegur dan menasihati anaknya yang melanggar aturan lalu lintas. Lalu dia pun menjelaskan kepada anaknya mengenai aturan kelengkapan berkendara.
"(Saya tegur anak) lain kali, kalau membawa kendaraan bermotor, harus mempunyai SIM, bawa STNK, pakai kaca spion, menggunakan helm standar, dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas," imbuhnya.
[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]
Sejak pandemi COVID-19 melanda, kini ia fokus membantu warga setempat. Di antaranya melalui program vaksinasi dan penyaluran bantuan beras bagi lansia dan warga tidak mampu.
"Polsek Ketungau Hulu melaksanakan dan membantu kegiatan vaksinasi yang dilakukan puskesmas sampai ke desa-desa, sejak digalakkannya vaksin tahun 2020 sampai saat ini. (Kami juga) memberikan bantuan tali kasih berupa beras untuk lansia dan warga tidak mampu saat vaksin. (Jumlahnya) 500 kg, dengan 5 kg per orang," terangnya.
Artikel ini adalah bagian dari rangkaian acara Hoegeng Awards 2022. Polisi yang diceritakan dalam artikel ini merupakan salah seorang yang diusulkan pembaca sebagai kandidat penerima Hoegeng Awards 2022. Pembaca detikcom bisa mengusulkan anggota polisi kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 melalui link berikut ini: Hoegeng Awards 2022.
(fas/hri)