Daftar Momen Jokowi Jengkel, Terbaru Gara-gara Impor

Daftar Momen Jokowi Jengkel, Terbaru Gara-gara Impor

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 27 Mar 2022 10:20 WIB
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluapkan kejengkelannya saat memberikan arahan dalam acara bangga buatan Indonesia yang digelar di Badung, Bali. Momen kejengkelan Jokowi ini bukan yang pertama.

Sebelumnya, Jokowi juga pernah meluapkan amarahnya saat memberikan arahannya. Momen ini terjadi ketika Jokowi menilai banyak pejabat yang tidak memiliki sense of crisis di saat pandemi Corona.

Jokowi juga pernah jengkel karena banyak anggaran yang mengendap di bank. Terbaru Jokowi marah soal banyaknya produk impor yang membuatnya sampai mengucapkan kata 'bodoh'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum detikcom, Minggu (27/3/2022), berikut ini deretan momen kemarahan Jokowi saat memberikan arahan.

1. Jengkel soal Bansos (19 Mei 2020)

Jokowi juga pernah menunjukkan kekesalannya terkait penyaluran bantuan sosial (bansos) tunai. Dia geram penyalurannya berbelit-belit dan begitu lambat untuk sampai ke penerima.

ADVERTISEMENT

Jokowi pun kembali membahasnya dalam rapat terbatas dengan para menteri pada bulan lalu. Dia mengungkapkan prosedur penyaluran bansos tunai terlalu rumit.

"Kecepatan yang kita inginkan agar (penyaluran) bansos itu segera sampai di masyarakat, ternyata memang di lapangan banyak kendala dan problemnya, problemnya adalah masalah prosedur yang berbelit-belit," tegasnya saat membuka rapat terbatas virtual, Selasa (19/5/2020).

Jokowi menekankan saat ini adalah situasi yang luar biasa dan tidak normal. Oleh karena itu bansos baik dalam bentuk tunai maupun sembako dibutuhkan percepatan dalam penyalurannya.

Dia pun meminta agar penyaluran bansos dibuat sesederhana mungkin agar fleksibel dalam pelaksanaannya. Namun dia menekankan harus tetap akuntabel.

"Yang paling penting bagaimana mempermudah pelaksanaan itu di lapangan. Oleh sebab itu, keterbukaan itu sangat diperlukan sekali," tambahnya

Untuk pencegahan hal-hal yang tidak diinginkan, Jokowi mengusulkan penyaluran bansos agar didampingi KPK, BPKP, dan Kejaksaan.


2. Singgung soal Suasana Krisis (18 Juni 2020)

Jokowi pernah marah saat membuka Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020. Video kemarahan ini diunggah pada 28 Juni 2020. Dalam video itu, Jokowi langsung membuka pidatonya dengan nada tinggi.

"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Jokowi.

Dia mengatakan suasana dalam 3 bulan belakangan ini dan ke depannya merupakan suasana krisis. Untuk itu, dia meminta semua menteri dan pimpinan lembaga negara juga merasakan bekerja dalam suasana krisis. Namun dia merasa masih ada bawahannya yang bekerja seolah-olah kondisi normal.

"Lha, kalau saya lihat Bapak-Ibu dan saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa, extraordinary. Perasaan ini tolong sama. Kita harus sama perasaannya. Kalau ada yang berbeda satu saja, sudah berbahaya," tuturnya.

Jokowi pun mengingatkan sudah banyak lembaga internasional yang memprediksi ekonomi dunia akan turun cukup dalam. Dia meminta agar hal itu diwaspadai bukan malah diabaikan.

Jokowi pun memerintahkan jajaran kabinet untuk kerja ekstra dalam menangani pandemi virus Corona (COVID-19). Dengan tegas, Jokowi akan melakukan perombakan kabinet jika diperlukan.

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, Bapak-Ibu tidak merasakan itu sudah," ujarnya.

Jokowi menyebut dia juga akan melakukan perombakan kabinet jika diperlukan. Jokowi menegaskan akan mengambil langkah penting untuk memerangi virus Corona.

3. Singgung Insentif Nakes (29 Juni 2020)

Jokowi kembali menunjukkan kekesalannya. Kali ini soal pemberian insentif kepada tenaga kesehatan yang menangani COVID-19. Dia menilai prosesnya terlalu berbelit-belit.

Hal itu diutarakan Jokowi saat membuka rapat terbatas pagi ini di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/6/2020).

"Selanjutnya, saya minta agar pembayaran reimbursement untuk pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan COVID ini dipercepat pencairannya. Jangan sampai ada keluhan," tegasnya.

Jokowi tidak ingin ada tenaga medis yang mengeluhkan sulitnya pencairan insentif dari uang tambahan tambahan hingga uang santunan kematian. Jika ada prosedur yang berbelit, dia minta segera dipangkas.

"Misalnya yang meninggal itu harus segera di apa itu, bantuan santunan itu harus mestinya begitu meninggal bantuan santunan harus keluar. Prosedurnya di Kementerian Kesehatan betul-betul bisa dipotong. Jangan sampai bertele-bertele. Kalau aturan di permennya berbelit-belit ya disederhanakan," tegasnya.

Selain itu, Jokowi meminta agar pembayaran untuk klaim rumah sakit terkait penanganan COVID-19 juga dipercepat.

"Pembayaran klaim rumah sakit secepatnya. Insentif tenaga medis secepatnya. Insentif petugas lab juga secepatnya. Kita nunggu apa lagi? Anggarannya sudah ada," ucapnya.

4. Singgung Produk Impor (25 Maret 2022)

Terbaru, Jokowi dibuat jengkel karena banyaknya produk impor di Indonesia. Jokowi bahkan menyebut kata 'bodoh' hingga melarang tepuk tangan saat memberikan arahan di depan para kepala daerah hingga menteri.

Kekesalan Jokowi itu diluapkan saat menyampaikan pengarahan kepada para menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan BUMN tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia yang digelar di Badung, Bali, seperti disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).

Jokowi menyinggung susahnya belanja produk dalam negeri. Jokowi kemudian menyentil kementerian-kementerian dan di momen inilah dia menyinggung reshuffle.

"Kementerian, sama saja, tapi itu bagian saya itu. Reshuffle, udah, heeeh saya itu, kayak gini nggak bisa jalan," kata Jokowi.

"Sudah di depan mata, uangnya ada, uang uang kita sendiri, tinggal belanjakan produk dalam negeri saja sulit," imbuh Jokowi.

Jokowi juga membeberkan informasi terkait seragam tentara dan polisi yang masih impor. Dia meminta impor ini dihentikan.

"Coba CCTV beli impor. di dalam negeri ada yang bisa produksi. Apa-apaan ini, dipikir kita bukan negara yang maju, buat CCTV saja beli impor. Seragam dan sepatu tentara dan polisi beli dari luar. Kita ini produksi di mana-mana bisa. Jangan diterus-teruskan," imbuh Jokowi.

Halaman 2 dari 3
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads